6 Hal Mengerikan yang Bisa Terjadi Jika Daratan dan Lautan di Bumi Tukar Posisi
thedesignweb.co.id, Jakarta – Saat kami belajar fisika di sekolah, guru bercerita bahwa bumi sebagian besar tertutup oleh lautan sebanyak 71%, sedangkan daratan tempat kita tinggal (termasuk benua, pulau, dan kepulauan) 29%.
Namun pernahkah terpikir oleh Anda: “Apa yang akan terjadi di Bumi jika daratan dan lautan berganti posisi? Para ilmuwan mengatakan kemungkinan besar suhu planet akan meningkat secara drastis dan meningkatkan populasi predator.
Lantas, mampukah manusia bertahan hidup dalam kondisi alam seperti itu? Jawabannya ada pada ulasan berikut ini, dikutip dari Broadside, Rabu (4/9/2019), tentang 6 hal mengerikan yang bisa terjadi di Bumi jika daratan dan lautan bertukar posisi.
Air menyerap banyak panas, tanpa menunjukkan peningkatan suhu yang signifikan. Atas dasar kemampuan inilah keberadaan air dalam jumlah besar di lautan membantu menjaga bumi tetap sejuk.
Selain itu, penguapan air dari lautan dan sungai membantu bumi mengatur suhunya. Jika lautan dan daratan bertukar posisi, maka suhu bumi akan meningkat dengan sangat cepat dan menjadi hangat. Faktanya, sebagian besar negara akan menjadi kering dan tandus.
Tumbuhan laut menyediakan sekitar 70% oksigen di atmosfer bumi. Tanpa lautan, banyak tanaman air akan punah dengan cepat, yang pada gilirannya akan menyebabkan berkurangnya oksigen di atmosfer.
Lautan juga berperan sebagai penyerap karbon dioksida yang kita keluarkan ke atmosfer. Jika persentase air semakin kecil, di satu sisi oksigen akan berkurang dan di sisi lain karbon dioksida di atmosfer akan meningkat.
Karena karbon dioksida merupakan penyebab efek rumah kaca, gas ini juga dapat menyebabkan pemanasan global secara drastis.
Pertukaran posisi antara laut dan darat akan berdampak pada bentuk kehidupan di bumi. Suhu akan meningkat drastis, jumlah oksigen di atmosfer akan berkurang, dan karbon dioksida akan meningkat.
Semua ini membuat kehidupan manusia di planet ini menjadi sulit. Agar hewan dan tumbuhan dapat berkembang, mereka harus berevolusi untuk bertahan hidup dan berkembang.
Akibat kurangnya ketersediaan tumbuhan maka laju kepunahan akan lebih cepat, karena hewan herbivora memiliki beban yang lebih berat dibandingkan hewan karnivora.
Selain itu, kondisi cuaca juga membuat hewan berdarah dingin lebih berhasil bertahan hidup dibandingkan hewan berdarah panas, termasuk manusia.
Dengan adanya lahan yang luas dan dapat terkoneksi tanpa gangguan akibat degradasi air, maka pengalihan lahan akan lebih mudah.
Jika posisi darat dan laut berubah, moda transportasi laut akan sangat menderita. Negara-negara yang bergantung pada ekspor hasil laut akan terkena dampaknya.
Air adalah sumber kehidupan. Ketika air menjadi langka, negara-negara di dunia akan berusaha mengendalikan air sebanyak mungkin.
Eksplorasi mereka bisa meningkat menjadi perang skala penuh. Perekonomian negara yang bergantung pada kehidupan laut juga akan terkena dampaknya.
Pada saat yang sama, perekonomian yang tidak bergantung pada kehidupan laut mungkin menganggapnya sebagai satu-satunya sumber kelangsungan hidup.
Meski kita tahu bersama bahwa Gunung Everest (8.840 meter di atas permukaan laut) merupakan puncak tertinggi di dunia, namun nyatanya merupakan puncak tertinggi di atas permukaan laut.
Berdiri di ketinggian 10.000 meter di atas permukaan laut, Mauna Kea menjadi gunung pengganti Everest jika seluruh gunung di Bumi runtuh.