Kesehatan

Angka Kematian Singapura Diprediksi Lebih Tinggi dari Kelahiran

thedesignweb.co.id, Jakarta Diperkirakan dalam 10 tahun ke depan, angka kematian di Singapura akan lebih tinggi dibandingkan jumlah anak yang dilahirkan. Hal ini akan menyebabkan Singapura menghadapi permasalahan kependudukan yang dampaknya akan meluas dari tatanan sosial hingga perekonomian.

Berdasarkan tren saat ini, jumlah kematian warga negara Singapura mungkin melebihi jumlah kelahiran warga negara pada paruh pertama tahun 2030, kata Menteri di Kantor Perdana Menteri Singapura Indranee Rajah, seperti dikutip dari Straits Times. Selasa, 1 Oktober 2024. 

Indranee Rajah mengeluarkan pernyataan tersebut setelah anggota parlemen non-konstituensi Hazel Poa mengajukan pertanyaan tentang angka kematian dan kelahiran di Singapura.

Jika melihat data selama sembilan tahun terakhir, angka kematian meningkat dan angka kelahiran menurun. 24.726 warga Singapura akan meninggal pada tahun 2023. Jumlah ini meningkat 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 17.691 kematian pada tahun 2014.

Jika iya, bagaimana dengan angka kelahirannya? Pada tahun 2023, akan lahir 28.877 anak. Jumlah ini berkurang 13 persen dibandingkan tahun 2014, ketika 33.193 anak dilahirkan.

Indranee menambahkan, prakiraan tersebut dimaksudkan untuk menggambarkan pertumbuhan dan perubahan populasi berdasarkan data yang ada. Prediksi ini mungkin menjadi kenyataan atau mungkin tidak, tambahnya.

Mengomentari pernyataan Indranee, Profesor Jean Yeung dari Badan Sains, Teknologi, dan Penelitian Institut Pembangunan dan Potensi Manusia Singapura mengatakan, seiring dengan penurunan angka kelahiran dalam jangka waktu yang lama, maka populasi negara tersebut akan menua dan tentu saja melebihi jumlah kematian. kelahiran.

Tingkat kesuburan total di Singapura – jumlah rata-rata anak yang dimiliki seorang wanita selama masa suburnya – terus menurun selama 30 tahun terakhir.

Tahun 2023 akan menjadi titik terendah dalam sejarah negara tersebut. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Singapura, angka kelahiran akan berada di bawah 1 pada tahun 2023, yaitu 0,97.

Untuk meningkatkan angka kelahiran, Singapura telah menerapkan berbagai langkah selama dua dekade terakhir.

Ini termasuk penghargaan tunai Baby Bonus untuk bayi baru lahir dan lebih banyak cuti hamil dan melahirkan. Kemudian memperluas pendanaan bersama pemerintah untuk pengobatan IVF bagi perempuan lanjut usia.

 

 Singapura juga telah mengeluarkan kebijakan imigrasi untuk mengurangi dampak rendahnya angka kelahiran terhadap perekonomian dan masyarakat.

Pada tahun 2023, Singapura telah memberikan sekitar 23.500 kewarganegaraan baru, termasuk sekitar 1.300 anak yang lahir di luar negeri dari orang tua warga Singapura. Selain itu, 34.500 izin tinggal permanen baru juga diterbitkan.

“Kami terus mempertahankan laju imigrasi yang moderat dan stabil yang memitigasi dampak tren demografis terhadap ukuran dan usia populasi,” kata Indranee.

“Kami memberikan tanggung jawab atau kewarganegaraan kepada orang-orang yang dapat berintegrasi dengan baik, berkontribusi pada Singapura dan berkomitmen menjadikan Singapura sebagai rumah mereka.”

Selain itu, kebijakan imigrasi membantu memenuhi kebutuhan penduduk Singapura di masa depan, tambah Indranee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *