Kesehatan

Donald Trump Tarik AS dari WHO, Pakar: Perbesar Potensi Ancaman Kesehatan Global

thedesignweb.co.id, Jakarta Presiden Donald Trump memutuskan menarik Amerika Serikat (AS) dari bergabung dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut Menteri Kesehatan Global Dickie Budiman, kabar keluarnya AS dari WHO bukanlah hal yang mengejutkan.

“Saya prihatin dengan keluarnya AS dari WHO. Tapi di sisi lain, tidak mengherankan karena pada masa pemerintahan Donald Trump, Amerika juga mengumumkan penarikan diri dari WHO, kata Dickey melalui pesan suara yang diperoleh Health thedesignweb.co.id, Selasa (21/1/2025). . )

Alasan pengunduran diri AS, kata Dickey, bukan karena tuduhan WHO membantu China mengendalikan penyakit Covid-19.

“Saat ini, Amerika mengkritik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena terlalu cepat merespons penyakit ini. “Meskipun hal ini dapat diperdebatkan, sebenarnya semua pihak masih dapat diperdebatkan,” jelas ahli epidemiologi tersebut.

Jadi, mengapa keluarnya negara tersebut dari WHO menjadi berita buruk dan menjadi masalah global?

Menurut Dickey, di saat ancaman global meningkat, penarikan diri secara nasional dari organisasi WHO dinilai akan meningkatkan risiko terhadap keamanan kesehatan global.

Hal ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, namun setiap negara mempunyai peran penting dan berkolaborasi dalam membangun kapasitas kesehatan global. Seperti diketahui, suatu penyakit yang terjadi di suatu negara dapat menular ke negara lain di dunia jika tidak diatasi dengan dukungan yang baik.

Dickey menjelaskan, dikeluarkannya negara dari WHO dapat melemahkan perlindungan kesehatan global.

“Di saat ancaman global semakin meningkat, isolasi terhadap negara mana pun, tidak hanya Amerika, akan menjadi kelemahan. Meningkatnya potensi risiko terhadap keamanan kesehatan. Sebab, diperlukan kerja sama dan kolaborasi untuk mencegah ancaman kesehatan global. Penting,” jelasnya.

Setelah masa jabatannya berakhir pada tahun 2020, Amerika Serikat kembali menjadi anggota WHO dengan kepemimpinan berada di tangan Presiden Joe Biden. Kini, dengan kembalinya Trump berkuasa, pria berusia 78 tahun itu kembali memutuskan untuk meninggalkan WHO.

Dilihat dari sejarahnya, lanjut Dickey, Indonesia memang sudah keluar dari WHO.

“Indonesia secara tidak langsung sudah keluar dari WHO. Penarikan terjadi secara otomatis, bukan karena penarikan diri dari WHO.”

“Pada tahun 1965, Indonesia mengumumkan penarikan diri dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang saat itu menjadi anggota Dewan Keamanan, kalau tidak salah, karena protes terhadap Malaysia.” Dengan keputusan ini, jika Anda menarik diri dari PBB, keanggotaan Anda di badan-badan PBB seperti WHO akan segera dicabut.”

Akhirnya ditulis ulang karena merugikan Indonesia, salah satunya gagal berinvestasi di bidang kesehatan.

Dickey menjelaskan, jika suatu negara tidak lagi menjadi anggota WHO, maka negara tersebut tidak dapat lagi berpartisipasi dalam forum internasional.

“Sebelum WHO menetapkan kebijakan internasional, WHO meminta pendapat negara tersebut dan jika kami tidak hadir dalam pertemuan tersebut, kami tidak dapat memberikan suara. Kami tidak dapat membantu dan ini merupakan kerugian tidak hanya bagi negara tetapi juga bagi dunia.”

WHO sendiri berperan penting dalam mengatasi krisis kesehatan, tidak hanya epidemi tetapi pandemi atau bencana kesehatan lainnya.

“WHO mempunyai data, jaringan yang kuat. Dukungan global dari organisasi internasional juga kuat.” Ia menyimpulkan, “Oleh karena itu, tanpa kerja sama, wabah ini akan lebih sulit ditangani dan akan merugikan AS atau negara mana pun di luar WHO.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *