Ahli: Bakteri Super Resisten Obat Diprediksi Bunuh 39 Juta Orang Pada 2050
thedesignweb.co.id, Jakarta – Superbug atau bakteri super – jenis bakteri atau patogen yang menjadi resisten terhadap antibiotik sehingga lebih sulit diobati – telah diakui sebagai ancaman yang lebih besar terhadap kesehatan global.
Analisis tersebut diyakini sebagai studi pertama yang melacak dampak bakteri super terhadap dunia dari waktu ke waktu dan memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Lebih dari satu juta orang meninggal karena bakteri super, juga dikenal sebagai resistensi antimikroba (AMR) atau resistensi antimikroba, setiap tahun di seluruh dunia antara tahun 1990 dan 2021,” menurut penelitian dalam jurnal The Lancet, dilansir AFP Selasa (17/9/2024).
“Kematian anak-anak di bawah usia lima tahun akibat bakteri super telah menurun secara signifikan lebih dari 50 persen dalam tiga tahun terakhir,” kata penelitian tersebut, berkat perbaikan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit pada masa kanak-kanak.
Namun, ketika anak-anak saat ini terpapar serangga besar, pengobatan penyakit bisa menjadi sangat sulit.
Pada saat yang sama, angka kejadiannya meningkat sebesar 70-80 persen selama periode ini, karena populasi lanjut usia lebih rentan terhadap penyakit ini.
“Kematian akibat infeksi yang disebabkan oleh MRSA, sejenis bakteri staph yang kebal terhadap banyak antibiotik, akan berlipat ganda menjadi 130.000 pada tahun 2021 dibandingkan tiga dekade lalu,” kata studi tersebut.
Para peneliti mempelajari 22 patogen, 84 kombinasi obat-agen, dan 11 sindrom infeksi mirip meningitis. Studi ini mencakup data dari 520 juta catatan individu di 204 negara dan wilayah.
Studi ini dirilis menjelang pertemuan tingkat tinggi mengenai AMR di PBB yang dijadwalkan pada tanggal 26 September.
Para peneliti menggunakan pemodelan untuk memperkirakan bahwa, berdasarkan tren saat ini, jumlah infeksi yang disebabkan oleh resistensi antimikroba (AMR) akan meningkat sebesar 67 persen menjadi hampir dua juta setiap tahunnya pada tahun 2050.
Penyakit ini juga berkontribusi terhadap 8,2 juta kematian setiap tahunnya, meningkat hampir 75 persen, menurut model tersebut.
Berdasarkan skenario ini, AMR akan membunuh 39 juta orang secara langsung selama seperempat abad mendatang, dan berkontribusi terhadap 169 juta kematian, tambah studi tersebut.
Namun, situasi negatif juga mungkin terjadi.
Menurut model tersebut, jika dunia berupaya meningkatkan pengobatan penyakit serius dan akses terhadap obat antimikroba, maka dunia dapat menyelamatkan 92 juta nyawa pada tahun 2050.
“Hasil ini menunjukkan bahwa resistensi antimikroba (AMR) telah menjadi ancaman besar terhadap kesehatan global selama beberapa dekade dan masih terus berkembang,” kata penulis studi Mohsen Nagawi dari US Institute for Health Metrics.
Resistensi antimikroba merupakan fenomena alami, namun penggunaan dan penyalahgunaan antibiotik oleh manusia, hewan, dan tumbuhan telah memperburuk masalah ini.