THE NEWS Saham BBRI Bergerak Variatif Usai Rilis Kinerja Semester I 2024
thedesignweb.co.id, Jakarta – Jakarta – Harga saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI mengalami pergerakan beragam pasca rilis laporan keuangan semester I 2024 pada 25 Juli. Pada semester I 2024, gabungan -BRI berhasil mencatatkan laba Rp 29,90 triliun pada Juni 2024.
Hingga akhir Juni 2024, penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp1.336,78 triliun atau tumbuh 11,20% year-on-year (y-o-y). Segmen UMKM masih mendominasi penyaluran kredit BRI dengan pangsa mencapai 81,96% dari total penyaluran kredit BRI atau sekitar Rp1.095,64 triliun.
Pasca pengumuman tersebut, saham BBRI ditutup menguat 1,67 persen di level 4.700. Namun BBRI berhasil reli keesokan harinya pada 26 Juli 2024, dimana BBRI ditutup menguat 1,28 persen di 4.760. Reli berlanjut pada Senin 19 Juli 2024 dengan BBRI menguat 0,42 persen ke 4.780.
Namun koreksi kembali terjadi pada Selasa 30 Juli 2024 dengan BBRI turun 2,30 persen menjadi 4.670 pada Rabu 31 Juli. I. BBRI dibuka pada 4.710 dan berkisar pada 4.690-4.740.
Berdasarkan data RTI, frekuensi perdagangan saham BBRI tercatat sebanyak 12.812 kali. Volume saham yang diperdagangkan sebanyak 80,73 juta kali senilai Rp 381,07 miliar. Secara sepekan, BBRI tumbuh 0,64 persen. Namun secara year-to-date atau year-to-date (YTD), BBRI anjlok 17,38 persen.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan anak usahanya atau BRI Group berhasil mencatatkan kinerja positif dan berkelanjutan hingga akhir kuartal II tahun 2024.
Dengan pertumbuhan yang selektif dan prudent, BRI secara kolektif mampu mencatatkan laba sebesar Rp 29,90 triliun hingga Juni 2024. DPK) yang tumbuh dua digit.
“Hingga triwulan II tahun 2024, penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp1.336,78 triliun atau tumbuh 11,20% year-on-year (YoY). total penyaluran kredit atau sekitar Rp 1.095,64 triliun,” kata Sunarso dalam jumpa pers, Kamis (25/07/2024).
Penyaluran kredit tumbuh double digit, pendorong pertumbuhan aset BRI Pada akhir Juni 2024, aset BRI tumbuh 9,54% year-on-year menjadi Rp 1.977,37 triliun, pertumbuhan kredit ini mengikuti alokasi kredit yang selektif dan hati-hati, sehingga perseroan menjaga kualitas pinjaman yang dijamin.
“Rasio pinjaman berisiko (LAR) tercatat membaik atau menurun, dari 14,94% pada akhir Q2 2023 menjadi 12,00% pada akhir Q2 2024. Sementara rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga pada kisaran 3,05% dengan rasio NPL coverage pada level 211,60%,” kata Sunarso.
Dari sisi pendanaan, tercatat dana pihak ketiga (DPK) BRI tumbuh 11,61% year-on-year menjadi Rp1.389,66 triliun. Dana Lancar dan Tabungan (CASA) tumbuh 7,66% YoY menjadi Rp 877,90 triliun.
“Dana murah masih mendominasi struktur DPK BRI dengan porsi CASA mencapai 63,17% dari total DPK BRI,” tambah Sunarso.
Sunarso menatap paruh kedua tahun 2024 dengan optimis. Hal ini tidak lepas dari kondisi likuiditas dan permodalan BRI yang memadai, dengan Loan and Deposit Ratio (LDR) Bank sebesar 86,59% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,13%. Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai, BRI masih memiliki ruang untuk pertumbuhan yang lebih baik ke depan.