Lifestyle

DESIGN WEB Pariwisata Bisa Sumbang Pendapatan Rp1.756 Triliun untuk Oseania pada 2034, Kuncinya di Praktik Pariwisata Berkelanjutan

thedesignweb.co.id, Jakarta – Laporan terbaru World Travel and Tourism Council (WTTC) menunjukkan bahwa sektor perjalanan dan pariwisata mampu menyumbang USD 112 miliar (sekitar Rp 1,756 triliun) terhadap perekonomian kawasan Oseania pada tahun 2034. Dengan cara ini , total kontribusinya merupakan rekor perkembangan sebesar 336 miliar USD.

Menurut laporan yang disiapkan bersama VFS Global dan diluncurkan pada Global WTTC ke-24 di Boorloo, Perth, Australia Barat, sektor ini juga dapat menciptakan 1,5 juta lapangan kerja baru, meningkatkan jumlah lapangan kerja di wilayah yang didukung oleh Travel & Tourism menjadi 3,5 juta masuk. 2034.

Laporan bertajuk “Membuka Peluang Pertumbuhan Perjalanan & Pariwisata di Oseania” menguraikan potensi perubahan di sektor regional jika rencana investasi dikembangkan. Menurut Organisasi Pariwisata Dunia, Oseania, wilayah yang mencakup Australasia, Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia, dapat menjadi pemimpin dunia dalam bidang pariwisata sekaligus meningkatkan perekonomiannya secara signifikan.

Oleh karena itu, Oseania harus mengambil tindakan tegas, dimulai dengan investasi pada infrastruktur berkelanjutan untuk mengurangi dan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan meningkatkan mobilitas di seluruh kawasan, seperti penciptaan sumber energi yang memungkinkan pariwisata berkelanjutan. Selain itu, peningkatan konektivitas udara juga mencakup perluasan bandara di seluruh kawasan.

Fasilitasi visa juga penting untuk membuka peluang pertumbuhan ini dan memfasilitasi pengalaman perjalanan antar kepulauan Pasifik. Terakhir, untuk mempromosikan praktik pariwisata yang melindungi lingkungan.

 

Mengingat keberlanjutan adalah kunci pembangunan jangka panjang, laporan ini menyebutkan bahwa salah satu bangunan paling ramah lingkungan adalah penggunaan energi terbarukan di resor dan proyek ramah iklim lainnya. Hal ini tidak hanya akan mengurangi dampak lingkungan, namun juga menarik semakin besarnya pasar wisatawan yang sadar lingkungan.

Pariwisata yang dipimpin masyarakat adat juga memainkan peran penting dalam transformasi ini, karena memberikan pengalaman budaya otentik memungkinkan masyarakat lokal mendapatkan manfaat langsung dari pendapatan pariwisata. Pada akhir tahun ini, sektor perjalanan dan pariwisata di Oseania diperkirakan akan tumbuh sebesar 16,5 persen dibandingkan tingkat sebelum pandemi, mencapai $224 juta.

Departemen ini juga disebut mampu menyediakan lapangan kerja baru lebih banyak dari perkiraan, yakni 4.800 persen atau setara dengan menyediakan 2,3 juta orang. Namun, belanja pengunjung global diperkirakan akan tetap empat persen di bawah tingkat tahun 2019, dan pemulihan penuh diperkirakan belum akan terjadi hingga tahun 2025.

 

Sebelumnya, Presiden dan CEO Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (WTTC) Julia Simpson mengatakan sektor perjalanan dan pariwisata siap untuk mencetak rekor tahun ini.

“Tahun ini, sektor kami diperkirakan akan memecahkan semua rekor, memberikan kontribusi sebesar 11 triliun USD terhadap perekonomian global. Namun visi kami lebih dari sekedar angka – visi kami adalah membangun masa depan yang berkelanjutan di mana mobilitas memberdayakan masyarakat, melestarikan warisan planet kita, dan menyatukan dunia,” kata Julia saat membuka WTTC Global Summit 2024 di ibu kota Australia Barat, Perth.

Julia menekankan pentingnya mengadakan konferensi di Perth, kota yang terkenal dengan keterhubungan sejarahnya dengan dunia eksplorasi, keterkaitannya yang erat dengan warisan budaya, dan perannya saat ini sebagai tujuan wisata kelas satu. Berkaca pada kunjungannya ke Australia Barat awal tahun ini, Julia menekankan pentingnya pariwisata berbasis komunitas.

“Australia Barat adalah contoh cemerlang tentang bagaimana kekuatan masyarakat lokal dalam menceritakan kisah mereka dan berbagi budaya mereka yang berusia 60.000 tahun dapat menciptakan peluang pariwisata yang aman, sekaligus memperkaya pengalaman wisatawan,” kata Julia.

Julia melanjutkan: “Perth bukan hanya pintu gerbang ke Australia, namun juga menerangi masa depan sektor perjalanan dan pariwisata. Kota ini telah menunjukkan kepada kita apa yang mungkin terjadi ketika kita berinvestasi dalam kolaborasi, kita memanfaatkan teknologi dan memberdayakan masyarakat. Di sini, perjalanan dan pariwisata bukan hanya sebuah sektor – ini adalah tempat yang terus memberi, menawarkan peluang dan kekayaan bagi banyak orang.

Selama dua hari, Konferensi WTTC menghadirkan pembicara-pembicara ternama, antara lain mantan Menteri Luar Negeri Amerika, Mr. John Kerry, pegiat konservasi satwa liar, Robert Irwin, dan pimpinan beberapa perusahaan perjalanan ternama di dunia. Agenda tersebut akan membahas topik-topik utama seperti pengelolaan destinasi, dampak kecerdasan buatan (AI), dan pariwisata berbasis komunitas dalam mempromosikan inovasi perjalanan.

Dengan perwakilan lebih dari 70 negara, KTT Global WTTC 2024 diharapkan dapat membentuk masa depan sektor ini dan menunjukkan bagaimana pertumbuhan berkelanjutan dapat memberdayakan komunitas lokal dan melestarikan lingkungan unik yang membuat perjalanan menjadi luar biasa. Mempertemukan para pemimpin industri, pejabat pemerintah, dan tamu-tamu terhormat dari seluruh dunia, konferensi ini bertujuan untuk menentukan arah masa depan sektor perjalanan dan pariwisata.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *