Regional

Mengenal Upacara Nyadar, Simbol Kekayaan Budaya Madura

thedesignweb.co.id, Jakarta – Upacara Nyadar merupakan tradisi khas masyarakat Madura, khususnya yang tinggal di daerah pesisir seperti Kabupaten Sumenep.

Ritual ini merupakan bagian dari warisan budaya yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Madura. Menunjukkan rasa syukur, kesetiaan dan rasa hormat terhadap leluhur dan alam.

Kata nyadar sendiri berasal dari bahasa Madura yang berarti sadar atau mengingat, mengacu pada kesadaran manusia akan kebesaran Tuhan dan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan.

Upacara Nyadar biasanya dilaksanakan pada bulan Ruwah (Sya’ban) penanggalan Hijriah, tepat sebelum bulan Ramadhan dimulai. Tradisi ini mencakup ziarah ke makam leluhur, seperti makam kakek buyut Potre Koneng di Desa Pinggir Papas, atau ke tempat-tempat yang dianggap keramat.

Masyarakat berkumpul untuk berdoa bersama, memohon berkah dan mengenang jasa nenek moyang. Upacara ini juga diiringi dengan beberapa kegiatan kesenian tradisional, seperti musik gamelan, tari tradisional Madura atau pembacaan puisi Islami.

Hal yang menarik dari pesta Nyadar adalah penggunaan sesaji yang meliputi berbagai jenis masakan tradisional seperti nasi, ayam bakar, dan pai khas Madura.

Sesajen ini disusun dengan rapi sebagai tanda penghormatan terhadap leluhur dan sebagai ucapan terima kasih atas rezeki yang diberikan Tuhan. Setelah prosesi sembahyang berakhir, para peserta biasanya menyantap sesaji bersama-sama sebagai bentuk solidaritas.

Selain aspek spiritual, upacara Nyadar juga memiliki dimensi sosial dan budaya. Upacara ini menjadi ajang berkumpulnya masyarakat, baik yang tinggal di desa maupun di luar negeri, untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan.

Tradisi ini juga mengikutsertakan generasi muda, agar nilai-nilai luhur budaya Madura dapat diwariskan dan dilestarikan. Dengan demikian, upacara Nyadar tidak hanya sekedar simbol kesalehan beragama, tetapi juga wadah penguatan identitas budaya lokal di tengah gelombang modernisasi.

Dengan segala kekayaan simbolisme dan maknanya, Upacara Nyadar tetap relevan sebagai warisan budaya yang perlu dilindungi.

Pemerintah daerah dan masyarakat setempat terus berupaya menjaga tradisi ini dengan memperkenalkannya kepada generasi muda dan mempromosikannya sebagai objek wisata.

Dengan begitu, Upacara Nyadar tidak hanya menjadi cerminan kearifan lokal, namun juga merupakan bukti kekayaan budaya Indonesia yang bisa kita banggakan.

 

Pengarang: Belvana Fasya Saad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *