Saham

Verona Indah Pictures Incar Modal Rp 218,71 Miliar Lewat IPO, untuk Apa?

thedesignweb.co.id, Jakarta – PT Verona Indah Pictures Tbk (VERN) akan segera meluncurkan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam promosi ini, perseroan berencana menawarkan 1.121.650.000 saham dengan nilai nominal Rp 80 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan setara dengan 23,54 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawaran ditetapkan pada 190-195 rubel per saham.

Dengan demikian, perseroan bisa mengantongi modal baru sebesar US$218,71 miliar dari IPO. Perseroan juga sekaligus menerbitkan 560.825.000 waran Seri I atas 15,39% saham baru yang diterbitkan atau seluruh jumlah saham disetor penuh.

Waran Seri I diterbitkan secara cuma-cuma sebagai insentif kepada pemegang saham baru yang mendaftar dalam daftar pemegang saham. Artinya setiap 2 pemegang saham baru perseroan berhak atas 1 seri yang saya jamin.

Setiap seri 1 memberikan hak untuk membeli 1 saham baru yang diterbitkan dalam portepel perusahaan yang dijamin. Waran seri I merupakan surat berharga yang memberikan hak kepada pemegangnya atas 1 dari 1 saham baru perseroan dengan nilai nominal Rp80.

Seluruh Waran Seri I akan dikeluarkan dari portepel dengan harga pelaksanaan Rp 216, dapat dilaksanakan untuk jangka waktu 6 bulan sejak tanggal penerbitan waran I, dan berlaku selama 6 bulan berikutnya terhitung sejak tanggal 8 April 2025 sampai dengan tanggal 8 Oktober. 2025. Total dana yang diperoleh dari pelaksanaan Penjaminan I sebanyak-banyaknya Rp 121,14 miliar.

Berdasarkan pemaparan di laman e-ipo perseroan, sebesar 7,33 persen dana IPO akan dialokasikan untuk pembelian properti berupa tanah dan bangunan pada Kamis (19/9/2024).

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Hal ini mencakup, namun tidak terbatas pada, produksi dan/atau akuisisi film, serial televisi, serial digital, dan kegiatan pemasarannya, serta pembiayaan kebutuhan operasional perusahaan.

 

Sementara itu, dana yang diterima Perseroan melalui pelaksanaan penjaminan Seri I akan digunakan untuk membiayai modal kerja perseroan yakni kebutuhan operasional sehari-hari. Pendanaan produksi dan pemasaran film, serial televisi atau serial digital, gaji karyawan dan biaya operasional umum perusahaan tidak dibatasi.

Mulai tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2025, Perseroan akan membagikan dividen tunai sebanyak-banyaknya 30 persen dari laba bersih. Berdasarkan perhitungan akumulasi laba per 30 November 2023, tidak ada pembagian dividen saham (interim) yang dilakukan kepada pemegang saham pada tahun-tahun sebelumnya, kecuali pada tahun 2023. jadwal IPO

Periode Penawaran Awal: 18-25 September 2024

Perkiraan tanggal efektif: 30 September 2024

Perkiraan Periode Promosi: 2-4 Oktober 2024

Perkiraan tanggal jatuh tempo: 4 Oktober 2024

Perkiraan Distribusi Saham dan Waran Seri I Secara Elektronik: 7 Oktober 2024

Perkiraan tanggal pencatatan saham dan waran I BEI: 8 Oktober 2024

Perkiraan dimulainya perdagangan Seri I: 8 Oktober 2024

Perkiraan waran untuk menyelesaikan perdagangan Seri I adalah:

– Pasar reguler dan negosiasi: 2025.10.03

– Pasar tunai: 07.10.2025

Perkiraan periode pelaksanaan Seri I: 8 April hingga 8 Oktober 2025

Perkiraan durasi Seri I: 8 Oktober 2025

 

 

 

Sepanjang tahun ini, tren perdagangan pasar perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tenang. Hingga semester I tahun ini, Bursa sudah menerima 32 emiten baru dan hingga akhir tahun menargetkan 62 IPO.

Indikator ini tidak akan mengalami perubahan signifikan pada kuartal III tahun 2024. Per 5 September 2024, terdapat 34 dan 25 perusahaan baru yang terdaftar. Jumlah total pembiayaan sebesar 5,2 triliun dolar AS, turun dibandingkan tahun lalu.

Pengamat pasar saham Desmond Viera menilai BEI meleset dari target IPO tahun ini. Selain jangka panjang, tampaknya ada ketidakpastian perekonomian saat ini.

“Tiga bulan lagi tersisa, saya kira target 62 IPO belum bisa tercapai. Banyak emiten yang menunda IPO, termasuk BEI yang tadinya dalam pipeline IPO tapi mengundurkan diri,” kata Desmond kepada Liputan6. .com, Jumat (13/9/2024)

 

 

Ada beberapa faktor utama yang menjadi penyebab tertundanya IPO perusahaan, yang pertama adalah kondisi perekonomian yang stagnan. Desmond mengatakan perekonomian Indonesia kurang baik tahun ini sehingga banyak perusahaan yang menunda IPO. Kedua, ketidakpastian pemilu tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di banyak negara lain, termasuk Amerika Serikat. Pesta demokrasi di Tanah Air belum selesai karena masih ada pemilihan kepala daerah.

Oleh karena itu, banyak faktor yang menimbulkan ketidakpastian, misalnya tahun pemilu, pemilu daerah yang sedang berlangsung, yang menyebabkan perusahaan menunda IPO. Selain itu, situasi eksternal, perekonomian global yang kurang mendukung, situasi geopolitik di NATO situasi.” Perang Rusia berdampak pada semua orang,” kata Desmond.

Miftahul Haer, Analis Riset Ekuitas Kivum Sekuritas Indonesia, menilai IPO pada paruh kedua tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan paruh pertama tahun 2024. Secara keseluruhan, IPO tahun ini berjalan lambat dibandingkan IPO beberapa tahun terakhir.

Apalagi penggalangan modal melalui IPO dengan opsi ketat BEI tidak akan setinggi tahun lalu, kata Khaer thedesignweb.co.id dalam pemberitaan sebelumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *