Berita

Asosiasi dan Perusahaan Digital Dorong Aturan Wajib Digitalisasi Transaksi Pembayaran

thedesignweb.co.id, Jakarta – Dewan Penasehat Asosiasi Logistik Digital Ekonomi Indonesia (ADEI) bersama Trian Yuserma, Presiden PT Trans Digital Cemerlang (TDC) menyepakati perlunya aturan digitalisasi pembayaran saat pengiriman yang diinginkan. sektor. Hal ini dinilai penting untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam bisnis.

Trian mengungkapkan, saat ini sekitar 90 persen transaksi bisnis di kota dan wilayah besar di Indonesia menggunakan pembayaran digital, namun diperlukan regulasi yang lebih ketat untuk memastikan penerapannya adil di seluruh wilayah.

“Untuk logistik atau pengiriman sekarang 90 persen kita pakai QRIS dan E Wallet,” kata Trian, Rabu (25/9/2024).

Namun Tria, mantan Direktur Pemasaran PT Pos Indonesia (Persero), memiliki banyak artikel khusus mengenai digitalisasi pembayaran di industri logistik saat ini.

Menurut dia, pemerintah menetapkan aturan tegas bahwa seluruh industri logistik yang kini digerakkan oleh e-commerce harus menggunakan pemasaran digital.

“Menurut saya, harus ada peraturan yang mewajibkan seluruh perusahaan logistik menggunakan QRIS, e-wallet, dan metode pembayaran digital lainnya. Jangan lagi menggunakan uang tunai. Selain lebih aman dan efisien, transaksi tunai dapat dikurangi untuk mencegah inflasi lebih lanjut. kata mantan konsultan PT JNE ini.

Atas dasar itu, ia mengkritisi pembayaran Cash on Delivery (COD) yang dilakukan perusahaan e-commerce yang membayar secara tunai setelah barang diantar dan diterima pelanggan. Menurutnya, pembayaran menggunakan COD harusnya dilarang oleh pemerintah.

“Sulit dipercaya dalam dunia pelayaran yang mengalami revolusi digital. Ini harus dihentikan, kita akan membayar COD lagi. Uang untuk COD sekarang sangat besar. Antara uang tunai dan kemudian membagikannya Lebih Banyak” Ini mengganggu dan berisiko. “Kurir logistik yang hanya sekedar mengantarkan barang menjadi semacam debt collector,” kata Trian.

Menurut Tria, sistem COD sebaiknya diubah menjadi pembayaran digital oleh pelanggan. Pembayarannya dapat dilakukan oleh pembeli atau pelanggan melalui e-wallet ketika produk sudah sampai di alamat dari kurir.

Selain itu, kurir dapat membawa mesin atau perangkat di ponsel yang memungkinkan pelanggan atau pembeli membayar menggunakan QRIS atau transaksi digital lainnya.

Selain itu, Trian yang kini menjabat Penasihat Umum mengkritisi adanya bebas ongkos kirim (ongkos kirim) melalui e-commerce.

“Bisnis kurir atau kurir sekarang kurang bagus dengan isu COD dan gratis ongkir. Perusahaan kurir atau kurir kurang bagus. Harus dievaluasi karena juga merugikan pajak bagi pemerintah. Banyak yang rugi karena itu,” Indonesia Express Delivery, Pos dan Logistik kata Trian, mantan Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Jasa (Asperindo).

 

Sementara itu, Indra mengatakan salah satu QRIS sepakat bahwa digitalisasi pembayaran akan menciptakan keamanan dan efisiensi di sektor perbankan.

“Padahal digitalisasi adalah suatu keharusan, terutama bagi dunia usaha yang mementingkan penerimaan pajak dan pembangunan ekonomi negara,” kata Indra.

Indra yang saat ini mengepalai operasional keuangan digital perusahaan juga mendukung digitalisasi untuk meraih kesuksesan di sektor lain seperti UMKM dan ritel. Ia percaya bahwa digitalisasi transaksi keuangan diperlukan untuk semua bisnis saat ini.

Ia memuji Bank Indonesia yang mendukung digitalisasi pembayaran reguler, salah satunya menggunakan QRIS.

Namun, ia menilai sikap dan edukasi tersebut harus dilakukan oleh semua pihak, termasuk perusahaan yang dipimpinnya.

“Kami terus melakukan inovasi salah satu produk Posku Lite untuk pembayaran QRIS kepada komunitas UMKM dengan memberikan literasi keuangan, komunikasi dan pelatihan bisnis digital serta insentif partisipasi lainnya,” ujarnya.

Dalam bisnis Poskulite, pihaknya menggandeng banyak partner seperti Tamado Group di Sumatera dan mengikuti banyak proyek seperti Central Java Fair 2024 dan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Fest di Bali 2024. Menurutnya, Posku Lite diperlukan. DIHAPUS

Konsep penggunaan aplikasi tunai sulit dan biayanya sangat tinggi, terutama bagi pedagang pemula. Diakui Indra, masih minimnya pemahaman dan literasi membuat masyarakat khususnya pelaku bisnis masih takut menggunakan aplikasi digital tersebut.

Padahal, kata dia, aplikasi kredit digital memiliki banyak keunggulan, salah satunya untuk mendaftarkan usaha, membuat arus barang atau uang aman dan terjamin.

Indra saat itu mengatakan, perusahaan penyedia jasa keuangan digital dan jasa konsultasi sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang Manajemen Mutu, ISO 37001:2016 tentang Anti Korupsi, dan ISO 27001:2022 tentang Keamanan Informasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *