BNI Akhirnya Buka Suara Soal Rencana Divestasi Saham BRIS
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengumumkan rencana divestasi atau pembagian aset Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI. CFO Novita Vidya Anggraini melihat adanya peningkatan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. BSI memegang posisi penting dalam industri Syariah.
Rencana pemisahan ini berlaku efektif sejak tahun 2023. Namun sebagai pemegang saham, BNI mendukung penuh inisiatif BSI yang dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan nilai perusahaan.
“Jika inisiatif ini dikaitkan dengan perubahan strategi investasi BSI, kami akan memastikan setiap operasional dilakukan secara arm’s length dengan pengelolaan yang prudent,” kata Novita, Jumat (22/08/2024).
BNI akan mempertimbangkan risiko, aspek keuangan dan pengembangan strategi jangka panjang. Pada saat yang sama, BNI tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam seluruh aktivitasnya.
“Kami belum memiliki informasi tambahan apa pun untuk dibagikan saat ini. Tentunya informasi tersebut akan kami update sewaktu-waktu sesuai aturan keterbukaan,” tambah Novita. Indikator GNI
Pada semester pertama tahun ini, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan pinjaman sebesar 11,7% year-on-year menjadi Rp727 triliun, dibandingkan pertumbuhan pinjaman sebesar 9,6% quarter-on-quarter. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi kredit, dimana sumber pertumbuhan kredit berasal dari segmen berisiko rendah yaitu korporasi, kredit swasta dan masyarakat dan konsumen, serta perusahaan utilitas.
Pinjaman segmen korporasi meningkat 18,7% year-on-year menjadi Rp 403,1 triliun yang berasal dari korporasi blue chip, sektor swasta dan publik. Segmen konsumer tumbuh 15,1% menjadi Rp 132,7 triliun didorong oleh pertumbuhan pinjaman pribadi dan KPR.
Penguatan peran cabang juga mendapatkan momentumnya. Sinergi antar BNI Group menjadi salah satu strategi utama operasional berkelanjutan. Beberapa sinergi yang dilakukan adalah kerjasama pembiayaan antara BNI dan BNI Finance melalui produk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), serta hibank di segmen UKM melalui ekosistem grup BNI.
Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dicapai pada saat BI melonggarkan GWM melalui stimulus Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (MPL). Pelonggaran GWM ini memberikan tambahan likuiditas yang mengoptimalkan penyaluran kredit dan juga digunakan untuk memperbaiki struktur DPK BNI dengan mengurangi porsi dana institusi pada giro dan deposito kemudian menggantinya dengan deposito swasta atau perorangan. istilah bunga.
“Hasilnya terlihat dari total DPK kita pada semester I 2024 yang mencatat kenaikan 1% y-o-y, pertumbuhan tabungan 4,3% y-o-y, dan pertumbuhan rekening 1,1% y-o-y. Sementara DPK membaik 2,6% y-o-y Hal ini meningkatkan rasio DPK menjadi 70,7% dari 69,6% pada akhir tahun 2024. triwulan sebesar 2,72%, meningkat 7 bps dibandingkan triwulan sebelumnya,” jelas Novita.
Akselerasi bisnis dan efisiensi CoF menyebabkan peningkatan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 3,1% QoQ pada Q2 2024. Kinerja yang lebih tinggi juga didorong oleh pertumbuhan pendapatan berbasis biaya (fee-based income/FIB) sebesar 11,9% tahun-ke-tahun, didorong oleh pertumbuhan biaya perbankan dan transaksi digital.
Dampak akselerasi kredit tersebut, kualitas aset pada segmen risiko rendah terus membaik. Tingkat NPL tercatat sebesar 2% pada Juni 2024, membaik 2,5% dibandingkan Juni tahun lalu. Sementara itu, LaR yang mencakup NPL, penyitaan ke-2, dan pinjaman restrukturisasi penyitaan saat ini tercatat sebesar 12,3% dibandingkan 16,1% pada Juni tahun lalu.
“Meskipun metrik kualitas aset menunjukkan peningkatan yang kuat, kami terus menyeimbangkannya dengan cadangan yang cukup untuk memungkinkan penurunan 40 bps di masa depan dibandingkan,” jelas Novita.
CKPN yang dibentuk sangat cocok untuk menutupi kebutuhan tambahan cadangan bagi debitur-debitur tersebut. Kecukupan cadangan tersebut tercermin dari norma cadangan INK dan LaR Juni 2024 yang masing-masing sebesar 298% dan 48%.
“Menghitung dengan biaya konsolidasi, BNI mampu membukukan laba bersih sebesar 10,7 triliun pada semester I 2024, meningkat 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian ini relatif sesuai dengan ekspektasi pasar. Kami berharap dapat mempertahankan hasil positif dan mencapai sasaran bisnis tahun ini, termasuk di segmen korporasi, serta tahun 2024. pada semester kedua tahun ini, kami siap mencapai tujuan bisnis kami baik secara global maupun domestik,” ujarnya. Novita.