DESIGN WEB Dana Kelolaan Reksa Dana BRI-MI Tembus Rp 2 Triliun
thedesignweb.co.id, Jakarta Reksa Dana Pasar Uang BRI Gamasteps (BRI Gamasteps) milik BRI Investment Management (BRI-MI) tetap beroperasi. Perkembangan positif kali ini terlihat pada jumlah dana kelolaan (AUM) per 11 Oktober 2024 sebesar Rp 2,04 triliun, meningkat 473% dari Rp 355 miliar pada Desember 2023.
Hal ini merupakan kelanjutan dari pencapaian utama produk Gamasteps BRI selama tahun 2024 dan mendukung promosi kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi.
CEO BRI-MI Tina Meilina mengatakan, “Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan perkembangan positif Reksa Dana BRI Gamasteps, namun juga bagaimana kami terus berupaya meluncurkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar”. ).
Tina menambahkan melalui BRI Gamasteps, BRI-MI berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“BRI Gamasteps bertujuan untuk menjadi platform investasi yang mendukung pengembangan kampus serta meningkatkan pemahaman investasi seluruh civitas Gadjah Mada (UGM). Ia menambahkan, “Hal ini sejalan dengan komitmen BRI-MI dalam membantu masyarakat menjadi lebih baik.” melek finansial untuk mewujudkan masa depan
Pada pengembangan produk hingga 10/11/2024, produk BRI Gamasteps memberikan return 4,52%, lebih tinggi dibandingkan indeks Reksa Dana Pasar Uang Infovesta sebesar 3,66% pada periode yang sama. Angka ini menunjukkan bahwa produk tersebut kompetitif dan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan rata-rata pasar.
Dia menambahkan: “Kami selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada investor. Dengan hasil positif ini, kami berharap dapat mempertahankan kinerja yang stabil dan menjadi pilihan terpercaya masyarakat.”
Produk ini dirancang untuk memberikan keamanan dan likuiditas kepada investor yang menginginkan investasi jangka pendek dengan risiko rendah. Capai AUM Rp 2,04 triliun, BRI Gamasteps semakin membuktikan perannya sebagai pilihan stabil bagi mereka yang ingin menjaga stabilitas keuangan.
Chief Investment Officer BNI Asset Management (BNI-AM) Putut Endro Andanawarih mengatakan memasuki era suku bunga rendah, ada potensi perkembangan positif dalam investasi reksa dana.
Putut berbicara pada acara penandatanganan kerjasama BNI-AM: “Ada peluang investasi ketika suku bunga turun karena baik bagi perekonomian. Reksa dana saham juga menarik. Naik turunnya pasar berdampak positif bagi investor.” dan Bank BTPN, pada Rabu (10 September 2024).
Putut menambahkan, ketika suku bunga tinggi berarti perekonomian sedang terpuruk sehingga seringkali membuat investor lebih memilih indeks yang defensif. Pada saat yang sama, ketika suku bunga rendah, investor lebih menyukai indikator positif karena perekonomian sedang pulih.
Adapun pandangan domestik terhadap transisi pemerintahan, menurut Putut, pasar dana masih bisa positif jika transisi berjalan lancar.
– Pasar akan semakin optimis ketika pemerintahan mulai terbentuk dan program-program pemerintahan baru dilaksanakan, ujarnya.
Lebih lanjut Putut menjelaskan, akhir-akhir ini alat investasi reksa dana berbasis indeks saham dan reksa dana semakin populer di kalangan investor ritel di Indonesia, apalagi di era penurunan suku bunga, PWC bahkan memperkirakan Asset Under Management (AUM of reksa dana pasif) akan terus tumbuh sebesar 44-58% hingga tahun 2030.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berada di zona merah belakangan ini. Pada perdagangan hari ini Rabu 9 Oktober 2024, IHSG diperdagangkan melemah 0,74% ke $7.501.285. Pekan lalu, IHSG melemah 0,82%.
Direktur Dana IPO Dody Mardiansyah menegaskan, situasi tersebut tidak serta merta menjadi alasan kepanikan para pemegang dana investasi. Oleh karena itu, ia membagikan beberapa tips penting agar investor tetap tenang dan bijak dalam berinvestasi di reksa dana saham meski IHSG sedang lesu.
Pertama, fokus pada jangka panjang. Penurunan IHSG bersifat sementara dan merupakan bagian dari dinamika pasar yang normal. Mengingat reksa dana saham merupakan instrumen investasi jangka panjang, maka investor yang fokus pada tujuan jangka panjangnya dapat menghadapi fluktuasi pasar dengan lebih tenang.
Tips selanjutnya, jangan terburu-buru menjual. Saat IHSG ambruk, banyak investor yang menjual investasinya karena takut kerugian lebih lanjut.