Kesehatan

Diet Nasi, Rahasia Turun Berat Badan 45 Kg dengan Metode Kuno yang Terlupakan

thedesignweb.co.id, Jakarta – Diet nasi mungkin terdengar aneh bagi banyak orang, terutama yang ingin menurunkan berat badan. Bagaimana nasi, yang dikenal sebagai sumber karbohidrat penting, bisa membantu menurunkan berat badan?

Rupanya rahasia ini sudah ada sejak lama dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1940-an oleh seorang dokter bernama Walter Kempner. Awalnya, diet ini digunakan untuk mengobati kondisi medis serius seperti tekanan darah tinggi dan gagal ginjal. Namun seiring berjalannya waktu, diet nasi juga dikenal sebagai metode penurunan berat badan yang efektif. Apa itu Diet Beras?

Diet nasi merupakan diet tinggi karbohidrat, rendah lemak, dan rendah protein. Sederhananya, diet ini berfokus pada konsumsi nasi dalam jumlah besar, ditambah dengan buah-buahan, sayuran, dan jenis protein tertentu. Meski terdengar sederhana, namun diet ini sangat ketat dan membatasi asupan kalori harian. Bagaimana cara diet nasi menurunkan berat badan?

Rahasia utama diet nasi terletak pada defisit kalori. Diet ini mengurangi asupan kalori harian sehingga memaksa tubuh membakar simpanan lemak sebagai sumber energi. Selain itu, karena pola makan ini rendah natrium dan lemak jenuh, maka tubuh akan lebih mudah mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol.

 

Menurut situs Medical News Today, Walter Kempner menciptakan pola makan nasi pada tahun 1940-an sebagai pengobatan untuk hipertensi maligna, suatu kondisi tekanan darah sangat tinggi dan gagal ginjal.

Pada saat itu, pilihan pengobatan sangat terbatas, dan Kempner menemukan bahwa pola makan nasi dapat membantu menurunkan tekanan darah secara signifikan. Pada tahun 1975, Kempner dan timnya melakukan penelitian mengenai efek pola makan nasi pada penderita obesitas.

Hasilnya cukup mengejutkan: seluruh peserta penelitian mengalami penurunan berat badan yang signifikan, bahkan ada yang mengalami penurunan hingga 45 kg. Angka tersebut tentu mengesankan dan membuat diet nasi semakin dikenal sebagai metode penurunan berat badan yang efektif.

Namun perlu dicatat bahwa penelitian ini tidak menyelidiki apakah penurunan berat badan dapat berkelanjutan dalam jangka panjang. Setelah penelitian selesai, belum ada data yang menunjukkan apakah para partisipan mampu menjaga berat badan idealnya.

Meski diet nasi terbukti efektif menurunkan berat badan, ada beberapa hal yang patut Anda perhatikan. Diet ini sangat ketat dan membatasi asupan protein dan lemak.

Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya massa otot dan kekurangan nutrisi penting seperti vitamin B dan zat besi. Oleh karena itu, diet nasi jangka panjang tidak dianjurkan tanpa pengawasan ahli gizi atau dokter.

Berikut beberapa risiko diet nasi yang patut Anda waspadai. Defisiensi nutrisi: Pola makan nasi sangat membatasi asupan protein dan lemak, yang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting. Misalnya, orang yang menjalani diet nasi mungkin kekurangan vitamin B, zat besi, dan asam lemak esensial seperti omega-3. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan secara keseluruhan, terutama jika pola makan ini diikuti dalam jangka waktu lama. Hilangnya massa otot: Rendahnya protein dalam pola makan nasi dapat menyebabkan hilangnya massa otot. Protein merupakan komponen penting dalam membangun dan memperbaiki jaringan otot, sehingga kekurangan asupan protein dapat menyebabkan tubuh menyerap protein dari otot sehingga menyebabkan penurunan massa otot. Energi rendah: Diet ini juga secara signifikan membatasi asupan kalori, yang dapat membuat seseorang merasa lemas, lelah, atau pusing. Hal ini terutama menjadi masalah bagi mereka yang menjalani gaya hidup aktif atau membutuhkan lebih banyak energi untuk aktivitas sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *