Global

Jadwal Peluncuran Misi NASA Ke Bulan Terungkap, Ini Tujuannya

thedesignweb.co.id, Jakarta – NASA berencana meluncurkan Commercial Lunar Payload Project (CLPS) pada 15 Januari 2025. Misi penting ini merupakan bagian dari upaya NASA yang lebih besar untuk mendukung eksplorasi bulan secara ekstensif, termasuk persiapan aktivitas manusia di masa depan dalam program Artemis. .

Informasi tersebut diperkuat dengan siaran pers Firefly Aerospace yang menyebutkan penerbangan tersebut akan lepas landas menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Dalam misi ini, NASA akan menggunakan pesawat luar angkasa Blue Ghost yang dirancang dan dioperasikan oleh Firefly Aerospace untuk mengirimkan berbagai muatan ilmiah ke permukaan bulan.

Namun Blue Ghost bukanlah satu-satunya mobil yang digunakan dalam misi CLPS ini. NASA juga bekerja sama dengan iSpace, perusahaan Jepang yang sedang membangun pesawat luar angkasa bernama Resilience.

Kedua wahana tersebut akan diluncurkan secara terpisah dengan roket Falcon 9, menandai langkah penting dalam kerja sama internasional dan komersial dalam eksplorasi ruang angkasa. Halaman Planetary Society diluncurkan pada Kamis (1 September 2025). Blue Ghost dan Resilience diperkirakan menempuh perjalanan 45 hari untuk mencapai orbit dan permukaan bulan.

Setelah pendaratan berhasil, operasi survei permukaan akan berlangsung sekitar 14 hari, termasuk periode cahaya bulan ketika suhu dan kondisi lingkungan memungkinkan pengoperasian perangkat keras. Kedua penjelajah tersebut akan membawa beberapa instrumen ilmiah yang dirancang untuk mengumpulkan data penting tentang permukaan bulan.

Pesawat luar angkasa Blue Ghost akan membawa sepuluh misi sains yang ditunjuk oleh NASA. Setiap properti memiliki kemampuan unik untuk mendukung studi tentang mineral dan komposisi permukaan bulan, sifat termal regolit (lapisan debu batuan), dan aktivitas elektromagnetik lingkungan bulan.

Salah satu muatan terpenting yang dibawa Blue Ghost adalah peralatan yang dirancang untuk mengamati medan magnet bumi dari jauh. Muatannya disebut LEXI (Lunar Heliospheric X-ray Imager).

LEXI akan berfungsi sebagai instrumen LEXI yang memainkan peran penting dalam memahami perubahan iklim antariksa.

LEXI memantau perubahan magnetosfer yang disebabkan oleh angin matahari, sehingga memungkinkan para ilmuwan mendeteksi dan melacak proses cuaca matahari dengan lebih baik. Tata surya, yang terdiri dari lontaran massa koronal dan ledakan partikel bermuatan, dapat mempengaruhi satelit komunikasi, sistem navigasi GPS, dan bahkan jaringan listrik bumi.

Oleh karena itu, tes LEXI akan memberikan data penting yang akan meningkatkan kemampuan kita dalam memprediksi dan mengurangi dampak fenomena tersebut. Proyek CLPS adalah kemitraan unik antara NASA dan sektor swasta dan internasional.

Firefly Aerospace adalah perusahaan Amerika yang sedang berkembang dalam penelitian dan peluncuran kedirgantaraan, berkomitmen untuk menyediakan layanan yang dapat diandalkan untuk proyek komersial dan pemerintah. Di sisi lain, iSpace Jepang menambahkan dimensi global pada pendekatan barunya dalam eksplorasi bulan.

Dengan diluncurkannya CLPS, NASA tidak hanya menguji teknologi baru untuk eksplorasi bulan, namun juga membuka berbagai peluang bagi perusahaan swasta untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi luar angkasa. Informasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang lingkungan bulan, mendorong pengembangan pengetahuan untuk eksplorasi manusia di masa depan, dan mempersiapkan misi kompleks di Mars.

(tiffany)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *