THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Global

Terungkap Kisah Paus Fransiskus Selamat dari Bom Bunuh Diri Saat Kunjungan ke Irak

thedesignweb.co.id, Roma – Paus Fransiskus mengungkapkan dirinya selamat dari rencana bom bunuh diri saat kunjungan bersejarahnya ke Irak pada Maret 2021. Informasi tersebut terungkap dalam otobiografi terbarunya, Spera, yang akan terbit pada Januari mendatang.

Dilansir The Guardian, Kamis (19/12/2024), dalam cuplikan buku yang diterbitkan Corriere della Sera di hari ulang tahun Paus Fransiskus ke-88, ia mengatakan rencana penyerangan tersebut gagal karena kerja sama intelijen Inggris dan Irak. POLISI.

Paus Fransiskus menjadi Paus pertama dalam sejarah yang mengunjungi Irak.

Meski mendapat banyak peringatan untuk membatalkan perjalanan karena tingginya risiko akibat pandemi COVID-19 dan situasi keamanan di Irak, khususnya di kota Mosul yang dihancurkan oleh kelompok militan ISIS, ia tetap bertekad untuk melanjutkan misinya.

Namun, setibanya di Bagdad, intelijen Inggris memberikan informasi kepada polisi Irak tentang rencana bom bunuh diri. Polisi Irak kemudian memberi tahu tim keamanan Vatikan tentang ancaman tersebut.

Dalam buku tersebut, Paus mengungkapkan bahwa salah satu pelaku bom bunuh diri adalah seorang wanita yang sedang dalam perjalanan ke Mosul untuk meledakkan dirinya selama kunjungan tersebut. Selain itu, truk yang juga dirancang untuk melakukan penyerangan dengan cepat berpindah ke lokasi yang sama.

Ketika Paus bertanya kepada pihak keamanan Vatikan tentang nasib para pelaku, dia hanya mendapat jawaban singkat: “Mereka sudah tidak ada lagi di sini.”

Polisi Irak berhasil mencegat dan meledakkan bom tersebut sebelum mencapai sasarannya.

Paus Fransiskus menyebut kejadian itu sebagai ilustrasi tragis dampak perang.

“Ini adalah buah beracun dari perang,” tulisnya dalam otobiografinya bersama penulis Italia Carlo Musso.

Meskipun ancaman terus berlanjut, Paus Fransiskus tetap melanjutkan perjalanan tiga harinya ke enam kota di Irak. Saat mengunjungi gereja yang hancur di Mosul, ia mengimbau komunitas Kristen yang tersisa untuk memaafkan ketidakadilan yang mereka derita dan berkomitmen untuk membangun kembali.

Komunitas Kristen di Irak sangat menderita di bawah kekuasaan ISIS dari tahun 2014 hingga 2017. Ribuan orang meninggal, sementara ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka karena kekerasan dan penganiayaan.

Lebih dari 10.000 polisi Irak dikerahkan untuk melindungi Paus selama kunjungan tersebut. Selain itu, jam malam juga diberlakukan untuk membatasi penyebaran COVID-19 dalam kerumunan besar.

Buku Spera dikatakan sebagai otobiografi pertama yang diterbitkan oleh seorang paus. Awalnya, buku ini rencananya akan diterbitkan setelah wafatnya Paus Fransiskus, namun kini diterbitkan untuk menyambut tahun Yobel tahun 2025, tahun di mana umat Katolik merayakan pembaharuan imannya.

Paus Fransiskus, yang telah melakukan lebih dari 40 perjalanan internasional sejak menjadi paus pada tahun 2013, telah menunjukkan komitmen meski harus menggunakan kursi roda atau tongkat karena masalah saraf dan lutut.

September lalu, ia melakukan perjalanan terpanjang selama 12 hari ke kawasan Asia-Pasifik, dan pada Senin (16/12) menjadi Paus pertama yang mengunjungi pulau Corsica di Prancis.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *