Bursa Asia Dibuka Beragam, Investor Menanti Data Inflasi China
thedesignweb.co.id, Jakarta – Saham-saham Asia-Pasifik dibuka dalam perdagangan beragam pada hari Senin karena para pedagang menilai revisi data pertumbuhan Jepang. Investor Asia saat ini sedang menunggu data inflasi Tiongkok untuk bulan November.
Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka menguat 0,5%, sedangkan Topix menguat 0,4%, demikian laporan CNBC, Senin (12/9/2024).
Pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal ketiga tahun 2024 direvisi naik menjadi 0,3% dari kuartal sebelumnya, naik 0,2% dan mengalahkan perkiraan media internasional yang tidak adanya perubahan.
Kospi Korea Selatan turun 1,6 persen, sedangkan Kosdaq turun 2,9 persen di tengah kerusuhan politik yang sedang berlangsung di negara tersebut.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol lolos dari pemilihan parlemen akhir pekan ini, namun pemimpin partainya mengatakan bahwa presiden tersebut pada akhirnya akan mengundurkan diri.
Indeks Hang Seng berjangka Hong Kong berada di level 19,821, lebih rendah dibandingkan penutupan HSI terakhir di level 19,865.85.
S&P/ASX 200 Australia turun 0,35 persen. Wall Street
Di Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat, S&P 500 dan Nasdaq Composite keduanya mencapai rekor tertinggi baru setelah data pekerjaan bulan November sedikit lebih baik dari perkiraan, tetapi tidak cukup baik untuk mencegah Federal Reserve menurunkan suku bunga lagi pada akhir tahun. bulan ini. .
S&P 500 global naik 0,25% menjadi 6.090,27. Nasdaq yang dimiliki teknologi naik 0,81% menjadi 19.859,77, didukung oleh kenaikan di Tesla, Meta Platforms dan Amazon.
Dow Jones Industrial Average turun 123,19 poin, atau 0,28%, menjadi ditutup pada 44,642.52.
S&P 500 dan Nasdaq juga mengalami minggu positif ketiga berturut-turut, masing-masing naik 0,96% dan 3,34%. Dow turun 0,6% selama periode tersebut.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 40 perusahaan telah mencatatkan saham perdananya di BEI hingga 6 Desember 2024. Sejak awal pencatatan, jumlah yang terkumpul mencapai Rp 10,19 triliun.
Sejauh ini, ada 24 perusahaan yang masuk dalam jalur distribusi BEI, kata Gede Nyoman Yetna, Direktur BEI perusahaan penilai I Gede Nyoman Yetna, di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, sesuai klasifikasi aset perusahaan portofolio saat ini untuk penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) mengacu pada POJK No. 53/POJK.04/2017, antara lain:
1 perusahaan aset kecil (aset dibawah Rp 50 miliar)
6 perusahaan aset menengah (aset antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar)
17 perusahaan aset besar (aset di atas Rp 250 miliar)
Detail bagian meliputi:
Dua perusahaan di sektor bahan baku
Tiga perusahaan dalam siklus konsumsi
7 perusahaan di sektor konsumen non-siklus
Tiga perusahaan di sektor energi
Dua perusahaan di sektor keuangan
Dua perusahaan di sektor kesehatan
Dua perusahaan di sektor industri
0 Perusahaan di sektor infrastruktur
Dua perusahaan di sektor real estate dan sektor real estate
0 Perusahaan di sektor teknologi
1 perusahaan di bidang transportasi dan logistik
Dari penerbitan obligasi dan sukuk (EBUS), BEI mencatat sebanyak 134 penerbitan berasal dari 66 emiten EBUS. Total dana yang dihimpun dari EBUS mencapai Rp 133,5 triliun.
Per 6 Desember 2024, terdapat 16 emiten dari 13 emiten EBUS yang saat ini masuk dalam portofolio dengan klasifikasi sebagai berikut:
2 perusahaan di bidang bahan baku
0 perusahaan dalam siklus konsumsi
0 perusahaan di sektor konsumen tanpa siklus
Tiga perusahaan di sektor energi
5 perusahaan di sektor keuangan
0 perusahaan kesehatan
1 perusahaan di sektor ini
0 Perusahaan di sektor infrastruktur
1 perusahaan di bidang real estate dan real estate
0 Perusahaan di sektor teknologi
1 perusahaan di bidang transportasi dan logistik
Pasca right issue, EIB memastikan ada 15 emiten yang telah melakukan right issue. Nilai right issue mencapai Rp34,42 triliun.
“Dan masih ada delapan perusahaan yang tercatat dalam portofolio HMETD BEI,” kata Nyoman.
Detail bagian stok meliputi:
Tiga perusahaan di sektor bahan baku
0 perusahaan dalam siklus konsumsi
0 perusahaan di sektor konsumen tanpa siklus
Dua perusahaan di sektor energi
0 Perusahaan pembiayaan
Dua perusahaan di sektor kesehatan
0 Perusahaan di sektor industri
1 perusahaan di bidang infrastruktur
0 Perusahaan di bidang real estate dan real estate
0 Perusahaan di sektor teknologi
0 Perusahaan di sektor transportasi dan logistik.