Saham

PPN 12 Persen Berlaku pada 2025, Ini Tanggapan Manajemen Ancol

thedesignweb.co.id, JAKARTA – PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) menyatakan pengenaan pajak pertambahan nilai sebesar 12% akan berdampak pada berbagai industri, termasuk pariwisata.

Pihaknya menjelaskan, yang terpenting pemerintah bisa menaikkan pajak pertambahan nilai untuk mengembangkan perekonomian masyarakat dan meningkatkan daya beli semua kalangan. Jika perekonomian membaik atau masyarakat mengeluarkan uang, maka Ancol juga akan tumbuh. 

Manajemen Pembangunan Jaya Ancol pada Paparan Publik, Selasa (24 Desember 2024), “Jadi Ancol berharap pemerintah bisa mendorong lebih banyak aliran ekonomi.”

Dari sisi pengembangan bisnis, perseroan mengungkapkan Ancol akan menerapkan berbagai inovasi pada tahun 2025, antara lain perkuatan kabin, pengenalan pusat parkir, penyediaan stasiun MRT, dan strategi penetapan harga yang dinamis. Selain itu, Encore telah menyiapkan peralatan pembuatan robot baru yang diimpor dari Amerika Serikat dan China. 

Berdasarkan data pengunjung per September 2024, objek wisata yang paling diminati adalah pantai dengan jumlah pengunjung 7,5 juta orang, disusul Dufan dengan jumlah pengunjung 1,6 juta orang. Fitur-fitur baru seperti alpaka diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan khususnya di Samudra Ancol. 

Selain itu, tanggul laut raksasa tersebut merupakan rencana pemerintah pusat yang masih dalam kajian dan diperkirakan lokasinya berada di wilayah utara. DKI Pemprov DKI Jakarta berupaya mengatasi banjir rob melalui program NCICD, yaitu program pembangunan tanggul laut dan pengembangan wilayah pesisir sebagai upaya pencegahan banjir rob. 

Manajemen Pembangunan Jaya Ancol menyimpulkan: “Perusahaan mendukung rencana tersebut dan akan terus mempelajari serta memitigasi dampaknya terhadap kinerja perusahaan.”

 

Sebelumnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir 31 September 2024.

Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 881,45 miliar, turun 2,34% dibandingkan pendapatan pada September 2023 sebesar Rp 902,57 miliar. Meski mengalami penurunan pendapatan, namun beban pokok pendapatan dan beban langsung perseroan meningkat menjadi Rp443,11 miliar pada September 2024 dibandingkan Rp410,63 miliar pada September 2023.

Alhasil, laba kotor September 2024 turun menjadi Rp438,34 miliar dari Rp491,94 miliar pada September tahun lalu. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, perseroan mencatatkan beban usaha sebesar Rp 199,95 miliar, lebih tinggi dibandingkan beban usaha pada September 2023 (Rp 154,11 miliar).

Pada saat yang sama, perseroan mengumumkan laba bersih entitas asosiasi sebesar Rp734 juta, rugi bersih investasi ventura bersama sebesar Rp326 juta, beban keuangan sebesar Rp76,36 miliar, dan pajak final sebesar Rp19,03 miliar. .

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 100,6 miliar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Laba tersebut anjlok 41,10% dibandingkan laba September tahun lalu sebesar Rp 170,8 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang diungkapkan di bursa, Jumat (10/11/2024), per 31 September 2024, aset perseroan turun menjadi Rp3,63 triliun dari akhir tahun lalu Rp3,74 triliun.

Liabilitas juga menurun dari Rp2,08 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp1,91 triliun pada September 2024. Sementara itu, modal ekuitas meningkat dari Rp 1,67 triliun menjadi Rp 1,72 triliun pada akhir September 2024.

 

 

Sebelumnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) akan membagikan dividen sebesar Rp 51,19 miliar untuk tahun buku 2023.

Mengutip informasi keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (28 Februari 2024), Pembangunan Jaya Ancol membagikan dividen setara Rp32 per saham. Pembagian dividen akan didasarkan pada hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada tanggal 23 Februari 2024.

Pembagian dividen Pembangunan Jaya Ancol tahun 2023 memperhitungkan data keuangan per 31 Desember 2023, antara lain laba bersih yang diatribusikan kepada induk perusahaan sebesar Rp235,17 miliar, saldo laba ditahan tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp1,29 triliun, dan jumlah modal sendiri sebesar Rp1,66 juta. miliar rupiah Indonesia.

Berikut jadwal pembagian dividen perseroan:

Tanggal efektif adalah 23 Februari 2024

Tanggal dividen biasa untuk pasar reguler dan negosiasi adalah 4 Maret 2024

Tanggal ex-dividen pasar reguler dan negosiasi adalah 5 Maret 2024

Tanggal dividen pasar uang biasa adalah 6 Maret 2024

Tanggal ex-dividen pasar uang adalah 7 Maret 2024

Tanggal pendaftaran pemegang saham dividen tunai adalah sebelum pukul 16.00 pada tanggal 6 Maret 2024. 

Sebelumnya diberitakan, Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) Cahyo Satriyo Prakoso menambah kepemilikan sahamnya di PJAA pada akhir Januari 2024.

Keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Minggu (2 April 2024) mengutip Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Cahyo Satriyo Prakoso menambah kepemilikannya atas 10.000 saham PJAA dengan harga Rp 950 per saham, dengan nilai transaksi per 30 Januari. 2024 Rp 9,5 juta.

“Tujuan transaksi tabungan saham adalah untuk langsung memegang status suatu saham,” tulis Cayo

Setelah transaksi pembelian saham selesai, Cahyo memiliki 25.000 lembar saham PJAA, naik dari sebelumnya 15.000 lembar.

Hingga penutupan pasar Jumat 4 Februari 2024, saham PJAA diperdagangkan flat di Rp 990 per saham. Saham PJAA menguat 5 poin menjadi Rp 995. Saham PJAA diperdagangkan setinggi Rp 1.030 per saham dan terendah Rp 985 per saham. Jumlah perdagangan sebanyak 610 dan volume perdagangan sebanyak 30.104 lembar saham. Nilai transaksinya Rp 3 miliar.

Sebelumnya diberitakan, emiten Ancol, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) berencana merealisasikan belanja modal (capex/capex) sebesar Rp 2 triliun pada 2024. Sebab, Pembangunan Jaya Ancol sedang memperluas sayap bisnisnya. 

 

 

Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol Winarto mengatakan Ancol memiliki dua perusahaan. Pertama adalah pendapatan berulang dari bisnis hiburan dengan kinerja terbaik, kedua adalah pengembangan real estat dan perkembangan terkini mengenai pengembangan real estat Ancol.

Kedepannya perseroan akan mempersiapkan pengembangan lahan untuk meningkatkan pendapatan perseroan di bidang usaha real estate dan hiburan dalam bentuk pengembangan lahan, kata Winarto dalam keterbukaan tertulis, Kamis, 28 Desember 2023.

Ia mengatakan, pengembangan lahan membutuhkan belanja modal sekitar 2 triliun rupiah, yang bisa dibiayai secara mandiri atau terbuka peluang kerja sama. Bahkan, APCO juga aktif berpartisipasi dalam forum investor dalam dan luar negeri pada tahun ini.

Hingga November 2023, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) meraup pendapatan Rp 1,12 triliun. Angka ini lebih tinggi 36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Hingga November 2023, laba bersih PJAA mencapai Rp 198,6 miliar. Sejak November 2022, pencapaian ini meningkat sebesar 44%. 

Sedangkan total liabilitasnya mencapai Rp 2,05 triliun. Hasil ini turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 12%. 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *