Kesehatan

Cegah Anak Kecanduan Judi Online, KPAI Desak Prabowo Sahkan PP TKPAPSE

thedesignweb.co.id, Jakarta Jumlah anak yang berpartisipasi di dunia digital semakin meningkat. Sementara itu, di dunia online, anak-anak belum sepenuhnya aman karena banyak hal yang berbahaya termasuk jebakan judi online.

Oleh karena itu Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta Presiden RI segera menyetujui Peraturan Pemerintah tentang Pengendalian Perlindungan Anak dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik (TKPAPSE).

PP ini dinilai sangat penting, karena tanpa pengaturan yang jelas, anak dapat terpapar berbagai risiko berbahaya baik dari segi psikologis, sosial, dan perlindungan data.

“Dengan peraturan pemerintah yang jelas dan efektif dalam mengelola keselamatan anak di dunia digital, menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan positif anak sekaligus mengurangi risiko yang ada,” kata Ai Maryati Solihah, Presiden KPAI, dalam acara tersebut. Audiensi di hadapan Menteri Komunikasi dan Teknologi di Jakarta pada Senin 2 Desember 2024. 

Perkembangan terkait perlindungan dan penegakan hak-hak anak di ruang internet dibahas dalam rapat dengar pendapat yang dipimpin langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid beserta jajarannya.

“Kami berterima kasih dan mengapresiasi KPAI dan kami senang mereka mengawasi kami karena dengan cara ini kami bisa lebih berbenah, khususnya di bidang perlindungan anak online,” kata Meutya.

Penguatan literasi digital anak-anak menjadi prioritas terkait bahaya game online, ujarnya.

“Penguatan literasi digital tentang bahaya perjudian online bagi anak-anak menjadi prioritas kami dan akan kami lakukan secara kolektif, karena jika situs tersebut ditutup maka permasalahan ini akan muncul kembali,” jelasnya.

Dan, menurut Meutya, Komdigi tidak bisa bekerja sendiri dalam hal literasi digital. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk bekerja sama dengan berbagai departemen sesuai dengan tanggung jawabnya.

Anak-anak yang kecanduan judi online sudah memasuki tahap kecanduan sehingga perlu dilakukan upaya rehabilitasi dari pihak yang berwenang. Sebab, mengakses atau menutup website saja tidak cukup.

Menurut Meutya, Komdigi telah bertemu dengan beberapa saluran TV untuk mengembalikan program edukasi kepada anak-anak selama mereka menonton.

“Upaya mengalihkan perhatian anak dari ponsel ke TV ini penting dan lebih untuk pendidikan. “Ini bagian dari upaya mencerdaskan bangsa, khususnya anak-anak,” jelasnya.

Meutya tak memungkiri, halaman bisa dengan mudah dihapus, namun mengelola konten yang tersebar di platform sosial seperti TikTok dan Facebook lebih sulit.

“Comdigi berkomunikasi langsung dengan platform media sosial. Namun karena ini industri, maka kita harus memberikan waktu, karena iklannya resmi dan harus memenuhi tenggat waktu. Mereka harus tetap mematuhi peraturan yang berlaku di Indonesia,” Meutya ditekankan.

Kehadiran negara sangat penting bagi perlindungan anak yang menjadi korban kekerasan dunia maya (internet). Berbagai langkah telah dilakukan, seperti penyusunan rancangan Perpres tentang jadwal perlindungan anak di dunia internet yang sudah mendapat persetujuan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Peraturan tersebut dibuat sebagai respons terhadap meningkatnya kejahatan di dunia maya seperti kekerasan, pornografi, pelecehan seksual, dan pencabulan anak.

Anak-anak merupakan sepertiga dari populasi Indonesia, dan isu keselamatan adalah hal yang terpenting.

Apalagi dengan meningkatnya penggunaan internet, anak-anak menghadapi berbagai kerentanan.

“Meskipun banyak manfaat Internet, seperti kemudahan akses terhadap informasi dan hiburan, risiko seperti pelecehan, eksploitasi seksual, dan kecanduan juga meningkat,” jelas Ai.

Sementara itu, Kavian, anggota KPAI dan anggota Kelompok Anak Korban Pencabulan, mengatakan orang tua menghadapi berbagai tantangan dalam mendampingi anak di era digital.

“Kesenjangan pengetahuan teknologi antara orang tua dan anak dapat mempengaruhi keselamatan anak. “Oleh karena itu, para orang tua didorong untuk lebih proaktif terhadap anak-anak mereka dan mengajari mereka cara menggunakan Internet dengan aman,” jelas Poets.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *