Inspeksi Selesai, Cathay Pacific Kandangkan 15 Pesawat Airbus A350 yang Dioperasikan
thedesignweb.co.id, Jakarta – Katay Pacific Airways mulai 2 September 2024 berakhir pada Selasa, 3 September 2024. Oleh karena itu, 15 pesawat Airbus A350 terpaksa dilarang terbang karena komponen mesin internal. mereka berubah.
Peristiwa itu terjadi pada Senin, 2 September 2024 akibat rusaknya mesin pesawat Airbus A350 yang terbang menuju Zurich. Saat itu, pesawat terpaksa kembali ke landasan Hong Kong setelah satu jam penerbangan.
Aviation Herald melaporkan pada Rabu (4/9/2024) mengutip laporan dari Chanel News Asia bahwa alarm kokpit jet tempur berbunyi setelah dua mesin Rolls-Royce XWB-97 menunjukkan tanda-tanda kebakaran. Setelah rutin memeriksa dan mengeluarkan botol pemadam kebakaran, para kru. Dia meninggalkan perang dan kembali ke markasnya.
Sumber menyatakan bahwa dugaan kebocoran pada sistem bahan bakar menyebabkan kebakaran mesin, yang segera dipadamkan oleh kru. Tidak ada indikasi bahwa insiden ini akan mengakibatkan tindakan regulasi yang signifikan terhadap A350.
Insiden ini membuat saham produsen mobil Inggris Rolls-Royce anjlok awal pekan ini, namun saham tersebut meredakan kekhawatiran pasar dan beberapa analis menyebut aksi jual tersebut berlebihan. Rolls-Royce naik 2,4 persen dan menjadi peraih keuntungan terbesar (top gainer) pada indeks blue-chip FTSE 100 London.
Cathay Pacific menyatakan tiga dari 48 pesawat Rolls-Royce yang diperiksa telah diperbaiki dan diperkirakan akan kembali pada 7 September 2024. Penerbangan.
Data dari layanan pelacakan penerbangan FlightRadar24 menunjukkan operator besar A350-1000 lainnya dan A350-900 yang lebih kecil dan lebih populer masih terbang kemarin. Sementara itu, Rolls-Royce belum memberi tahu maskapai penerbangan tersebut mengenai kemungkinan audit tersebut, menurut sumber industri yang tidak berwenang untuk berbicara secara publik mengenai masalah tersebut.
Meskipun tindakan tersebut mungkin bersifat otonom, tindakan tersebut sering kali merupakan tanda pertama adanya arahan formal dari regulator. Japan Airlines (JAL), yang memiliki lima pesawat A350-1000, mengatakan pihaknya telah meminta informasi lebih lanjut kepada Rolls-Royce dan tidak membenarkan menerbangkan A350 saat ini.
“Kami akan merespons jika produsen mesin mengambil tindakan lebih lanjut,” kata juru bicara JAL.
Cathay Pacific menyatakan pihaknya menjamin suku cadang untuk komponen yang perlu diganti. Rolls-Royce mengatakan sisa mesin di sayap dapat diganti. Produsen mesin, Cathay Pacific, telah berjanji untuk bekerja sama dengan Airbus dan otoritas Hong Kong, yang mengonfirmasi bahwa penyelidikan telah dilakukan.
Cathay Pacific tidak merinci komponen mesin mana yang rusak, namun maskapai tersebut menyebutnya sebagai “kerusakan mesin A350 pertama di dunia”. Sumber yang mengetahui kejadian tersebut mengatakan, kejadian tersebut disebabkan oleh kebocoran pada sistem injeksi bahan bakar mesin.
Sistem ini terdiri dari pipa-pipa yang menginjeksikan bahan bakar atau multifuel ke dalam ruang bahan bakar internal mesin yang panas dan ke dalam ruang bakar. Sumber mengatakan bagian-bagian yang terbakar sedang dianalisis atas nama penyelidik Hong Kong di pabrik Rolls-Royce, namun sejauh ini tidak ditemukan kebocoran di sisa mesin.
Para ahli mengatakan masalah ini jarang terjadi, namun kecuali jika terjadi kerusakan yang parah, tidak ada peringatan bahwa salah satu bagian utama yang berputar, seperti bilah turbin, rusak. Namun, penelitian lebih lanjut dapat mengganggu maskapai penerbangan pada saat bengkel mesin sudah penuh sesak menyusul menjamurnya mesin modern, khususnya mesin Pratt & Whitney pada pesawat Airbus yang lebih kecil.
Airbus telah menawarkan “dukungan teknis penuh” kepada maskapai tersebut. Hingga saat ini, 86 pesawat A350-1000 beroperasi di seluruh dunia. Menurut Airbus, jumlahnya lebih sedikit hingga 526 dibandingkan pesawat A350-900. Kedua jenis pesawat tersebut bersaing dengan Boeing 787 dan 777 jarak jauh.
Maskapai yang mengoperasikan pesawat A350-1000 terbanyak di dunia adalah Qatar Airways dengan 24 pesawat, British Airways International dengan 18 pesawat dan Cathay Pacific dengan 18 pesawat. Sedangkan Virgin Atlantic mengoperasikan 12 kapal karena. Etihad Airways dan JAL masing-masing punya lima. Qatar Airways mengatakan 24 pesawat A350-1000 miliknya tidak terkena dampak insiden tersebut, namun terus memantau insiden tersebut.
Meskipun kegagalan komponen terjadi pada salah satu dari 18 unit A350-1000 miliknya, Cathay Pacific mengatakan pihaknya sedang memeriksa 30 unit A350-900 miliknya sebagai “tindakan pencegahan”. Dikatakan bahwa pihaknya “mengidentifikasi sejumlah komponen mesin serupa yang perlu diganti.”
Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke Siew Phuc mengatakan maskapai nasional Malaysia, pemilik A350-900, telah berkonsultasi dengan Airbus dan semuanya berjalan seperti biasa. Singapore Airlines menyatakan telah memeriksa mesin pada pesawat A350-900 miliknya, namun tidak ada dampak apa pun pada penerbangan. Maskapai tersebut tidak memiliki A350-1000.