Nasi Telur Kecap dan Minyak Jelantah, Menu Murah Meriah yang Bisa Picu Kanker Jika Keseringan
thedesignweb.co.id, Jakarta – Siapa yang bisa menolak nikmatnya sepiring nasi telur kecap? Menu sederhana ini sering disantap saat perut lapar namun dompet hampir habis. Nasi putih hangat, telur goreng dan kuning telur setengah matang, ditaburi kecap manis, lalu ditaburi sedikit minyak goreng penyedap rasa. Enak banget, apalagi di atasnya ditaburi kerupuk renyah.
Namun dibalik rasanya yang sederhana, makanan ini ternyata berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan minyak goreng yang sering digunakan berulang kali untuk menggoreng ternyata bisa menjadi ancaman serius bagi tubuh kita. Apa saja bahaya minyak goreng?
Minyak yang digunakan untuk memasak atau minyak zaitun sering dianggap dapat menambah cita rasa lezat pada makanan. Namun tahukah Anda bahwa minyak zaitun yang digunakan berulang kali, terutama pada suhu tinggi (lebih dari 170-200 derajat), dapat menyebabkan terbentuknya zat karsinogenik. Zat ini merupakan senyawa berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit kanker.
Prof. dr. Ir. Sedarnawati Yasni dari IPB University mengatakan penggunaan kembali minyak goreng akan mengubah lemak tak jenuh menjadi lemak trans. Lemak trans kerap dituding sebagai penyebab berbagai penyakit kronis seperti jantung, diabetes, bahkan obesitas.
Selain itu, penggunaan minyak untuk memasak juga bisa menjadi “rumah” bagi radikal bebas. Ketika makanan digoreng dengan minyak olahan, radikal bebas tersebut masuk ke dalam tubuh dan dapat merusak sel-sel tubuh. Akibatnya, risiko terkena kanker dan penyakit degeneratif lainnya seperti Alzheimer dan Parkinson pun meningkat.
Tak hanya itu, penggunaan minyak goreng juga berisiko menimbulkan timbunan lemak di pembuluh darah. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit berbahaya seperti darah tinggi, serangan jantung, dan stroke. Jadi jangan makan terlalu sering. Apakah kecap nasi telur aman?
Telur sebenarnya merupakan makanan sehat yang kaya akan protein, vitamin dan mineral. Menurut Sistem Kesehatan Mayo Clinic, mengonsumsi telur dalam jumlah sedang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh. Namun, jika telur digoreng dengan minyak bekas, manfaat kesehatan tersebut bisa berkurang, bahkan membawa risiko penyakit.
Memang kolesterol dalam telur tidak sepenuhnya berbahaya bagi tubuh asalkan dikonsumsi dalam jumlah wajar. Namun jika telur dimasak dengan minyak goreng, lemak trans pada minyak tersebut dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Kolesterol inilah yang diketahui menjadi penyebab utama berbagai gangguan jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa kolesterol dalam telur sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh manusia, apalagi jika dibandingkan dengan sumber kolesterol lainnya. Namun, perhatikan cara penyajiannya.
Telur seringkali dimakan dengan makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan kolesterol, seperti minyak zaitun, mentega, atau keju, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung bila dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Menurut artikel review ahli gizi kesehatan Suzanne Fisher RD, orang dewasa yang sehat dapat dengan aman mengonsumsi telur setiap hari. Rekomendasi umumnya adalah 1-2 butir telur per hari atau maksimal 7 butir per minggu.
Mengapa telur layak disebut sebagai “makanan super”? Telur kaya akan nutrisi, menurut Sistem Kesehatan Mayo Clinic. Tinggi protein, vitamin dan mineral, telur juga rendah kalori dan lemak jenuh sehingga cocok untuk gaya hidup sehat. Telur merupakan sumber vitamin A, D, B12 dan kolin yang merupakan nutrisi penting yang berperan dalam berbagai proses metabolisme dalam tubuh.
Ternyata cara memasak telur bisa mempengaruhi kandungan nutrisinya. Menurut studi medis peer-review yang dilakukan Natalie Olsen RD LD yang dilansir Healthline, memasak telur terlalu lama dapat menurunkan kandungan vitamin A-nya sebesar 17 hingga 20 persen. Tak hanya itu, antioksidan pada telur bisa berkurang 6 hingga 18 persen, tergantung apakah telur tersebut digoreng, direbus, atau dimasak dalam microwave.
Semakin lama proses memasak, semakin banyak nutrisi yang hilang. Misalnya, sebutir telur yang dimasak selama 40 menit bisa kehilangan 61 persen vitamin D-nya. Namun, jangan khawatir. Jika hanya menggoreng atau merebus dalam waktu singkat, nutrisinya hanya hilang 18 persen.
Namun, tenang saja. Telur tetap menjadi sumber yang kaya vitamin dan antioksidan. Jadi tetap nikmati telur dengan cara yang sehat dan jangan memasaknya terlalu lama untuk menjaga nutrisinya.
Telur tidak hanya enak dan mudah disiapkan, tetapi juga kaya akan potasium, folat, dan vitamin B yang penting untuk kesehatan jantung. Beberapa penelitian bahkan menyebutkan bahwa mengonsumsi hingga dua butir telur dalam sehari dapat memberikan manfaat yang besar bagi jantung Anda.
Namun perlu diingat bahwa yang utama adalah moderasi. Mengonsumsi telur setiap hari memang aman asalkan diimbangi dengan pola makan yang sehat dan seimbang. Selain itu, telur juga banyak mengandung vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya, seperti kolesterol, yang sering menjadi perdebatan.
Satu butir telur mengandung sekitar 207 miligram kolesterol, yaitu 69 persen dari batas harian yang direkomendasikan menurut Pedoman Diet untuk Orang Amerika. Namun kolesterol dalam telur sebenarnya tidak seburuk yang Anda bayangkan, apalagi jika dibandingkan dengan sumber kolesterol lainnya.
Bagaimana dengan lemak jenuh? Memang benar tubuh kita membutuhkan lemak jenuh, namun masalah muncul ketika kita mengonsumsi lemak tidak sehat secara berlebihan, yang sering ditemukan pada makanan olahan yang tinggi gula.
Solusinya? Nikmati telur dan padukan dengan sumber protein nabati atau rendah lemak untuk menjaga keseimbangan nutrisi. Hindari konsumsi lemak jenuh berlebihan agar tetap sehat.