Mahasiswi PPDS Anestesi Aulia Risma Lestari Sering Izin Sakit, Dekan FK Undip: Termasuk Anak yang Perlu Support Khusus
Yan Wisnu Prajoko, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Jakarta (FK Undip), mengungkapkan kepada thedesignweb.co.id, Aulia Risma Lestar, mahasiswa Program Pelatihan Kedokteran Spesialis Anestesiologi (PPDS).
Dokter Risma merupakan seorang PPDS yang ditemukan tewas di ruang perawatan setelah tubuhnya disuntik obat. Tak sedikit yang meragukan dokter PPDS RS Kariad itu bunuh diri setelah di-bully oleh orang lanjut usia.
Kendati demikian, Yan mengatakan kasus tersebut memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan pihaknya menunggu hasil penyelidikan.
“Saya kira dr Risma perlu mendalami apakah almarhumah mengalami penganiayaan,” ujarnya.
“Apakah kematian dr Risma itu langsung atau tidak ada kaitannya dengan perundungan, kita tunggu saja hasil penyelidikan pihak kepolisian,” kata Yan dalam jumpa media yang digelar di Kampus Undip dan disiarkan langsung di Zoom, Jumat (23/8). /2024).
Yan mengatakan Risma sering bolos sekolah semasa hidupnya karena sakit. Undip selalu mengizinkan.
“Setiap siswa PPDS, setiap anak ibarat anak kita, kita punya anak yang kuat, kita punya anak yang butuh perhatian. Kita tahu almarhum butuh dukungan khusus, dan teman-temannya menciptakannya,” jelas Yan.
Yan menambahkan, Risma kerap mengajukan cuti sakit saat PPDS.
“Dia (Risma) beberapa kali mengirimkan surat cuti sakit agar tidak mengikuti pelatihan. Jadi melihat itu, kami sebenarnya sedang mengembangkan dukungan. – Dan kami tidak menerima permintaan izin apa pun.
Yan juga menegaskan, meski sering mengambil cuti sakit, FK Undip tidak pernah memberikan sanksi apa pun apalagi skorsing (DO).
“Kami sebenarnya memudahkan, datanglah kalau memang butuh istirahat. Dia menjalani dua operasi dan kami menerimanya.”
Yan juga membahas pernyataan resmi hasil investigasi internal yang dirilis pada 2024. 15 Agustus Dalam surat tersebut, pihaknya menyatakan dugaan Dr. Bullying yang dilakukan Risma hingga berujung pada bunuh diri tidaklah benar.
Menurut Yan, tuntutan tersebut didasari oleh semakin parahnya penyakit Risma dan dukungan teman-temannya.
“Teman-temannya membuat sistem sendiri sehingga kalau tidak ada langsung mencari orang yang bersangkutan.
Jadi dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan tidak ada perundungan dalam kasus ini, kata Yan.
Dugaan perundungan yang dilakukan Risma rupanya menghidupkan kembali kejadian lama di FK Undip.
Bahkan, tiga tahun lalu, terungkap kasus pencabulan yang mencoreng nama dr Prathita Amanda Aryan.
Dokter ini viral di media sosial setelah isi percakapannya dengan Juniors terungkap. Salah satu yang membuat netizen geram adalah perintah makan lima bungkus nasi padang dengan PPDS dan harus dicatat. Peristiwa ini juga dibenarkan oleh Yan.
“Dr Prathita tiga tahun lalu, kejadiannya benar seperti yang diberitakan, kejadiannya persis seperti yang diberitakan (makan 5 bungkus nasi padang) dan dihukum.
“Tapi itu tiga tahun lalu. Kalau sanksinya nanti bisa kita teruskan,” kata Yan.