Pesawat Singapore Airlines Mendarat Darurat di Taipei Usai Kaca Depan Retak di Tengah Penerbangan
thedesignweb.co.id, Jakarta – Penerbangan Singapore Airlines (SIA) tujuan Tokyo harus melakukan pendaratan darurat di Taipei, Taiwan, pada Senin, 28 Oktober 2024, akibat kaca depan pecah di tengah penerbangan. Juru bicara maskapai tersebut mengatakan pesawat tersebut dialihkan ke Bandara Internasional Taoyuan dan mendarat tanpa insiden sekitar pukul 4 pagi.
Melansir Central News Center, Selasa (29/10/2024), penerbangan SQ636 dengan 249 penumpang dan 17 awak lepas landas dari Bandara Changi pada Minggu, 27 Oktober 2024 pukul 23.07. Penerbangan tersebut dijadwalkan mendarat. di Bandara Haneda di Jepang. Pukul 06.20 kemarin pagi.
Pesawat tersebut berjenis Boeing 777-300ER. Akomodasi hotel sedang diatur untuk pelanggan yang terkena dampak.
Penerbangan tersebut diberi nomor baru SQ9876 dan dijadwalkan berangkat dari Taipei menuju Tokyo pada pukul 20.30. Diperkirakan tiba di Bandara Haneda pada hari Selasa pukul 12:30, sekitar jam 18.
“SIA meminta maaf kepada seluruh pelanggan yang terkena dampak atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” kata juru bicara tersebut, seraya menambahkan bahwa keselamatan pelanggan dan karyawannya adalah prioritas utama.
CNA bertanya kepada SIA mengapa kaca depan retak dan apakah pihaknya akan memeriksa pesawat Boeing 777-300ER lainnya. Namun, belum ada jawaban yang komprehensif.
Peristiwa retaknya kaca depan pesawat Boeing ini bukan kejadian yang hanya terjadi satu kali saja. Pada Mei 2024, kecelakaan serupa terjadi pada penerbangan Virgin Atlantic menuju San Francisco. Hal ini menyebabkan pesawat berbalik.
Tiga jam setelah penerbangan komersial lepas landas dari Bandara Heathrow London, Boeing 787-9 mengalami kerusakan pada panel luar kaca depan pilot, kata maskapai tersebut. Tercatat, retakan tersebut menembus kaca pesawat VS41, yang “terbuat dari beberapa lapisan”.
Dikutip dari New York Post, Minggu (23/6/2024), penyebab hancurnya penerbangan Virgin Atlantic pada Mei 2024 masih belum diketahui. Saat kecelakaan terjadi, pesawat berada di ketinggian 40.000 kaki antara Greenland dan Islandia. Menurut laporan, suhu di luar 58 derajat di bawah nol.
Pilot dikabarkan berusaha menenangkan penumpang dengan menekan kabin. “Lapisan luar yang retak sebagian adalah lapisan non-struktural yang tahan korosi,” kata juru bicara Virgin.
Retakan tersebut terlihat jelas dalam foto yang diperoleh The Sun. Para penumpang akhirnya dimasukkan ke penerbangan terpisah ke San Francisco keesokan harinya.
Kecelakaan udara menambah daftar masalah yang dihadapi produsen pesawat. Pada Rabu, 19 Juni 2024, sebuah pesawat Boeing Southwest Airlines jatuh saat hendak mendarat di Oklahoma. Pesawat tersebut terbang pada ketinggian kurang dari 500 kaki di atas pemukiman warga.
Sebulan sebelumnya, pesawat Southwest lainnya jatuh 400 kaki di Samudera Pasifik saat dalam perjalanan menuju Hawaii. Di antara beberapa insiden di bulan Maret, sebuah Boeing 737-800 kehilangan panel luarnya saat berada dalam penerbangan United Airlines dari San Francisco ke Oregon.
CEO Boeing David Calhoun meminta maaf kepada keluarga korban kecelakaan pesawat perusahaannya, termasuk 737 MAX. Hal itu dilakukan sebelum diperiksa senator dalam sidang di Capitol Hill, Washington, DC, AS, Selasa 18 Juni 2024.
Laporan dari ABC News, Kamis 20 Juni 2024 Senator Richard Blumenthal mengundang keluarga korban jatuhnya pesawat Boeing untuk sidang berikutnya. Banyak dari mereka yang datang membawa poster orang-orang tercinta yang meninggal dalam kecelakaan tragis tersebut.
Termasuk korban jatuhnya Lion Air JT610 di lepas pantai Indonesia pada tahun 2018 dan Ethiopian Airlines Penerbangan 302 dekat Addis Ababa setahun kemudian. Sebelum Calhoun memulai pernyataan pembukaannya, dia berbalik menghadap keluarga.
“Saya minta maaf atas kesedihan yang kami timbulkan,” katanya. “Kami fokus pada keselamatan.”
Blumenthal, ketua Subkomite Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintahan Senat dari Partai Demokrat, berterima kasih kepada keluarga tersebut karena telah bergabung dalam sidang tersebut. “Masalah yang kita hadapi saat ini mempunyai konsekuensi nyata bagi umat manusia dan konsekuensi nyata terhadap hidup atau mati,” kata senator tersebut.
Sedangkan Boeing akan memangkas 10% tenaga kerjanya atau sekitar 17.000 orang. Boeing mengambil langkah-langkah untuk memberhentikan pekerja ketika kerugian perusahaan terus meningkat dan pemogokan yang melumpuhkan pabrik pesawatnya memasuki minggu kelima.
Selain itu, Boeing juga akan menunda peluncuran pesawat terbarunya yang sudah lama tertunda, demikian diberitakan CNBC, Sabtu 12 Oktober 2024. Boeing juga tidak akan mengirimkan pesawat berbadan lebar 777X yang belum dikirimkan. Dikonfirmasi hingga tahun 2026, sehingga pesawat tersebut akan terlambat sekitar enam tahun dari jadwal.
Pada Agustus 2024, perusahaan juga menghentikan uji penerbangan ketika menemukan kerusakan struktural. CEO Boeing Kelly Ortberg mengatakan Boeing juga akan berhenti membuat 767 pesawat kargo pada tahun 2027 setelah sisa pesanan terpenuhi.
“Bisnis kami berada dalam situasi yang sulit, dan sulit untuk menghadapi tantangan yang kita hadapi bersama,” kata Ortberg.
Ia mengatakan, selain menghadapi situasi saat ini, pihaknya juga mengambil keputusan sulit untuk memulihkan perusahaan. Jumlah karyawan Boeing sebanyak 171.000 karyawan di seluruh dunia, termasuk 147.000 karyawan di Amerika Serikat. “Kami harus melakukan perubahan struktural untuk memastikan kami mampu bersaing dan memberikan layanan kepada pelanggan kami dalam jangka panjang,” ujarnya.