Lifestyle

Di Balik Fenomena Kopi Keliling ala Coffee Shop yang Menjamur

thedesignweb.co.id, Jakarta – Mobile Coffee bukanlah fenomena yang sepenuhnya baru. Namun belakangan ini, cara berjualan minuman ini semakin meningkat dengan menu-menu ala coffee shop yang banyak ditemui di sejumlah kawasan perkantoran di Jakarta.

Salah satu brand yang turun ke jalan untuk menjaring pelanggan adalah Cf Coffee. Pendiri Kopi Calf yang berbasis di Danang mengatakan timnya merekrut “barista keliling” mulai pertengahan tahun 2023.

“Penyebabnya jelas karena ada tambahan arus bisnis yang permainannya berbeda dengan Oníwàra pada umumnya,” ujarnya dalam pesan Lifestyle thedesignweb.co.id, Jumat, 11 Oktober 2024. “Kami melihat banyak pertanyaan dari pelanggan, tapi kami belum melihat ke sana.

Penjual kopi keliling, kata Danang, merupakan pool terkini seiring dengan perkembangan tren. “Anak sapi harus beradaptasi dengan ini,” tambahnya.

Ia mengatakan Kopi Calf tidak membedakan kualitas produk kopi keliling dengan toko fisiknya. Oleh karena itu, timnya memutuskan untuk mematok harga yang lebih tinggi dibandingkan merek kopi keliling lainnya.

“Kami tidak akan menurunkan kualitas hingga terjadi perang harga,” kata Danang. Perbedaannya (warung kopi keliling dan warung kopi Calf) terlihat jelas dari kendaraannya, dimana becak pertama kali digunakan untuk jarak jauh.

Jadi bagaimana mereka menentukan rute kopi mereka? Danang menjawab: “Biasanya dengan membuat polling atau kuisioner di Instagram untuk mengetahui tempat-tempat yang disinggahi Teman Calf (sebagai pelanggannya menunggu). Kami juga melihat populasi dan aktivitas warga Jakarta dan Bekasi, serta tempatnya. ada gak.”

Danang mengatakan, mobil keliling dan becak Kopi Calf kini sudah bisa ditemui di wilayah Jakarta Selatan dan Bekasi. “Terakhir kita di Telkom Hub Gatot Subroto, City Walk Sudirman dan Atmajaya. Lalu di kawasan Bekasi selalu di Galaxy. Di Instagram selalu kita ceritakan tentang Betis di jalanan,” ujarnya.

Kopi Calf sebenarnya menerapkan metode penjualan kopi keliling di Bandung, dan sentimen pelanggan sangat baik, menurut Danang. Namun kini, dia mengaku fokus di wilayah Jabodetabek untuk meningkatkan tenaga kerja dan lapangan kerja.

Kedepannya, kelompok ini berencana untuk memperluas armada jalan raya Malu dalam hal skuter dan sepeda. Bajaj digunakan untuk jarak jauh, sedangkan sepeda listrik digunakan untuk mencapai titik-titik strategis karena sepeda lebih aman digunakan selama melalui Jakarta, ujarnya.

Saat ditanya pendapatnya mengenai alasan menjamurnya kedai kopi keliling, Danang mengatakan hal itu hanyalah pengembangan pasar seduhan kopi. Menurutnya, kemunculan mobile coffee terjadi seiring dengan banyaknya jumlah minuman yang diminum tersebut.

Danang mengatakan, “Selama populasi peminum kopi terus meningkat, baik di kafe maupun barista keliling, (cara pemasaran kopi) pasti akan terus berkembang. Kebiasaan masa kini orang ingin segera membeli kebiasaan dan yang dekat dengan tempat mereka berada. dalam pekerjaan-pekerjaan yang akan datang, mata mereka akan percaya.”

Oleh karena itu, ia berjanji Coffee Calf akan semakin dekat dengan pelanggan dan mudah didapat sesuai rencana tahun depan. Namun Danang masih enggan membeberkan detailnya.

Dari sudut pandang pelanggan, mengapa sebenarnya mereka memutuskan untuk membeli kopi keliling? Murah dan mudah dibeli karena selalu di depan kantor atau dekat tempat beli makan siang, kata salah satu pelanggan kopi keliling bernama Bella, yang berkantor di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, melalui pesan tertulis, Sabtu. , 12 Oktober. . Tahun 2024.

Setiap hari, dia mengaku minum kopi, tapi “itu tidak penting”. “Saya suka sekali dengan kopi yang dicampur susu dan gula, meski sedikit gula. Biasanya saya minum kopi sambil bekerja, agar bisa fokus dengan baik,” akunya.

Bella mengaku setiap hari membeli kopi. “Kebanyakan abaikan kalau ada pertemuan di luar, tapi selain itu beli (kopi keliling). Dengan harga sepuluh sampai dua sepuluh (rupiah) itu solusi terbaik karena bisa juga ngopi jajan, tapi itu tidak berat di kantongmu.”

Sebelum menjadi coffee shop keliling, Bella mengaku membuat kopi sendiri dari rumah. Soalnya kalau tiap hari makan kopi juga terasa. Jadi biasanya beli kopi berliter-liter di rumah untuk dibawa ke kantor, ujarnya.

Pelanggan lain, Ibrahim, menceritakan kisah serupa. “Kopi keliling itu mudah dibeli, murah, dan dengan harga segitu kopinya masih enak, bukan kopi instan,” kata pegawai swasta yang berkantor di kawasan Sudirman, Jakarta itu, melalui pesan, Sabtu.

Namun, berbeda dengan Bella, Ibrahim tidak membeli kopi setiap hari. “Saya biasanya tidak minum kopi setiap hari, saya hanya ingin. Makanya di sekitar ada kedai kopi, dan saya tidak perlu pergi ke kedai kopi. Kalau saya lihat, saya mau, saya beli. di sana.” kamu punya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *