Polisi China Dikecam Usai Hajar Anak di Bawah Umur Pelaku Bullying
thedesignweb.co.id, BEIJING – Seorang petugas polisi di Tiongkok memicu kemarahan nasional setelah memukuli dan menendang seorang siswa sekolah dasar karena diduga melecehkan anak-anak lain.
Rekaman pengawasan yang diposting online menunjukkan polisi menyerang anak laki-laki tersebut dan menjambak rambutnya di dekat Sekolah Dasar Hongzhuang di Daerah Otonomi Ningxia Hui, Tiongkok barat laut. Polisi lain berdiri di dekatnya dan melihat kejadian tersebut.
Setelah kejadian tanggal 22 November, ibu anak berusia 12 tahun tersebut menggunakan media sosial untuk menuntut keadilan bagi putranya, sehingga memicu kemarahan luas di internet.
Pada tanggal 24 November, polisi setempat mengumumkan pemecatan polisi yang memukuli anak laki-laki tersebut, yang bermarga Wang, yang menjabat sebagai wakil kepala polisi provinsi tersebut. Polisi juga meminta Wang untuk meminta maaf kepada bocah tersebut, Ma Nam, dan keluarganya.
Unit orang tua di kantor polisi membawa Ma ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan, yang menunjukkan banyak luka memar di wajah dan punggung bagian bawah, dikutip SCMP, Jumat (29/11/2024).
Laporan polisi juga mengklarifikasi keadaan seputar insiden tersebut. Wang dan rekannya, Asisten Polisi Dai, dipanggil ke sekolah setelah orang tua siswa kelas tiga melaporkan bahwa anak-anak mereka diintimidasi.
Ketika mereka tiba, dua siswa kelas 3 memberi tahu mereka bahwa mereka telah diintimidasi beberapa kali oleh siswa kelas 6 Ma. Saat Wang dan Dai menyelidiki kasus tersebut dan menghibur para siswa yang menjadi korban serta keluarga mereka, Ma meninggalkan sekolah sendirian.
Wang dan Dai mengikutinya dan menghadapinya di luar sekolah, yang menyebabkan serangan.
Sementara itu, sejumlah pengamat online bersimpati kepada polisi. Mereka mencoba membenarkan tindakan mereka sebagai “hukuman penindasan”, yang lain marah dengan tindakan kekerasan mereka.
Seorang pengguna di Weibo mengatakan: “Polisi membantu orang tua yang mengintimidasi dan sekolah untuk membantunya belajar.”
Pengguna lain berkomentar: “Bahkan jika seorang petugas polisi berurusan dengan penjahat, dia tidak boleh menggunakan kekerasan, tetapi membawanya ke pengadilan melalui sistem hukum. Pemecatan adalah konsekuensi yang sangat kecil bagi orang dewasa. Adalah menyerang anak-anak.”
Menurut survei yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Anak dan Remaja yang berafiliasi dengan pemerintah Tiongkok, 53,5 persen anak-anak mengalami perundungan di sekolah. Banyak siswa yang enggan melaporkan perundungan kepada guru dan orang tua, dan sering kali mendapat tanggapan seperti “itu hanya lelucon”.
Dalam beberapa tahun terakhir, departemen pendidikan di seluruh negeri diberi wewenang lebih besar untuk memerangi perundungan di sekolah. Pada bulan Mei, Kementerian Pendidikan mengumumkan inisiatif yang mewajibkan sekolah dasar dan menengah mengadakan pertemuan anti-intimidasi di setiap kelas setidaknya dua kali per semester dan memasang kamera pengawas di area terlarang.