Lifestyle

Badan Gizi Nasional Ungkap Pentingnya Program Makan Bergizi Gratis, Salah Satunya Mencegah Bencana Demografi pada 2045

thedesignweb.co.id, Jakarta – Direktur Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menargetkan program Makanan Gratis Gizi (MBG) dapat dimulai awal tahun depan dan mampu menjangkau 82,9 juta orang pada tahun 2027. “Tujuan kami pada tahun 2027 adalah mencakup 82,9 juta orang people “Desember 2024 kita akan launching pilot project dari Sabang sampai Merauke, Januari 2025 program ekstensif akan kita laksanakan dari 923 titik,” jelas Dadan Hindayana pada Simposium Pangan di Indofood Tower, Jakarta Pusat pada Senin 25 November 2024.

Dijelaskannya, titik tersebut akan terus bertambah hingga 2.000 titik pada April 2024, kemudian 5.000 titik pada Juli-Agustus, dan diharapkan dapat mencapai target 82,9 juta titik pada tahun 2027. unit di daerah dengan unit pelayanan melayani 3.000 sasaran,” ujarnya.

Sekadar informasi, sasaran awal program makanan bergizi gratis ini terdiri dari siswa usia pra sekolah dasar hingga sekolah menengah baik negeri maupun swasta, anak kecil, ibu hamil dan menyusui, berlaku mulai 2 Januari 2025 dengan anggaran sebesar Rp. 71 Miliar Dadan sebelumnya telah menjelaskan alasan mengapa makanan bergizi gratis harus diberikan hingga usia sekolah menengah.

“Ada titik kritis kedua dalam tumbuh kembang anak, yaitu usia 8-17 tahun. Jika kita tidak melakukan intervensi yang tepat pada periode kedua ini, maka pertumbuhan otot masih belum maksimal,” ujarnya.  Dikatakannya, pada usia SMP dan SMA masih banyak masyarakat yang salah paham mengenai pola makan, padahal sebenarnya pada usia tersebut makanan bergizi sangat diperlukan untuk perkembangan otak dan otot.

“Banyak yang menganggap 1.000 hari saja sudah cukup, atau bahkan SD, tapi menurut kami di SMA perlu intervensi juga,” ujarnya. “Ketika anak tumbuh besar, misalnya usia 8 hingga 17 tahun, mereka tumbuh, tapi sayang, mereka sedikit tertinggal karena tidak mendapatkan nutrisi yang baik di seribu hari pertama,” lanjutnya.

Di sisi lain, Dadan menambahkan, jika ada anak yang cerdas tapi pendek, itu karena seribu hari pertamanya baik, namun intervensinya pada titik kritis kedua kurang tepat.  Dadan juga mengatakan, titik kritis pertama yang harus diatasi adalah 1.000 hari pertama kehidupan (0-2 tahun) untuk mencegah stunting. Oleh karena itu, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah usia lima tahun juga menjadi sasaran makanan bergizi gratis.

 

Alasan lainnya, lanjutnya, 4,78 persen anggota rumah tangga menurut golongan pengeluaran pada tahun 2024 termasuk dalam kategori miskin sehingga perlu adanya program MBG yang dapat mencegah terjadinya bencana demografi.

Indonesia diperkirakan akan mendapat bonus demografi pada tahun 2045, namun menurut data rata-rata penduduk yang lahir adalah anak-anak dari keluarga miskin, rata-rata lama sekolah hanya SMA, jadi kalau penduduk Indonesia tidak siap.MBG , itu akan mengakibatkan bencana demografi,” ujarnya.

Dadan menjelaskan, terdapat lima kategori anggota rumah tangga di Indonesia, mulai dari miskin, menengah miskin, menengah hingga kelas atas dan kelas atas, dimana anggota rumah tangga kelas atas berjumlah 2,84 orang, sedangkan keluarga miskin rata-rata berjumlah 2,84 orang. enam orang

“Angka 2,84 itu berarti satu ibu, satu ayah, 0,84 anak, jadi kalau 100 keluarga kaya, 84 keluarga punya anak, apa artinya itu bagi demografinya? Jadi keluarga kaya tidak menggantikan anak (tidak ada regenerasi)”. Mari kita perhatikan keluarga miskin, jumlahnya masih bertambah enam orang per menit,” jelasnya. Sedangkan keluarga miskin rata-rata memiliki pendapatan kurang dari Rp1 juta.

“Kalau kita asumsikan tidak mungkin memberi makan tiga anak kan? Tidak cukup memberi makan kita, makanya kita harus serius dengan program makan gratis bergizi ini,” ucapnya lagi pada tubuh itu lalu membuangnya seperti tinja, tapi itu masif. upaya melalui BGN untuk terus mengembangkan menu bergizi seimbang sebagai investasi sumber daya manusia di masa depan.

“Jadi ini investasi besar-besaran pemerintah Indonesia di bidang sumber daya manusia, makanya kita berikan makanan untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak dari bayi sampai SMA. Jadi ada dua titik kritis kebutuhan anak yang kita butuhkan. perlu diatasi,” katanya.

Sementara itu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood”) terus mendorong generasi muda untuk berpartisipasi langsung dalam transformasi sistem pangan melalui penelitian yang berkualitas.

Tahun ini, program Indofood Research Nugraha (IRN) memberikan dana penelitian kepada 80 mahasiswa yang akan menyelesaikan studi sarjananya di 43 universitas di Indonesia. Penandatanganan MoU tersebut dilaksanakan di Jakarta bersamaan dengan Simposium Pangan Nasional tentang “Program Makan Sehat Gratis Sebagai Pendorong Transformasi Sistem Pangan Berketahanan Berbasis Potensi Pangan Fungsional dan Kearifan Lokal Nasional”, yang diselenggarakan di Jakarta. secara hibrida.

Presiden Program IRN dan Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Suaimi Suriady menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, dunia menghadapi tantangan besar yang mempengaruhi sistem pangan global, termasuk perubahan iklim dan tekanan sosial ekonomi.

Kedua tantangan tersebut semakin menekankan pentingnya transformasi menuju sistem pangan yang lebih berketahanan berbasis potensi dan kearifan lokal. Oleh karena itu, Indofood terus mengajak dan mendorong generasi muda untuk berpartisipasi secara langsung, berkontribusi melalui penelitian-penelitian mutakhir yang dilakukan dalam rangka penyelesaian permasalahan pangan. studi mereka,” jelasnya.

Penetapan 80 mahasiswa sebagai penerima dana penelitian IRN ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Indofood dengan masing-masing mahasiswa dan dilanjutkan dengan penyerahan dana penelitian secara simbolis.

Acara ini dihadiri oleh Manajemen Indofood, Pakar IRN, Presiden Badan Pangan Nasional, Dirjen Pendidikan Tinggi, Teknologi dan Ilmu Pengetahuan dan Dirjen Kesehatan Masyarakat serta para dosen pembimbing.

Selama penelitian berlangsung, mahasiswa akan didampingi langsung oleh pakar dari IRN hingga penelitian berakhir. Batasan maksimal penyelesaian penelitian adalah satu tahun. Program IRN juga menobatkan empat mahasiswanya sebagai peneliti unggulan.

Mereka merupakan penerima dana penelitian IRN tahun 2023/2024 yang memenuhi lima aspek penilaian meliputi pelaksanaan penelitian, kualitas penelitian, teknik penyajian, penguasaan materi dan sikap peneliti. Sebagai ucapan terima kasih, masing-masing peneliti mendapat bingkisan berupa laptop.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *