THE NEWS Transformasi TV Digital Indonesia Bawa Perubahan Besar, Bukan Sekadar Usir Semut di Layar Televisi
thedesignweb.co.id, Jakarta TV menjadi salah satu program hiburan terpopuler di kalangan masyarakat Indonesia sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 1960-an. Mudah diakses dan relatif murah, televisi atau televisi berumur pendek berhasil memikat seluruh lapisan masyarakat, mulai dari perkotaan hingga pedesaan. Rina Yuharni asal Padang, Sumatera Barat, merupakan warga yang gemar menonton TV. ;
Rina Yohorni sedang duduk bersila di rumah. Tidak ada kursi di dalam ruangan. Hanya lantai berbahan dasar karpet biru. Pagi itu, semua pekerjaan rumah sudah selesai. Yang perlu kamu lakukan hanyalah menyiapkan barang untuk ditukarkan dengan Loctite yang dijual di gerobak di depan rumah.
Setelah botol air rebusan berisi barang-barang itu disingkirkan, tibalah waktunya kedua ibu itu tidur. Lena berjalan ke arah TV dan menekan tombol power. Media hiburan masih tergolong jadul. TV tabung 21 inci dengan penutup kenop sudah habis.
Setelah beberapa detik, layar TV mulai menyala. Namun, tidak ada gambar yang terlihat. Hanya ada garis dan titik anti berbentuk di layar. Lena segera meraih remote control TV dari bawah meja. Arahkan ke layar sambil menekan tombol berulang kali. Setelah ditekan lima kali, gambar akan muncul. Mata Lina langsung terpaku menunggu kedatangan pembeli Loctite.
Tinggal di jantung kota Padang, Sumatera Barat, melihat pertunjukan tersebut dengan jelas adalah sesuatu yang sangat berharga bagi Lina. Tempat tinggalnya dikelilingi pegunungan. Medannya menghalangi penerimaan sinyal TV yang baik. Lena telah berteman dengan menonton TV selama beberapa dekade. Nikmati acara favorit Anda dengan kualitas gambar dan suara serendah mungkin.
Pada bulan Maret 2022, Rina berkata: “Jika konten yang Anda tonton kurang bersih, Anda tidak akan menerima siaran lagi. Siarannya tidak stabil. Sangat tidak nyaman untuk ditonton. Anda dapat menonton semua saluran, tetapi Anda tidak dapat melihat bersih isi.” Diwawancarai oleh reporter TV.
Lena bukan satu-satunya yang berteman dengan televisi. Sebelum tahun 2022, beberapa penggemar layar lainnya akan mengalami hal serupa. Menonton program televisi jernih di Indonesia yang telah mengudara selama 60 tahun kini menjadi sebuah pekerjaan yang mahal. ;
Sahid, pemuda warga Kiarakondong, Bandung, Jawa Barat, juga mengalami hal serupa. Ketika siaran televisi analog masih ditonton, memutar posisi antena menjadi hal yang lumrah. Dia tidak berhenti sampai gambar di TV menjadi jelas dan terdengar suara yang jelas. ;
Di lain waktu, letak antena akan berubah lagi. Apalagi kalau bukan untuk menonton siaran TV dari stasiun yang berbeda. “Kalau analog, kadang channel A bagus, tapi channel B jelek,” kenang Sahid.
Semuanya berubah ketika Sahid membeli alat bernama set-top box (STB) sekitar Juni 2022. Istilah STB sering ia dengar saat gencar mempromosikan program Analog Off (ASO) atau memastikan televisi analog. Kota tempat tinggal Sahid hingga saat ini belum menjadi sasaran program ASO. Namun, warga bisa menikmatinya dua bulan sebelum ASO mulai beroperasi.
Sahid hanya membeli set-top box yang dilengkapi kabel HDMI. Antena dan televisinya masih tua. Kabel antena yang biasa dicolokkan ke TV kini dipindahkan ke dekoder. Sementara itu, colokkan kabel HDMI ke soket di TV Anda.
Ketika semua peralatan sudah terpasang, Saheed menyalakan televisi. Dia tersenyum puas ketika mesin pencari sinyal menangkap gambaran jelas dari siaran TV. Saya semakin heboh saat melihat daftar stasiun yang tertangkap. Ini adalah pertama kalinya dia melihat begitu banyak stasiun televisi. Jumlah penayangan Saheed semakin meningkat. ;
“Dengan hanya TV digital tidak ada masalah,” kata Sahed yang tidak perlu lagi harus kembali ke tiang antena untuk mendapatkan sinyal kuat dari stasiun.
Apa yang dirasakan Sahed dan banyak pemirsa TV saat ini adalah buah dari program ASO. Masyarakat kini bisa menonton film, sinetron, berita bahkan acara edukasi dengan gambar dan suara jernih.
Pemrograman ASO atau TV digital dimulai pada tanggal 30 April 2022. Pukul 24.00 layanan TV analog dimatikan di 3 wilayah siaran 6 kabupaten dan 2 kota. Beralih ke TV digital. Keinginan Indonesia untuk melakukan migrasi TV analog ke TV digital sebenarnya sudah ada sejak lama. Tepatnya pada tahun 1997 format televisi digital satelit diluncurkan. ;
Pada tahun 2004, di bawah koordinasi Kelompok Migrasi Digital Radio dan Televisi Nasional, gagasan ini semakin dilaksanakan. Tim melakukan beberapa kajian mengenai penyiaran televisi digital dengan mengadakan seminar, workshop, workshop dan workshop persiapan migrasi.
Beralih ke TV analog bukan sekadar impian bagi Indonesia. Hal ini menjadi isu sedunia pada Konferensi Pabrik Penugasan Frekuensi tahun 2006 di Jenewa pada tahun 2006. Anggota International Telecommunication Union (ITU), termasuk Indonesia, sepakat bahwa batas waktu bagi negara-negara di seluruh dunia untuk bermigrasi dari penyiaran analog ke digital adalah 17 Juni 2015 .
Pada tahun yang sama, Indonesia menguji siaran televisi digital menggunakan 34 saluran UHF standar DVB-T dan 27 saluran UHF standar T-DMB. Pada tahun 2019, kami akan terus mempersiapkan migrasi simulcast. Simulcasting adalah penyelenggaraan penyiaran televisi analog dan digital secara simultan. Langkah ini telah diambil dan disampaikan kepada publik.
Komitmen terhadap migrasi TV analog semakin besar ketika rencana tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan peraturan pelaksanaannya. Tahapan dan batas waktu pelaksanaan migrasi telah ditentukan yaitu 30 April 2022 untuk tahap pertama, 25 Agustus 2022 untuk tahap kedua, dan 2 November 2022 untuk tahap ketiga.
Berbagai tahapan penghentian siaran televisi analog dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Cominfo). Dari yang awalnya 6 kabupaten dan 2 kota, kini berkembang menjadi ratusan daerah. Pada 12 Agustus 2023, penyiaran televisi Indonesia resmi mencapai puncaknya dengan peralihan total ke digital. ;
“Indonesia tercepat di dunia. Lainnya lima tahun tujuh tahun, dan Indonesia sembilan bulan sepuluh hari. Mulai 2 November 2022 hingga 12 Agustus 2023, Badan Penyiaran Nasional Indonesia akan selesai.” Direktur. Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Geryantika Kurnia.
Hingga September 2023, rencana ASO telah selesai dilaksanakan di 112 wilayah penyiaran yang mencakup 314 kabupaten/kota di Indonesia.
Tak hanya cepat, rencana ASO yang diterapkan pada periode kedua Presiden Joko Widodo telah mencakup 97% masyarakat yang mengadopsi siaran televisi digital. ;
Perluasan cakupan tidak terlepas dari dukungan infrastruktur multiplexing (MUX). Per 2 Agustus 2024, infrastruktur MUX telah terbangun, meliputi 95 pemancar dari TVRI dan 227 pemancar dari perusahaan swasta. Sebanyak 678 stasiun TVRI dan televisi swasta telah beralih ke siaran digital menggunakan MUX.
Kekhawatiran awal bahwa televisi digital akan menurunkan jumlah pemirsa televisi belum terwujud. Nielsen mengatakan rata-rata rating nasional mendekati normal, dengan 124 juta penonton digital dari 130 juta penonton analog.
Bahkan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria baru-baru ini mengeluarkan kabar yang lebih meyakinkan. “Pemirsa TV digital yang diperkirakan sekitar 125,6 juta pemirsa telah pulih setelah adanya transisi dari siaran analog,” ujarnya.
Tujuan dari program ASO lebih dari sekedar tampilan yang jelas dan nyaman. Karya besar ini mempunyai banyak efek riak. TV analog dinilai tidak efisien karena menggunakan spektrum 700 MHz dalam jumlah besar. Spektrum radio merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. ;
Sebagai gambaran, siaran televisi analog memerlukan saluran untuk menyiarkan suatu program atau saluran radio. Pada saat yang sama, penggunaan spektrum TV digital lebih efisien, karena satu saluran dapat menayangkan delapan program siaran atau lebih melalui infrastruktur siaran multiplexing TV digital.
Spektrum 700 MHz yang digunakan televisi analog juga ideal untuk layanan Internet. Dengan migrasi ke TV digital, sisa frekuensi/dividen digital Indonesia adalah 112 MHz. Sisa frekuensinya dapat digunakan untuk layanan internet seperti 4G, 5G dan pengembangan teknologi lebih lanjut. ;
Penghematan pada pita 700 MHz juga akan digunakan untuk sistem peringatan bencana, pendidikan jarak jauh, dan layanan medis.
Dari sudut pandang ekonomi, hal ini menawarkan harapan yang lebih besar. Lihat saja hasil penelitian Boston Consulting Group. Badan dunia tersebut mengatakan bahwa pemanfaatan multiplier ekonomi yang disebabkan oleh dividen digital akan meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sekitar Rp7 triliun per tahun, atau Rp77 triliun selama 10 tahun masa izin spektrum operator telekomunikasi. ;
Hasil penghematan pita 700 MHz juga dapat mendukung aktivitas ekonomi digital dengan menciptakan 181.000 peluang bisnis baru. Roda ekonomi digital diperkirakan akan menciptakan 232.000 lapangan kerja baru dalam lima tahun ke depan.
Berputarnya roda perekonomian juga menjadi harapan penjual Loctite Padang, Rina. Sembari menunggu sumber penghasilan datang, Lena selalu bermimpi bisa berbaring dan melihat TV yang jernih dan bersih. ;
“Dengan adanya TV ini semoga Anda bisa menontonnya dengan bersih, nyaman, dan bisa memutar semuanya,” harap Lina.
;
(*)