Studi Ungkap Tanaman yang Dapat Atasi Limbah Mikroplastik
thedesignweb.co.id, Jakarta – Mikroplastik menjadi salah satu masalah pencemaran lingkungan. Pasalnya, pencemaran mikroplastik di lingkungan masih sulit diatasi.
Namun kabar baik datang dari para ilmuwan di Universitas British Columbia (UBC). Mereka disebut berhasil menemukan cara mengatasi sampah mikroplastik.
Diterbitkan Jumat (22 November 2024) di jurnal Science, penelitian tentang mikroplastik di UBC mengungkap potensi penggunaan tanaman untuk memerangi polusi mikroplastik. Kemampuan tanaman dalam mengatasi mikroplastik terlihat pada sistem penangkapan bahan biocap atau berbasis bio.
Salah satu peneliti dalam penelitian ini, Dr. Orlando J. Rojas menjelaskan, Biocap dibuat dengan mereaksikan serbuk gergaji dengan asam tanat dari tumbuhan. Dalam penelitian ini, berbagai jenis mikroplastik dapat dihilangkan menggunakan interaksi molekul berbeda di sekitar asam tanat.
Penelitian ini menggunakan mikroplastik dari limbah kantong teh sebagai proksi kontaminan mikroplastik dalam sistem air. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini antara lain serbuk gergaji dan tanin yang diekstrak dari beberapa buah-buahan.
Pulp kayu dipilih karena banyak keunggulannya seperti kekuatan fisik yang tinggi, stabilitas di bawah tekanan, persediaan melimpah, mudah didapat dan biaya murah. Sedangkan asam tanat, senyawa alami yang berasal dari tumbuhan, mudah dideteksi dan digunakan dalam berbagai aplikasi biologis.
Hasil pengujian kelompok penelitian UBC Bioproducts Institute terhadap mikroplastik polipropilena dari limbah kantong teh menunjukkan bahwa 95,2% hingga 99,9% mikroplastik dapat dihilangkan secara efektif, termasuk percobaan in vivo pada tikus. Percobaan pada tikus menunjukkan bahwa hal itu dapat mencegah penumpukan mikroplastik di organ tikus.
Namun penelitian biocap baru dilakukan pada skala laboratorium.
Mikroplastik adalah partikel plastik yang berukuran lebih kecil dari 5 mm. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mikroplastik telah ditemukan di laut, pada hewan dan tumbuhan, serta di air keran dan air kemasan.
Faktanya, penelitian terbaru dari University of New Mexico menunjukkan bahwa mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan berpindah ke bagian tubuh lainnya. Peneliti universitas memberi tikus air yang mengandung jumlah mikroplastik yang dimakan manusia setiap minggunya.
Hasilnya menunjukkan mikroplastik tersebut bermigrasi dari usus tikus ke jaringan lain di tubuh, termasuk ginjal, hati, dan otak. Para peneliti juga menemukan bahwa tikus yang terpapar mikroplastik menunjukkan tanda-tanda perubahan fisik setelah beberapa minggu.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. Mikroplastik dapat mengubah sel kekebalan yang disebut makrofag, yang bertugas melindungi tubuh dari partikel asing.
Perubahan sel imun ini dapat menyebabkan peradangan pada tubuh manusia sehingga menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh tim peneliti ini akan mengkaji bagaimana pola makan mempengaruhi penyerapan mikroplastik oleh tubuh.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mikroplastik tidak dapat dihindari bahkan pada makanan sehat seperti protein nabati. Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Pollution menemukan bahwa 90% protein batangan, termasuk alternatif vegan, mengandung mikroplastik.
Hal ini menunjukkan bahwa mikroplastik telah tersebar luas dalam rantai makanan dan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.
(Tiffany)