Adira Finance Kantongi Pembiayaan Rp 27,8 Triliun hingga Kuartal III 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Adira Finance Tbk (ADMF) mengumumkan kinerja periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2024.
Pada periode ini, perseroan mengalami penurunan pembiayaan baru. Hal ini seiring dengan industri otomotif yang saat ini sedang melambat. Penjualan ritel mobil baru turun 12% YoY menjadi 657.000 unit. Pada saat yang sama, penjualan sepeda motor baru meningkat tipis sebesar 5% dibandingkan tahun lalu menjadi 4,7 juta unit.
“Adira Finance mencatatkan penurunan pembiayaan baru sebesar 9% year-on-year menjadi Rp 27,8 triliun per September 2024, terutama disebabkan oleh penurunan segmen otomotif seiring dengan lesunya industri otomotif saat ini,” ujar Presiden Direktur Adira Finance. . . Sutradara Dewa Made Susila dalam keterangannya, Kamis (31 Oktober 2024).
Namun perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pembiayaan baru di sektor non otomotif hingga mencapai Rp 6,8 triliun dengan pembiayaan multiguna memberikan kontribusi terbesar terhadap pembiayaan non otomotif. Pada saat yang sama, kebutuhan pembiayaan yang dikelola perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) meningkat sebesar 7% year-on-year menjadi Rp 56,6 triliun.
Selain itu, perseroan mencatatkan pembiayaan baru pada segmen Syariah sebesar Rp5,9 triliun atau 21% dari total pembiayaan.
Di sisi lain, sebagai bagian dari komitmennya terhadap transisi energi ramah lingkungan di Indonesia, Adira Finance juga memberikan pembiayaan untuk kendaraan listrik (EV), termasuk sepeda motor dan mobil. Pada September 2024, Adira Finance mencatatkan penyaluran pembiayaan baru kendaraan listrik mencapai Rp 290 miliar.
Dari sisi finansial, perseroan meraih total pendapatan sebesar Rp7,5 triliun, meningkat 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada saat yang sama, total biaya meningkat sebesar 18% year-on-year menjadi Rp 6,1 triliun pada September 2024. Peningkatan biaya disebabkan oleh peningkatan biaya modal dan biaya kredit.
Dengan demikian, laba bersih setelah pajak perseroan tercatat sebesar Rp 1,1 triliun atau turun 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) tercatat masing-masing sebesar 5,7% dan 13%. 5%.” kata Chief Financial Officer Adira Finance, Sylvanus Gani Mendrofa.
Terkait pembiayaan, perseroan terus melakukan diversifikasi sumber pembiayaan dengan dukungan berkelanjutan dari joint financing dengan induk perusahaan Bank Danamon serta perolehan pinjaman luar negeri dari perbankan (bank dalam dan luar negeri) dan pasar modal (obligasi lokal dan sukuk mudharabah). Per September 2024, pendanaan bersama mencapai 48% dari klaim yang dikelola.
Sementara itu, total pinjaman perseroan pada September 2024 meningkat 24% year-on-year menjadi Rp 19,2 triliun, terdiri dari pinjaman bank dalam dan luar negeri, serta obligasi dan sukuk yang masing-masing memberikan kontribusi 66%:34%. Alhasil, rasio komitmen menjadi 1,9 kali lipat pada September 2024.
Pada Oktober 2024, perseroan menerbitkan obligasi berkelanjutan VI Adira Finance Tahap IV Tahun 2024 sebesar Rp2,0 triliun dengan kelebihan permintaan sebesar 2,3 kali.
Selain itu, perseroan mampu mempertahankan peringkat global Baa1/stable versi Lembaga Pemeringkat Internasional Moody’s atau satu tingkat di atas peringkat kredit negara Indonesia. Kami berharap pemeringkatan ini dapat memperkuat kemampuan perusahaan dalam mengakses sumber pendanaan yang lebih kompetitif di Islandia dan luar negeri.
Untuk terus memperluas penyaluran pembiayaan, Adira Finance memperluas jaringan bisnisnya secara selektif di wilayah-wilayah yang berpotensi tinggi. Hingga September 2024, Adira Finance mengoperasikan 484 jaringan bisnis di seluruh Indonesia, termasuk cabang Syariah.
Di sisi digital, perseroan terus memaksimalkan penjualan melalui platform digital seperti Adiraku, momobil.id, momotor.id dan dicicilaja.com.
Untuk mendukung sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Adira Finance menyelenggarakan Adira People’s Marketing Festival (FPR) pada Agustus 2024 hingga Desember 2024 di beberapa daerah.
Melalui program ini, Adira Finance FPR memperkenalkan tiga pilar utama, yaitu: reformasi ekonomi pasar, keterlibatan masyarakat, dan program keberlanjutan. Melalui sinergi Adira Finance dengan pengelola pasar, pedagang, pemerintah dan masyarakat, kami berharap pasar rakyat dapat bertransformasi menjadi pusat kegiatan perekonomian yang modern, efisien dan inklusif.