THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Global

Misi Antariksa ADRAS-J2 Akan Angkut Sampah Luar Angkasa Seukuran Bus

thedesignweb.co.id, Jakarta – Astroscale berencana mengeluarkan roket seukuran bus dari atmosfer bumi pada akhir dekade ini. Misi badan antariksa Jepang ini merupakan kelanjutan dari proyek ADRAS-J dari Astroscale.

Dikutip dari situs luar angkasa, Selasa (27/8/2024), Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) telah meluncurkan proyek ADRAS-J Astroscale. Misi pembuangan puing-puing luar angkasa ini berhasil melakukan inspeksi jarak dekat terhadap rudal H-2A Jepang berusia 12 tahun.

Misi baru Astroscale, ADRAS-J2, akan membawa roket seberat 3 ton, 36 kaki (11 meter). ADRAS-J2 akan menggunakan lengan robot untuk menyeretnya ke atmosfer bumi untuk dibakar.

Misi ini menunjukkan pentingnya teknologi pembersihan sampah luar angkasa. Roket H-2A telah mendarat di ketinggian 370 mil (600 kilometer) sejak satelit pemantau gas rumah kaca GOSAT dikerahkan pada tahun 2009.

Roket ini merupakan satu dari ratusan roket yang pernah digunakan di luar angkasa. Penerbangan yang tidak terkendali dan penuaan roket H-2A menciptakan tantangan tersendiri.

Namun penyelidikan ADRAS-J mengungkapkan bahwa adaptor pengisian roket yang akan digunakan untuk menahan roket masih utuh. Astroscale memiliki dua proyek pembuangan sampah luar angkasa lainnya yang sedang dikerjakan.

Juli lalu, perusahaan yang berbasis di Tokyo ini menandatangani perjanjian dengan operator satelit Eutelsat OneWeb.

Badan Antariksa Inggris sedang mempertimbangkan konsep pesawat luar angkasa Astroscale untuk merelokasi dua satelit lama Inggris. Misi ADRAS-J2 dapat diluncurkan pada awal tahun 2027.

Badan Antariksa Eropa (ESA) juga sedang mengerjakan proyek untuk menghilangkan alkohol di luar angkasa. Namun, misi tersebut, yang disebut ClearSpace-1, akan menargetkan satelit Proba-1 seberat 207 pon (94 kilogram).

 

Dikutip dari situs resmi ESA pada Selasa (27/8/2024), ClearSpace-1 awalnya dimaksudkan untuk melepaskan adaptor muatan seberat 247 pon (112 kilogram) dari roket Vega Eropa. Namun, ESA memutuskan untuk beralih ke Proba-1 setelah target pertama hancur akibat tabrakan orbit pada Agustus 2023.

Ancaman luar angkasa merupakan kekhawatiran utama bagi industri luar angkasa. Menurut ESA, sekitar 40.500 buah api luar angkasa yang berukuran lebih dari 4 inci (10 cm) telah hilang di luar angkasa.

Ancaman luar angkasa termasuk satelit tua, roket bekas, puing-puing dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dan puing-puing akibat tabrakan dan ledakan. Selain itu, 1,1 juta objek berukuran antara 0,4 dan 4 inci (1 hingga 10 cm) tersebar di ruang angkasa dekat Bumi.

Jumlah benda yang lebih kecil dari 0,4 inci (1 cm) diperkirakan lebih dari 130 juta.

Dengan bertambahnya jumlah satelit aktif, para ilmuwan khawatir tabrakan tidak dapat dihindari karena radar darat hanya melihat potongan besar puing-puing luar angkasa. Tabrakan antar bongkahan ruang yang besar sangat mengkhawatirkan karena dapat menyebabkan kerusakan besar.

Oleh karena itu, pembuangan sampah antariksa menjadi penting untuk menjaga kondisi ruang untuk operasional di masa depan. Meluncurkan situs ilmiah langsung pada Selasa (27/08/2024), majalah berjudul Protect Earth’s Orbit: Hindari Kesalahan Laut Tinggi mengungkapkan bahwa observatorium luar angkasa Amerika telah melacak lebih dari 23.000 keping puing di luar angkasa.

Dari jumlah tersebut, sekitar 3.000 satelit mati dibiarkan membusuk di orbit. Faktanya, mereka memperkirakan ada lebih dari 100 triliun keping sampah luar angkasa yang belum ditemukan.

Sampah luar angkasa ini dapat menimbulkan masalah yang serius. Pasalnya, benda di sekitarnya bergerak sangat cepat dan biasanya mencapai kecepatan lebih dari 15.600 mph (25.200 km/jam).

Bahkan benda seukuran kacang polong pun bisa berbahaya dalam navigasi. Jika dua benda yang bergerak di depan saling bertabrakan di ruang angkasa, dampaknya akan lebih besar.

(Tiffany)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *