Saham

Meneropong Prospek Saham Gajah Tunggal Koleksi Lo Kheng Hong, Potensi Cuan?

thedesignweb.co.id, Jakarta – Produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) diperkirakan berpandangan positif. Lantas, apa saja rekomendasi saham GJTL?

Analis pasar modal Desmond Wira memperkirakan prospek saham Gajah Tunggal masih bagus. Faktanya, perubahan di masa depan masih mungkin terjadi.

Kinerja kuartal I 2023 membaik. Bisnis online meningkat 5,21 persen menjadi Rp 4,44 triliun pada akhir Maret 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,22 triliun, kata Desmond thedesignweb.co.id, Rabu ( 12) (7/2023).

Ia mengatakan meski harga sahamnya naik signifikan, namun harga saat ini Rp 1.220 masih tergolong murah. 

“PBV-nya cuma 0,5 kali. Nilai di atas itu ada. Karena harganya sudah banyak naik, mending tunggu koreksinya,” ujarnya.

Oleh karena itu, Anda merekomendasikan saham GJTL untuk pembelian yang lemah.

Ia menambahkan, “Kalau bersabar seperti Lo Kheng Hong dalam jangka waktu lama, peluang untung masih ada. Hingga 30 Juni 2023, Alo Kheng Hong masih tercatat memegang 5,1 persen saham investasi -uang Anda .” 

Head of Media Investment Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, Gajah Tunggal tumbuh baik di kuartal I 2023. Bahkan, harga Gajah Tunggal juga bagus.

“Mendukung sentimen baik dari industri mobil dimana harga saham AUTO dan DRMA juga meningkat pesat. Penjualan mobil masih tumbuh dan kami memperkirakan hasil pemilu akan berdampak positif bagi perusahaan mobil,” kata Roger.

Menurutnya, proses pemilihan produk ke depan secara khusus melihat kegiatan II yang dilaksanakan pertama kali pada bulan Juli untuk banyak penjual.

 

DISCLAIMER: Semua keputusan investasi berada pada kebijaksanaan pembaca. Lakukan riset dan analisa sebelum membeli dan menjual produk. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Sebelumnya, produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) memiliki prospek operasional yang positif pada tahun 2023.

Harapan tersebut tercermin dari pergerakan harga saham GJTL yang menguat belakangan ini. Year to date (YtD), harga saham GJTL naik 117,86 persen menjadi Rp 1.220 pada penutupan bisnis Selasa 11 Juli 2023.

General Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta memperkirakan kenaikan harga saham GJTL sejalan dengan posisi awal emiten yang tergolong positif. Tingginya permintaan di sektor otomotif membuat produk ban menjadi bisnis utama pabrikan.

Perkembangan positif industri ban disebabkan oleh pergerakan manusia, barang dan jasa dalam perekonomian yang stabil di Indonesia. 

“Jadi dengan hadirnya faktor pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pergerakan barang dan jasa di dalam negeri secara signifikan,” kata Nafan kepada Liputan.com, Rabu (7/11/2023).

Lebih lanjut, Nafan yakin pertumbuhan positif harga saham Gajah Tunggal akan terus berlanjut selama situasi penjualan ban di Indonesia membaik.

Akibatnya, transportasi barang dan jasa menjadi sulit, katanya. 

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis mengatakan, prospek pasar Gajah Tunggal masih sangat bagus mengingat proyek tersebut masih bisa berjalan karena bangkitnya pergerakan manusia yang mampu meningkatkan kembali penjualan ban.

“Kami merekomendasikan beli GJTL dengan target Rp 1.450 per saham,” kata Abdul.

 

Sebelumnya, saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) milik Lo Kheng Hong anjlok usai mengumumkan hasil kuartal I 2023. Saat itu, keuntungan yang didapat pemegang saham sebesar Rp 265,69 miliar. . Laba tersebut meningkat 271,7 persen dibandingkan triwulan I 2022 yang mencapai Rp 71,48 miliar.

Menyusul aksi tersebut, saham GJTL ditutup menguat 12,14 persen ke level 785 pada perdagangan hari ini, Rabu 2 April 2023. Saham GJTL dibuka di level 780 dan bergerak ke kisaran 725-840.

Berdasarkan data RTI, frekuensi perdagangan saham GJTL tercatat sebanyak 6.935 kali. Total saham yang terjual sebanyak 64,4 juta lembar senilai Rp 50,74 miliar.

Secara year-to-date (YTD), harga saham GJTL sudah menguat 40,18 persen. Sedangkan dalam setahun terakhir, saham GJTL naik 25,6 persen. Mengutip laporan keuangan perseroan di Bursa Dunia Usaha Indonesia (BEI), Gajah Tunggal membukukan pendapatan Rp 4,45 triliun pada kuartal I 2023.

 

Capaian tersebut meningkat 5,22 persen dibandingkan triwulan I 2022 yang mencapai Rp4,22 triliun. Pada saat yang sama, perseroan berhasil menurunkan harga sahamnya menjadi Rp 3,56 miliar dari Rp 3,58 miliar pada kuartal I 2022. Alhasil, perseroan meraup keuntungan sebesar Rp 881,14 miliar pada kuartal I 2023. meningkat 37,32 persen dibandingkan triwulan I tahun 2022 yang mencapai Rp641,64 miliar.

Pada periode tersebut, perseroan meraup pendapatan penjualan sebesar Rp287,47 miliar dari Rp210,81 miliar pada kuartal I 2022. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp172,37 miliar dari Rp152,91 miliar pada kuartal I 2022. Pembayaran meningkat menjadi Rp175,28 miliar miliar dari Rp 146,99 miliar pada triwulan I 2022.

Gajah Tunggal meraup keuntungan valas Rp 107,33 miliar. Saat ini, pada kuartal I 2022, perseroan mengalami kerugian selisih kurs sebesar Rp 12,9 miliar.

Sebab, situasi tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap laba perseroan pada kuartal I 2023. Namun pada periode tersebut, perseroan mengalami kerugian bersih mitra dan kerabat sebesar Rp 29,83 miliar, lebih dalam dibandingkan kerugian awal sebesar Rp 21,5 miliar. kuartal 2022.

Laba usaha turun menjadi Rp 8,31 miliar dari Rp 12,89 miliar pada kuartal I 2022. Sedangkan laba lainnya naik menjadi Rp 19,52 miliar dari Rp 13,48 miliar pada kuartal I 2022.

Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 262,96 miliar. Laba triwulan I 2023 meningkat 277,09 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp69,74 miliar.

Laba pemilik induk pada kuartal I 2023 tercatat Rp 265,69 miliar. Naik 271,7 persen dibandingkan triwulan I 2022 sebesar Rp 71,48 miliar. Jadi realisasi laba per saham hingga akhir Maret 2023 adalah Rp 76,3 dari sebelumnya Rp 20,5 per Maret 2022. Aset Gajah Tunggal

Aset Gajah Tunggal pada 31 Maret naik Rp19,17 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp19,02 triliun. Liabilitasnya turun menjadi Rp 11,78 triliun dari akhir tahun lalu Rp 11,79 triliun. Sementara itu, saldo hingga Maret 2023 naik menjadi Rp7,39 triliun dari Rp7,23 triliun pada Desember 2022.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *