Sering Lupa Penuhi Asupan Janin, KemenPPPA dan BKKBN Bantu Pelaksanaan MBG untuk Ibu Hamil
Lipitan 6.com, Jakarta – Program makan bergizi gratis (MBG) dinilai perlu menyasar tidak hanya anak sekolah, tapi juga ibu hamil dan balita.
Selain untuk memberikan nutrisi, MBG juga menjadi media pembelajaran bagi masyarakat bahwa ada kebutuhan gizi minimal yang harus dipenuhi oleh ibu, termasuk janin dalam kandungan.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, saat kegiatan penyaluran khusus MBG di Sirawandu, Sirakas, Jakarta Timur, pada Jumat, 10 Januari 2025.
“Terkadang para ibu lupa bahwa ketika sedang hamil, berarti ada bayi di dalam kandungannya yang perlu diberi ASI. Jangan lupa, janin juga perlu makan, kata Veronica seperti dikutip dalam siaran persnya.
Ia mengatakan program MBG sangat penting untuk mencegah dwarfisme. Upaya pencegahan sebaiknya dilakukan pada masa emas, yaitu masa kritis tumbuh kembang anak pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu 270 hari pada masa kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan.
“Penting untuk mentransfer pendidikan ini ke dalam program MBG,” katanya.
Saat Veronica memberikan sambutan pada kegiatan tersebut, Veronica menyapa seorang nenek yang baru tiba di Poyan bersama keempat cucunya. Ia mengingatkan sang nenek untuk menjaga kebutuhan nutrisi cucunya dengan baik karena penting untuk menjaga kualitas tumbuh kembang anak.
“Bapak dan Ibu sekalian, pencegahan terhadap dwarfisme sebaiknya dilakukan sejak dalam kandungan hingga seribu hari pertama. Ini adalah masa emas tumbuh kembang anak dan perlu diketahui bahwa negara menjamin tumbuh kembang anak. , termasuk Undang-Undang 4 Nomor 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak (UU KIA) tahapan kehidupan seribu hari pertama. “
“Setelah sembilan bulan selesailah kelahirannya. Tapi, KB itu sangat penting agar anak-anak tumbuh sehat, sehingga anak-anak kita bisa bersaing di masa depan dan meraih Indonesia emas 2045 yang dicanangkan Presiden,” jelas Veronica Tan.
Dalam kegiatan yang sama, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Ratu Ayu Isiana Bagos Wakil Kepala Oka pelaksanaan penyaluran MBG kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita untuk tahap pertama masih akan dilakukan ekspor minggu ini.
Namun, kedepannya tergantung kesiapan teknis Unit Pelayanan Proposisi Patron (SPG) atau dapur MBG.
“Kami fokuskan MBG untuk anak sekolah di 190 poin Senin kemarin, hari ini kami akan memberikan MBG kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” kata Isiana.
“Sebenarnya ini adalah program Hasil Cepat Terbaik (PHTC) Presiden dan Wakil Presiden untuk memperkuat peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas,” imbuhnya.
Isiana mengatakan, setiap SPPG memiliki ahli gizi yang menentukan menu beserta beberapa perlengkapan gizi untuk setiap penerima manfaat.
Dosis gram yang dibutuhkan ibu hamil berbeda dengan dosis anak-anak. Begitu pula dengan ibu menyusui.
Untuk variasi menu makanan, SPPG akan mengaturnya berdasarkan ketersediaan bahan makanan di lokasi SPG.
“Tetapi yang terpenting, para ibu harus berhati-hati dalam membawa anaknya ke Poyandu. Periksa kondisi tubuh anak secara rutin. “Ini bagian dari pendidikan yang dilakukan setiap orang tua yang mengetahui tumbuh kembang anaknya,” ujarnya.
Berdasarkan data Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024, terdapat 1.074.414 ibu hamil dan 3.784.725 juta ibu menyusui di Indonesia. Sementara di DKI Jakarta terdapat sekitar 8.284 ibu hamil dan 93.060 ibu menyusui.
Kerjasama dengan dukungan Kementerian Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga/BKKBN dalam penyaluran MBG kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita untuk menyediakan data sasaran program MBG yaitu kerdil, ibu hamil, menyusui, ibu menyusui, balita, dan balita.
Latar belakang atau alasan utama pemerintah mencanangkan program MBG bagi ibu hamil dan menyusui adalah untuk menurunkan angka gizi buruk dan stunting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Gizi harian ibu hamil dan menyusui sebaiknya dipenuhi sesuai standar kursus gizi (AKG). MPG yang dibagikan dimasak berdasarkan standar kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, dimana setiap SPPG memiliki ahli gizi masing-masing.