Bisnis

Rupiah Keok Lagi, Ternyata Gara-gara Ini

thedesignweb.co.id, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah ke zona merah pada perdagangan hari ini. 15.871 dari terakhir, mendekati Rp 15.844. 

Sedangkan pada pagi hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi namun ditutup melemah pada kisaran 15.800 – Rp15.890,-, kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (20/11/2024).

Pelemahan rupiah terjadi pasca keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 6% pada rapat dewan (RDG) BI pada 19-20. September 2024.

Pada RDG bulan lalu, BI juga mempertahankan BI rate di level 6%.

Selain suku bunga acuan, BI juga mempertahankan suku bunga fasilitas simpanan sebesar 5,25% dan suku bunga fasilitas pinjaman sebesar 6,75%.

Keputusan mempertahankan BI rate pada angka 6% sejalan dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali pada sasaran 2,5% plus minus 1% pada tahun 2024 dan 2025. 

Saat ini, perkembangan konflik antara Rusia dan Ukraina menjadi fokus pasar setelah ancaman nuklir dari Moskow meningkatkan ketegangan kedua negara. 

“Selain itu, pasar masih belum yakin mengenai apa yang akan terjadi pada perekonomian AS dan suku bunga di bawah pemerintahan Donald Trump, di tengah keraguan apakah Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan Desember,” kata Ibrahim. politik Tiongkok

Di Asia, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) tidak mengubah LPR jangka satu dan lima tahunnya pada hari Rabu, dengan Beijing kemungkinan akan menahan stimulus lebih lanjut sampai mereka memiliki gambaran yang lebih jelas tentang apa yang akan terjadi pada hubungan Tiongkok-AS di bawah pemerintahan Donald Trump.

Selain itu, data menunjukkan bahwa negara ini mengalami defisit perdagangan yang lebih besar dari perkiraan pada bulan Oktober, karena impor dalam negeri secara tak terduga meningkat pada bulan tersebut. 

“Angka-angka ini menunjukkan permintaan Jepang masih relatif kuat. “Fokus minggu ini adalah data inflasi konsumen Jepang bulan Oktober yang akan dirilis pada hari Jumat,” tegas Ibrahim.

Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 6,00%, suku bunga fasilitas simpanan sebesar 5,25%, dan suku bunga fasilitas di ‘ Pinjaman 6,75% pada November 2024.

“Rapat Dewan Bank Indonesia pada 19-20 November memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6 persen, deposit facility rate tetap di 5,25%, dan lending facility rate tetap di 6,75%,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat jumpa pers. konferensi RDG Oktober 2024, di Gedung BI, Jakarta, Rabu (20/11/2024).

Keputusan ini sejalan dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali pada sasaran 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025 serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Perry menegaskan, fokus kebijakan moneter dalam jangka pendek ditujukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global dan perkembangan politik di Amerika Serikat.

“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati kemungkinan penurunan suku bunga kebijakan, dengan tetap memperhatikan prospek inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

 

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan makroprudensial yang longgar akan terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan pada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Oleh karena itu, kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk mendorong pertumbuhan khususnya pada sektor perdagangan baik besar maupun ritel dan UMKM, memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas penerimaan digitalisasi. sistem pembayaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *