THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Regional

Berikrar Setia kepada NKRI, 140 Pengikut Bubarkan Jemaah Islamiyah di Sulawesi

thedesignweb.co.id, Makassar – Di Sulawesi, 140 anggota Jemaa Islamia atau JI membelot dari pemerintah. Acara tersebut berlangsung di aula BPSDM Sulawesi Selatan, Minggu (2710/2024). 

Selain pemisahan diri, mereka berjanji mendukung Republik Indonesia Serikat (NKR) menyusul pengumuman pimpinan JI yang membatalkan pertemuan 30 Juni 2024 di Bogor.

“Kita semua berkumpul berdasarkan ilmu dan terus mengkajinya dan alhamdulillah hasilnya kita bubar,” kata Ketua Majelis Fatwa JI Imtihan Syafi kepada surat kabar di Makassar, Minggu (27/10). . /2024). 

Ia sepakat bahwa paham dan aktivitas Jama’ah Islamia bertentangan dengan ajaran Islam, justru paham JI justru semakin menimbulkan kerugian dan kerugian.

“Kami memahami hal itu telah menimbulkan kerusakan dan kerugian, dan kami tidak ingin melanjutkannya karena tidak diterima dalam ajaran Islam,” lanjutnya.

Beliau berjanji dan sepakat untuk menyebarkan ilmu Islam dan melakukannya tanpa merugikan dan merugikan.

“Kedepannya, kami akan terus menerapkan praktik-praktik Islam dengan cara yang tidak merugikan warga negara Indonesia, baik Muslim maupun non-Muslim,” ujarnya.

 Tonton video unggulan ini:

Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Yudiawan Wibisono mengaku bersyukur dan bersyukur kepada mantan pimpinan dan anggota Jemaah Islamiyah yang kembali ke pelukan Ibu Pertiwi.

“Itulah yang membuat kita semua bahagia karena mereka, saudara-saudara kita, telah kembali ke jantung Ibu Pertiwi dengan menyebarkan,” kata Yudiava terpisah.

Dia menjelaskan, sekitar 140 Jemaah Islam (JI) yang tersebar di Sulawesi telah dibubarkan secara terbuka. Pengumuman tersebut dilakukan dengan membacakan pengumuman dan menyerahkan senjata.

Dari 140 kelompok tersebut, masing-masing 108 kelompok berasal dari Sulawesi Selatan, 1 kelompok dari Sulawesi Barat, 13 kelompok dari Sulawesi Tengah, dan 18 kelompok dari Sulawesi Tenggara. 

Upacara pembubaran meliputi pembacaan pernyataan posisi dan penyerahan senjata secara simbolis, itu (senjata) simbol perlawanan dan diserahkan secara simbolis agar tidak digunakan, itu simbol; untuk kembali ke Teluk NKRI,” tegasnya.

Kedepannya, lanjut Yudiawan, pihaknya akan terus bersikap terbuka dan terus memberikan komunikasi dan bimbingan kepada masyarakat muslim pertama untuk menjaga ketertiban di wilayah Sulawesi, khususnya di Sulawesi Selatan.

Ia juga berjanji akan memberikan kesempatan kepada anak-anak atau keluarga umat Islam untuk terus mendapatkan pendidikan yang efektif di NKRI. Termasuk menjadi anggota Polri.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Sulsel untuk bersama-sama bahu membahu menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat serta menghilangkan paham intelijen, radikalisasi, dan terorisme karena situasi di wilayah kita dalam keadaan baik dan baik,” harapnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *