Saham BDKR Betah di Zona Merah, Manajemen Beri Penjelasan Pekan Depan
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) mengumumkan rencana menggelar penawaran umum mendadak pada pekan depan. Perseroan bermaksud menyelenggarakan Acara Presentasi Publik (Public Presentation of the Event) yang rencananya akan dilaksanakan pada hari Senin, 25 November 2024 pukul 15.00 WIB.
Pameran publik akan diadakan secara online. Chief Operating Officer PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk, Tan Franciscus menjelaskan ada beberapa agenda yang akan dibahas dalam pemaparan tersebut, salah satunya mengenai pergerakan harga saham perseroan.
Agenda keterbukaan informasi kepada publik meliputi kinerja keuangan dan kondisi bisnis perseroan saat ini, rencana bisnis ke depan, dan analisis manajemen terkait pergerakan harga saham perseroan, kata Tan Fransiskus dalam siaran pers Bursa Efek Indonesia (BEI). 20/20). 11/2024).
Pada perdagangan hari ini, Rabu 20 November 2024, saham BDKR turun 4,39 persen ke 218. BDKR dibuka di 270 dan bergerak di kisaran 210-270. Volume perdagangan saham BDKR sebanyak 18.117 kali.
Merujuk data RTI, jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 161,154 juta lembar senilai Rp 38,91 juta. Dalam sepekan, BDKR turun 9,17 persen dan year to date (YTD) 58,63 persen. Penutupan IHSG
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dan masuk zona merah pada Rabu 20 November 2024. IHSG melemah 0,21 persen ke 7.180,33. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada pada level tertinggi 7.229,70 dan terendah 7.171,26. Sebanyak 310 saham menguat dan 250 saham melemah.
Total volume perdagangan sebanyak 1.083.440 kali dengan volume perdagangan 19,5 miliar lembar saham. Nilai transaksi Rp 8,7 triliun.
Banyak sektor ekuitas berada di bawah tekanan. Sektor teknologi turun 1,43 persen mencatat koreksi terbesar. Sektor real estate turun 0,87 persen dan sektor diskresi konsumen turun 0,60 persen.
Sedangkan sektor saham primer turun 0,27 persen, sektor saham industri turun 0,29 persen, sektor saham infrastruktur turun 0,48 persen, dan sektor saham transportasi turun 1,0,35 persen.
Sementara itu, saham energi naik 0,42 persen, saham diskresi konsumen naik 0,18 persen, saham layanan kesehatan naik 0,19 persen, dan saham keuangan naik 0,34 persen.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan saat ini terdapat 29 perusahaan yang tercatat dalam daftar saham BEI. Sedangkan pada 8 November 2024, 36 perusahaan mencatatkan saham (IPO) di BEI dengan dana terkumpul Rp 5,42 triliun.
Berdasarkan pipeline BEI, Selasa (12/11/2024), terdapat 2 perusahaan properti kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar. Kemudian, 10 perusahaan menengah dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dan 17 perusahaan berkapitalisasi besar dengan aset melebihi Rp250 miliar.
Perusahaan pada sektor Consumer Discretionary dan Energy merupakan perusahaan terbesar dalam portofolio BEI, khususnya masing-masing perusahaan. Berikutnya, sektor Bahan Dasar, Keuangan, Kesehatan, Industri, dan Real Estate menjadi sektor terbesar kedua dalam portofolio, yaitu masing-masing 3 perusahaan.
Pada saat yang sama, perusahaan di sektor infrastruktur dan transportasi serta logistik merupakan sektor yang paling sedikit masuk dalam pipeline BEI, sebagian besar masing-masing berjumlah 1 perusahaan. Perusahaan besar
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar akan melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada tahun ini.
Jadi target kami tahun ini minimal lebih dari tiga menara, kata Nyoman di aula utama BEI, Senin (11/11/2024).
PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) resmi mencatatkan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 11 November 2024, menjadi emiten ke-37 yang tercatat sepanjang tahun 2024.
DAAZ melakukan IPO dengan menerbitkan 300.000.000 saham dengan harga awal Rp 880 per saham atau setara 15,02 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Melalui IPO ini, perseroan diharapkan dapat menghimpun dana baru sebesar Rp 264 miliar. Seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana ini setelah dikurangi seluruh biaya terkait penerbitan saham, akan digunakan perseroan untuk membeli bijih nikel.
Pembagian pembelian bijih nikel dari PT Nusajaya Persadatama Mandiri sebesar 70 persen dan sisanya 30 persen berasal dari PT Tiran Indonesia.
Dana IPO juga akan digunakan perseroan untuk modal kerja yang antara lain digunakan untuk biaya personel dan peralatan. Selain itu, dana tersebut akan digunakan untuk pinjaman kepada anak perusahaan yaitu PT Bara Makmur Dwitama (BMD) dan PT Indo Lautan Energi (ILE).
Direktur Utama Daa Bara Lestari Mahar Atanta Sembiring mengatakan IPO ini juga menjadi era baru dalam perjalanan bisnis perseroan bersama investor dan pemangku kepentingan lainnya.
“Kami sedang membangun visi, yaitu memberikan solusi terintegrasi bagi industri pertambangan dan pengolahan mineral yang andal dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia,” kata Mahar pada acara perdana pencatatan saham DAAZ.
Mahar menambahkan, dengan menjadi emiten, Perseroan dapat meningkatkan praktik tata kelola sehingga dapat lebih akuntabel dan transparan dalam pengelolaan perusahaan.
“Hal ini sejalan dengan keinginan kami untuk menjadi lebih profesional dan meningkatkan kecepatan”, tutupnya.
Berdasarkan data RTI, saham Daaz Bara Lestari diperdagangkan pada harga Rp1.100 per saham atau naik sekitar 25 persen pada pembukaan sesi pertama hari ini dengan volume perdagangan sebanyak 1,36 juta lembar saham.