Panti Asuhan di Tangerang Disegel Polisi, Buntut Pelecehan Seksual Belasan Anak Asuh
thedesignweb.co.id, Jakarta – Panti Asuhan Darussalam di Kecamatan Pinang Kota Tangerang telah ditutup polisi. Stempel itu dibuat terkait kasus kekerasan seksual yang dilakukan pemilik dan wali puluhan anak panti asuhan.
“Garis polisi sudah dipasang. Masih dilakukan penyelidikan,” kata Kepala PPA Polres Metro Tangerang AKP Rumyati, Jumat (4/10/2024).
Padahal sebelumnya jumlah murid di panti asuhan itu sekitar 18 orang, semuanya laki-laki, atau yatim piatu, atau yatim piatu, atau orang miskin. Usia murid di rumah adalah 3 hingga 22 tahun.
Pemerintah Kota Tangerang kini telah mengevakuasi 12 anak tersebut ke Rumah Perlindungan Sosial (RPS) dinas sosial setempat. Sementara dua orang di antaranya masih anak-anak dititipkan ke asrama Islam terdekat, sedangkan sisanya ditampung di rumah relawan.
Pj Wali Kota Tangerang Noordin memastikan 12 anak yang sudah berada di RPS dalam keadaan baik dan aman. Mereka diminta tidur satu kamar sebagai tahap adaptasi di tempat baru.
“Anak-anak kita tampung, segera diberikan pengobatan seperti pemeriksaan kesehatan, dan tadi malam mereka nyaman, bisa nonton TV, bermain bersama teman, dan pagi ini ganti baju, sholat dan lain sebagainya,” ujarnya. dikatakan. Nurdin.
Nurdin membenarkan, Panti Asuhan Darussalam di Kabupaten Penang belum memiliki izin mengasuh anak asuh. “Tidak ada alasan untuk mengeluarkan izin pengurusan panti asuhan di panti sosial,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, sekitar 12 anak panti asuhan di Dar es Salaam, Kecamatan Pinang, Tangerang terpaksa dievakuasi ke Rumah Perlindungan Sosial (RPS) dinas kesejahteraan setempat. Sebab, mereka diduga melakukan pelecehan seksual yang dilakukan pemilik dan wali panti asuhan.
Sayangnya, peristiwa dugaan kekerasan itu terjadi sudah lama sekali. Namun setelah mengumpulkan bukti-bukti dan melalui prosedur, baru pada Kamis, 3 Oktober 2024 malam, Pemerintah Kota Tangerang mengevakuasi puluhan anak dari panti asuhan tersebut.
“Prosesnya panjang, dimulai Juli lalu kami mendapat laporan dari dua anak, tapi prosesnya masih kami dalami, finalisasi bukti-buktinya, lalu semua prosedurnya harus kami lalui,” kata Pj Wali Kota Tangerang Noordin, Jumat (12/7). Oktober). 4 Agustus 2024).
Baru pada tanggal 30 September 2024 kasus yang memuat bukti-bukti yang diperlukan mengenai dugaan pelecehan anak selesai. Terakhir, Kamis malam kemarin, 12 anak dievakuasi ke RPS Dinas Sosial Kota Tangerang.
Saat melakukan evakuasi untuk menyelamatkan 12 siswa tersebut, warga setempat protes setelah mengetahui adanya dugaan pelecehan seksual di panti asuhan tersebut.
“Sebenarnya anak-anak ada 18 orang, 12 orang diantaranya dievakuasi ke RPS. Kemudian dua orang anak yang masih kecil dikirim ke pesantren, selebihnya relawan,” kata Nurdin.
Meski berhasil diselamatkan, Noordin mengaku belum mengetahui siapa sebenarnya korban kekerasan seksual tersebut. Hingga saat ini, pihaknya terus membantu polisi dalam melakukan penyelidikan menyeluruh, serta memberikan pendampingan kepada anak-anak yang seluruhnya berjenis kelamin laki-laki.
“Anak laki-laki berusia tiga tahun ke atas ada 12 orang, yang tertua 22 tahun,” ujarnya.