Malunya Ananta Rispo Setelah Nikita Willy Sebut Fico Fachriza Utang Rp28 Juta: Aduh, Kok Bisa Ya?
thedesignweb.co.id, Jakarta Tak ada rasa penyesalan di benak Ananta Rispo setelah ia memperingatkan keras berbagai pihak di media sosial agar tidak memberikan pujian kepada sang kakak, Fico Fachriza, dengan alasan apapun.
Peringatan tersebut diperkuat setelah Nikita Willy bersedia meminjamkan uang sebesar 28 juta kepada Fico Fachriza. Kini pesinetron Putri Yang Dikukar merasa ditipu habis-habisan oleh Fico Fachriza.
Pengakuan Nikita Willy di Instagram Stories pekan ini sampai ke Ananta Rispo. Ia mengaku tak henti-hentinya berpikir dan malu dengan cara Fico Fachriza membawa pakaian kesana kemari.
“Saya merasa langkah yang saya ambil sudah tepat dengan mengusirnya karena banyak sekali orang yang Nikita Willy, kamu, meminjami saya uang. Meskipun dia adalah penguasa burung biru. Oh gimana, itu semua Nikita Willy aduh! “Maaf,” kata Ananta Rispo.
Hal itu diungkapkannya dalam video jelas yang diposting di akun Instagram terverifikasi miliknya, Sabtu (28/12/2024). Antana Rispo mengenang, kegaduhan yang dilakukan Fico Fachriza bukan kali pertama. Tiga tahun lalu, dia terlibat kasus narkoba.
Fico Fachriza diduga banyak menggunakan tembakau buatan. Saat itu Ananta Rispo ingin menikah. “Aku masih ingin, kenapa? “Karena saya yakin pengguna narkoba adalah korban, saya masih mendapat bantuan,” kata Ananta Rispo.
Menurutnya, permasalahan narkoba dan narkoba tidak bisa disamakan di sana-sini. Karena itu, Ananta Rispo tidak mau lagi melindungi kakaknya. Ia merasa sedikit malu karena operasi peminjaman uang ini telah merenggut nyawa “korbannya”.
“Kalau ini terjadi, aku berbohong sampai-sampai aku tega menjual kesedihanku. Aku malas. Aku marah,” kata Ananta Rispo yang mengaku bekerja keras demi kasih sayang ibunya untuk melakukan apa yang dibutuhkannya.
Dia merasa berhak marah atas masalah ini. Dalam postingan sebelumnya, Ananta Rispo mengingatkan bahwa tugasnya bukan untuk membuat orang lain berpindah agama. Dia kini memutuskan untuk fokus memperjuangkan hidupnya.
“Tugas kita bukan mengubah orang, tugas kita bukan mengingatkan mereka, fokus pada hal-hal yang menurut kita bisa diperjuangkan, dan kita harus memperjuangkannya. Tidak perlu menganggap manusia sebagai anjing,” tulis Ananta Rispo.