THE NEWS Apresiasi Upaya Indonesia Cegah DBD, Takeda: Bisa Jadi Contoh Dunia
thedesignweb.co.id, Jakarta – Perusahaan farmasi Takeda Global mengakui dan mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam upaya pencegahan demam berdarah yang masih berlanjut hingga saat ini.
Dr. Derek Wallace, presiden Bisnis Vaksin Global Takeda, mengatakan Indonesia adalah contoh bagi dunia dalam pencegahan demam berdarah.
“Merupakan suatu kehormatan untuk mengunjungi Indonesia, negara yang menunjukkan komitmen kuat dalam memerangi demam berdarah. Dari sudut pandang global, Indonesia adalah contoh bagi dunia dalam pencegahan demam berdarah, dimana berbagai pemangku kepentingan dari berbagai sektor harus berkoordinasi secara efektif untuk memeranginya. Penyakit itu “mematikan”, kata Derek dalam acara media dan diskusi singkat “Indonesia Pemimpin Melawan Demam Berdarah” di Batavia, Kamis, 19 September 2024.
Derek yakin dedikasi berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan akan menempatkan Indonesia pada jalur untuk mencapai nihil kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030.
“Kepemimpinan pemerintah dalam mendorong inisiatif pengelolaan vektor, memperkuat kolaborasi multi-sektor, dan mengadopsi langkah-langkah pencegahan baru seperti vaksinasi dalam rencana nasional, menunjukkan pendekatan terpadu yang mampu memberikan dampak. Saya percaya semua tingkatan dengan dedikasi yang berkelanjutan, Indonesia “berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.” mencapai tujuan bersama yaitu nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030,” katanya.
Di Indonesia, penyakit demam berdarah masih menjadi beban kesehatan nasional yang cukup serius. Penyakit yang disebabkan oleh empat serotipe virus ini merupakan penyakit serius yang dapat menyerang seseorang lebih dari satu kali, dan infeksi berikutnya kemungkinan besar akan lebih parah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa pada April 2024, akan terdapat lebih dari 7,6 juta kasus global dengan lebih dari 3.000 kematian. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan angka prevalensi demam berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara.
Tercatat lebih dari 190.561 kasus dan 1.141 kematian hingga minggu ke-36 tahun ini, dari 114.720 kasus dan 894 kematian pada tahun 2023, menurut data Kementerian Kesehatan RI. Beban ekonomi akibat penyakit demam berdarah juga berarti; BPJS Kesehatan memaparkan keuangan hingga Rp1,3 triliun pada tahun 2023, meningkat tajam dibandingkan tahun lalu sebesar Rp626 miliar.
Melihat peningkatan kasus pada tahun 2023 hingga 2024, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Prof. Dr. Dante Saxon Harbuono, SPPD-KEMD, Ph.D. dikatakan bahwa rezim tersebut berkomitmen penuh terhadap demam berdarah. Tindakan pencegahan sudah selesai. Ia juga mengatakan perlunya upaya pencegahan yang lebih efektif dan inovatif, seperti yang diterapkan dalam enam rencana nasional pencegahan demam berdarah.
Peningkatan kasus pada tahun 2023 hingga 2024 menunjukkan perlunya upaya pencegahan yang lebih efektif dan inovatif. Untuk itu, pemerintah Indonesia mendukung tugas enam strategi nasional pencegahan demam berdarah, kata Dantes.
Enam strategi nasional penerapan Peta Jalan Penyakit Tropis Terabaikan (NTD) 2020-2030 oleh WHO adalah:
1. Penyelenggaraan angkutan penumpang yang aman dan berkelanjutan;
2. Peningkatan akses dan kualitas penanganan DBD;
3. Memperkuat pengawasan demam berdarah yang komprehensif dan manajemen wabah yang bertanggung jawab;
4. Meningkatkan dukungan terhadap keterlibatan masyarakat;
5. Memperkuat komitmen pemerintah, manajemen proyek-program dan kemitraan; Dan
6. Perkembangan kajian, intervensi, inovasi dan dokumen penelitian landasan dan pengelolaan program
“Namun keberhasilan pencegahan DBD tidak hanya bergantung pada komitmen pemerintah saja, namun juga memerlukan dukungan semua pihak. Agar pencegahan dan pengendalian DBD dapat berjalan efektif di seluruh Indonesia, kolaborasi lintas sektor yang sinergis sangat diperlukan,” tambah Dantis. .
Program yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia:
SARANG NYAMUK 3M Plus 1. Dibatasi;
2. Satu Rumah Satu Gerakan Jumanticus (G1R1J);
3. Intervensi inovatif seperti pelepasan nyamuk ber-Wolbachia.
Kemitraan multisektor juga telah terjalin, antara lain menjadi tuan rumah International Arbovirus Summit 2024 bersama Kaukus DPR RI, dengan dukungan Bio Pharma, PT Takeda Innovative Medicines, World Mosquito Program, dan pemangku kepentingan lainnya. Pihaknya juga membentuk Koalisi Bersama Melawan Dengue (COBAR) 2023 untuk membangun respon yang lebih luas terhadap demam berdarah di Indonesia.
Pemerintah daerah juga mendukung komitmen pencegahan demam berdarah. Hal ini terlihat dari program percontohan yang digagas Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, untuk melakukan vaksinasi terhadap 9.800 anak SD di kota Balikpapan yang dilanjutkan di kota Samarinda.
Selain itu, baru-baru ini Dinas Kesehatan Kabupaten Probolingo juga meluncurkan program serupa kecuali untuk anak SD dan SMP yang sepenuhnya dibiayai APBD. Kabupaten Probolingo merupakan wilayah dengan jumlah kasus DBD tertinggi kedua di Jawa Timur (2309 kasus per Agustus 2024), sedangkan Jawa Timur sendiri merupakan provinsi dengan jumlah kasus DBD tertinggi kedua secara nasional. Targetnya adalah memberikan vaksinasi demam berdarah kepada 1.120 siswa SMA di Puskesmas Patton di daerah tangkapannya, sebagai daerah dengan jumlah kasus tertinggi di kabupaten tersebut. Probolingo
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht mengatakan pencegahan adalah kunci melawan demam dan semua pihak berperan untuk membuat perbedaan.
“Kita bisa mengambil tiga langkah bersama, yaitu dengan mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang demam berdarah dan pencegahannya, mengendalikan nyamuk dengan 3M Plus, dan terakhir menggunakan metode pencegahan inovatif seperti vaksin tempel. Bersama-sama kita bisa membuat perbedaan,” ujar pemimpin lama tersebut. mitra jangka panjang dalam memerangi demam berdarah melalui pencegahan. dan pemerintah serta mitra swasta untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi keluarga dan masyarakat di seluruh Indonesia
Rencana dan inisiatif pencegahan demam berdarah di Indonesia ini juga dikatakan sebagai pembelajaran untuk menemukan formula yang lebih baik untuk mengobati demam berdarah.
“Kami akan memperkenalkan kebijakan dan inisiatif pencegahan demam berdarah di Indonesia untuk meningkatkan manajemen pembelajaran demam berdarah demi masa depan yang sehat dan bebas dari ancaman demam berdarah,” pungkas Derek.