Kesehatan

Mengenal Kardiomiopati: Gejala, Faktor Risiko, hingga Penanganan dari Kelainan Otot Jantung Ini

thedesignweb.co.id, Jakarta Kematian mendadak di usia muda, terutama setelah berolahraga, bisa disebabkan oleh kardiomiopati.

Kardiomiopati adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kelainan pada otot jantung karena sebab tertentu.

“Salah satu jenis kardiomiopati, yaitu kardiomiopati hipertrofik, merupakan penyebab paling umum kematian jantung mendadak saat berolahraga di masa muda,” kata Leonardo, dokter spesialis kardiovaskular subspesialisasi gagal jantung stadium lanjut dan kardiometabolisme di RS Siloam Kebon Jeruk. Minggu Paskah dalam siaran persnya, Selasa (24 September 2024). Apa saja gejala umum kardiomiopati?

Leonardo menambahkan, gejala kardiomiopati cenderung berbeda-beda tergantung jenis dan tingkat keparahan penyakitnya. Gejala umum yang mungkin terjadi antara lain: sesak napas, terutama saat beraktivitas fisik atau saat berbaring; perasaan cepat lelah bahkan setelah aktivitas ringan; pembengkakan, terutama pada kaki, pergelangan kaki dan perut, akibat retensi cairan; nyeri dada atau ketidaknyamanan yang mungkin menyebar ke lengan, bahu, atau leher; perasaan detak jantung tidak teratur atau kuat; pingsan, terutama saat berolahraga. Bisakah kardiomiopati menyebabkan komplikasi?

Komplikasi bisa timbul jika gejalanya tidak ditangani dan ditangani tepat waktu.

Komplikasi lebih lanjut dari kardiomiopati umumnya mencakup gagal jantung, yang ditandai dengan masalah pada jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh secara efektif. Entah karena kontraksi ototnya melemah, atau malah sebaliknya relaksasi ototnya terganggu.

Kondisi ini akan menyebabkan darah menumpuk di berbagai organ tubuh seperti paru-paru, lambung, ginjal, dan kedua kaki, sehingga penderita akan mengeluh sesak napas dan pembengkakan pada tubuh.

Siapa pun bisa terkena kardiomiopati, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Namun, beberapa kelompok lebih mungkin terkena kardiomiopati jika mereka memiliki faktor risiko berikut: Riwayat keluarga

Risikonya paling besar jika ada anggota keluarga yang menderita kardiomiopati serupa, penyakit jantung lain, atau kematian jantung mendadak di usia muda. Secara genetik

Risikonya meningkat bagi mereka yang mewarisi gen yang bermutasi. Pengujian genetik dapat mendeteksi hal ini. Riwayat infeksi atau peradangan jantung

Faktor risiko juga meningkat jika terdapat riwayat infeksi atau peradangan pada jantung (miokarditis). Kondisi ini paling sering disebabkan oleh virus tertentu. Jika terjadi infeksi, gejalanya seringkali ringan, seperti pilek. Sejarah kanker

Penderita kanker, terutama yang pernah atau sedang menjalani terapi radiasi, kemoterapi, atau imunoterapi tertentu yang berpotensi toksik pada otot jantung, berisiko lebih tinggi terkena kardiomiopati. Penyakit sistemik

Penyakit sistemik, seperti penyakit jaringan ikat tertentu atau penyakit autoimun, dapat meningkatkan risiko kardiomiopati.

Kardiomiopati dapat dicegah dengan: pola makan yang sehat

Pola makan atau gaya hidup sehat, seperti mengurangi garam dan makanan berlemak untuk mengontrol tekanan darah dan berat badan, dapat mencegah kardiomiopati. Asupan cairan juga harus dijaga, terutama jika terjadi gagal jantung. Menurunkan berat badan

“Penurunan berat badan terjadi dengan mengurangi beban kerja jantung, termasuk penyesuaian pola makan, olahraga teratur atau bantuan obat-obatan tertentu atau intervensi medis,” kata Leonardo dalam siaran pers, Selasa (24/9/2024).  Olahraga teratur

Olahraga ringan tetap dianjurkan untuk meningkatkan daya tahan dan kebugaran secara keseluruhan.

Secara umum, penderita kardiomiopati disarankan untuk tidak melakukan olahraga berat atau ekstrem karena berisiko mengalami aritmia dan serangan jantung mendadak. Hindari alkohol dan rokok

Minum alkohol dan merokok dapat memperburuk penyakit jantung dan sebaiknya dihindari.

Ada beberapa cara untuk mengobati kardiomiopati, dua di antaranya adalah rehabilitasi jantung dan transplantasi jantung. Rehabilitasi jantung

Rehabilitasi jantung melibatkan program latihan, pendidikan dan dukungan psikologis untuk membantu pasien dengan kardiomiopati meningkatkan kesehatan jantung dan kualitas hidup mereka.

“Ini termasuk olahraga yang aman, manajemen stres, dan perubahan gaya hidup,” kata Leonardo. Transplantasi jantung

Transplantasi jantung biasanya dipertimbangkan ketika kardiomiopati telah menyebabkan gagal jantung terminal yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan atau intervensi lain.

Ini merupakan langkah terakhir untuk memperpanjang hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *