Lifestyle

THE NEWS Mesin Pesawat Airbus A350 Bermasalah, Cathay Pacific Batalkan 24 Penerbangan dan Lakukan Investigasi

thedesignweb.co.id, Jakarta – Cathay Pacific Airways mengumumkan rencana untuk menghentikan seluruh pesawat Airbus A350 miliknya setelah terjadi kerusakan mesin pada Senin, 2 September 2024. Peristiwa tersebut menyebabkan harga saham pemasok mesin asal Inggris Rolls-Royce ditutup. nilai tersebut turun lebih dari enam persen dan menyeret Indeks Pertahanan dan Dirgantara Eropa turun 2,8 persen kemarin.

Maskapai asal Hong Kong itu membatalkan penerbangan pulang pergi hingga Selasa (3/9/2024). Mereka juga tidak akan mengoperasikan beberapa penerbangan selama beberapa hari selama pemeriksaan dilakukan sebagai tindakan pencegahan.

Dikutip dari Chanel News Asia, juru bicara Airbus mengatakan bahwa mereka mengetahui apa yang terjadi dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan maskapai, Airbus, dan pihak berwenang lainnya untuk menyelidiki apa yang terjadi. Menurut Flightradar24, insiden tersebut tampaknya terjadi beberapa menit setelah penerbangan CX383 lepas landas menuju laut selatan Hong Kong.

Alih-alih berbelok ke utara selama hampir 12 jam penerbangan ke Zurich, pesawat malah memutar balik dua kali sebelum kembali ke Hong Kong dan mendarat dengan selamat sekitar 75 menit setelah lepas landas, menurut pelacak. Maskapai ini tidak memberikan rincian mengenai kerusakan mesin, namun mengatakan ini adalah jenis kerusakan pertama yang menimpa pesawat Airbus A350 di seluruh dunia.

“Saat ini kami menemukan beberapa peralatan serupa dan mesin yang perlu diganti, peralatan pembuat peralatan tersebut diamankan, dan sedang dilakukan perbaikan,” ujarnya.

 

Seorang ahli yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, kejadian tersebut terkait dengan nosel oli yang mengarahkan oli ke mesin. Para ahli mengatakan masalah ini jarang terjadi.

Kecuali jika terjadi kerusakan parah, peringatan yang diberikan biasanya lebih kecil dibandingkan kegagalan pada satu bagian yang berputar, misalnya bilah turbin. Namun, pemeriksaan tambahan dapat mengganggu penerbangan.

Sumber industri mengatakan otoritas investigasi kecelakaan udara Hong Kong telah meluncurkan penyelidikan mendesak. Agensi tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar di luar jam kerja. Cabang Investigasi Kecelakaan Udara Inggris menyatakan akan mendukung penyelidikan apa pun di Hong Kong.

Menurut Flightradar24, pesawat yang menjadi sasaran adalah A350-1000, yang lebih besar dari dua model A350. Pesawat ini didukung oleh XWB-97, mesin terbesar Rolls. Cathay mengoperasikan 18 pesawat terbesar Airbus sebagai bagian dari usaha patungan Airbus dan Boeing. 

Cathay mengoperasikan 48 jet A350, termasuk A350-900 yang lebih kecil dan lebih serbaguna, yang menggunakan mesin Rolls-Royce Trent XWB yang dikenal sebagai XWB-84. Secara total, Cathay saat ini memiliki sekitar 100 pesawat, termasuk pesawat kargo, jarak pendek dan multi-jet, dengan opsi untuk membeli 80 pesawat lagi. Maskapai ini mengatakan pihaknya bekerja sama dengan otoritas penerbangan Hong Kong, serta produsen pesawat dan mesin.

Sementara itu, Qatar Airways merupakan salah satu pengguna A350-1000 terbesar, bersama British Airways yang juga memiliki 18 pesawat, menurut data Airbus. Belum ada laporan kejadian serupa terjadi pada maskapai lain. Operator A350-1000 lainnya tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa (EASA), yang bertanggung jawab mengawasi pesawat-pesawat Airbus dan mempunyai kewenangan untuk memerintahkan inspeksi atau perombakan seluruh armada, tidak mengesampingkan tindakan tetapi mengatakan pihaknya sedang menunggu hasil penyelidikan.

“Kami akan menindaklanjuti setiap informasi yang kami terima dari penyelidikan teknis dan mengambil keputusan mengenai manajemen armada jika diperlukan,” kata juru bicara tersebut.

Selain masalah mesin, Cathay Pacific telah memperkenalkan peraturan tentang membawa barang-barang mahal Anda. Maskapai bintang lima asal Hong Kong baru saja merilis survei terhadap penumpangnya.

Menurut Business Insider, penelitian tersebut dibagikan oleh grup Cathay Lab, yang anggotanya terdiri dari para pebisnis terkemuka. Salah satu pertanyaan yang paling sering diajukan adalah apakah penumpang bersedia membawa “pisau” sendiri ke dalam pesawat. Responden diberikan empat pilihan yang dapat mereka nilai dengan skala dari “sangat bersedia” hingga “sama sekali tidak bersedia”.

Mereka juga ditanya apakah boleh mendaur ulang botol kosong tersebut, memberikannya kepada pramugari, atau membawa botol minuman. Belum diketahui apakah ide tersebut benar-benar akan terwujud di pesawat.

Salah satu responden membagikan tangkapan layar survei tersebut di FlyerTalk, sebuah forum maskapai penerbangan online. “Jika Anda melakukan perjalanan kelas bisnis bersama Cathay Pacific, seberapa besar keinginan Anda untuk terlibat dalam hasil penilaian?” Permintaan itu disampaikan, menurut NZ Herald, seperti dilansir news.com.au, pada Minggu, 28 April 2024. Pertanyaan tersebut muncul seiring dengan berkembangnya praktik keberlanjutan di industri penerbangan. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *