Australia Larang Judi Online Pakai Kripto dan Kartu Kredit
thedesignweb.co.id, Jakarta – Pemerintah Australia telah menerapkan larangan penggunaan kripto dan kartu kredit untuk perjudian online. Kebijakan ini diterapkan untuk melindungi warga negara dari masalah utang non-darurat.
Sebuah laporan di Canberra Times menyatakan bahwa Australia akan mulai melarang penggunaan mata uang digital dan kartu kredit untuk perjudian online mulai 11 Juni 2024.
Membuka News.bitcoin.com, pada Rabu (12/6/2024) pemerintah Australia mengumumkan bahwa perusahaan yang tidak mematuhi peraturan baru tersebut dapat didenda sekitar 234.750 AUD atau setara dengan Rp. 2,5 miliar.
Aturannya termasuk menghubungkan kartu kredit ke dompet digital, mata uang kripto seperti Bitcoin, dan bentuk kredit baru lainnya.
Kebijakan baru ini juga mematuhi undang-undang perjudian berbasis darat di Australia. Namun ada beberapa pengecualian, seperti pembayaran togel online yang masih memperbolehkan kartu kredit.
Kai Cantwell, direktur Responsible Betting Australia, badan independen penyedia layanan perjudian Australia, mengatakan dia mendukung kebijakan tersebut.
Dia mengatakan, langkah ini akan memudahkan masyarakat dalam mengontrol pengeluarannya.
“Ini merupakan langkah penting untuk melindungi konsumen, sehingga memudahkan masyarakat mengendalikan perilaku perjudian mereka,” kata Cantwell.
Cantwell percaya bahwa jika perlindungan tidak konsisten di semua bentuk perjudian, orang-orang akan “beralih ke perjudian yang kurang diatur dan menempatkan mereka pada risiko bahaya”.
Perjudian juga telah diberikan masa transisi enam bulan dan larangan penuh mulai berlaku mulai 11 Juni. Regulator komunikasi Australia juga diberi wewenang untuk menegakkan pembatasan baru ini.
Penafian: Keputusan investasi apa pun adalah kebijaksanaan pembaca. Ketahui dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. thedesignweb.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Tiongkok dan Uni Emirat Arab (UEA) akan meningkatkan kerja sama mereka dalam memerangi kejahatan dunia maya terkait kripto.
Komitmen terbaru ini disampaikan melalui pernyataan publik bersama pada tanggal 30 Mei 20244 setelah kunjungan Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan ke Tiongkok.
Pengumuman tersebut muncul ketika data Hong Kong menunjukkan peningkatan aktivitas penipuan kripto antara tahun 2022 dan 2023, CoinMarketCap melaporkan Kamis (6/6/2024). Pernyataan bersama tersebut menyoroti beberapa bidang yang menjadi perhatian termasuk penipuan dunia maya dan perjudian online
Kedua negara bertujuan untuk mengekang aktivitas ilegal yang mengeksploitasi kripto dan menunjukkan tekad bersama untuk mengatasi masalah tersebut.
Selain berfokus pada kejahatan dunia maya, Tiongkok dan UEA telah berkomitmen untuk memerangi pencucian uang, perdagangan manusia, perdagangan narkoba, dan imigrasi ilegal. Upaya yang lebih luas ini mengatasi aliran keuangan gelap yang mungkin melibatkan aset digital.
Meskipun pernyataan tersebut tidak menguraikan peraturan khusus yang ditujukan untuk mata uang kripto, pernyataan tersebut menunjukkan pendekatan terkoordinasi kedua negara untuk memerangi potensi penyalahgunaan teknologi kripto.
Selain masalah keamanan, pernyataan tersebut menekankan pentingnya mendukung kerja sama perdagangan dan investasi bilateral. Kedua negara berkomitmen terhadap pengembangan perdagangan, fasilitasi investasi dan pengembangan pariwisata melalui Komisi Ekonomi dan Perdagangan Bersama.
Aspek penting dari pernyataan bersama tersebut adalah pengakuan Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) untuk mempromosikan perdagangan dan investasi lintas batas.
Tiongkok dan Uni Emirat Arab menyatakan komitmennya untuk memperdalam kerja sama bilateral dan multilateral berdasarkan Nota Kesepahaman tentang Promosi Kerja Sama Mata Uang Digital Bank Sentral yang ditandatangani oleh bank sentral masing-masing.
Sebuah proyek bersama
Bank sentral Hong Kong, Tiongkok, Thailand, dan UEA, bersama dengan HKMA, sedang mengembangkan mBridge, proyek mata uang digital bank sentral lintas batas.
Proyek ini diperkirakan akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2024 dan dapat menjadi alternatif terhadap struktur pembayaran dominan Swift, yang dapat menyebabkan fragmentasi pembayaran lebih lanjut di wilayah lain. HKMA juga sedang mengerjakan proyek terkait CBDC lainnya yang disebut e-HKD.