THE DESIGN WEB

Seputar berita tentang liputan nusantara

Kesehatan

Sontek Cara Kabupaten HST Menyehatkan Masyarakat, Olah Bahan Lokal dari Ikan Gabus hingga Daun Kelor dan Katuk

Lipatan6. Inisiatif ini dipimpin oleh HST Regence PKK memobilisasi tim di bawah kepemimpinan Chery Bayuni Budjang Aulia Oktafiandi. Kebiasaan dan tantangan makanan di HST

Chery mengungkapkan bahwa komunitas HST kebiasaan makanan seringkali tidak memperhatikan nilai gizi. “Banyak yang mengonsumsi makanan yang tidak diinginkan, makanan manis dan minuman, karena menjadi turun temurun, Cherie dalam diskusi media dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) di Jakarta 21. Jakarta, 21. Jakara 2025.

Ini diperburuk tanpa adanya keterampilan dalam memproses bahan -bahan lokal, seperti ikan dan umbi, sehingga orang lebih suka makanan saat ini yang tidak sehat.

Latihan POSIAM perlu ditingkatkan. Terkadang layanan dianggap sebagai administratif, tanpa akses pribadi ke ibu dan anak. Selain itu, menyediakan makanan tambahan di Posand seringkali kurang kompatibel dengan nutrisi.

“Bayi sering diberi bubur yang menambah bagian atasnya tidak bergizi, seperti kerupuk atau puding cokelat,” kata Cheri.

Untuk mengatasi tantangan ini, tim pengemudi PKK memulai berbagai program inovatif. Salah satunya adalah “ikan yang makan bersama” yang mencakup ratusan penduduk untuk menikmati hidangan ikan, seperti ikan bakar, pepa, pelayaran pejalan kaki.

“Program ini memperkenalkan ikan sebagai sumber protein yang bebas, bergizi dan mudah dielaborasi, pada saat yang sama memperkuat hubungan sosial,” kata Cheri.

Selain itu, kata Cheri, “Di Kalimantan selatan, ikan yang paling umum digunakan adalah ikan yang terbuat dari gabus, juga dikenal sebagai ikan yang mereka lupa di daerah setempat.” Ikan gabus ini sering ditemukan di daerah sungai, yang merupakan sumber daya alam yang berlimpah di wilayah tersebut.

Selain ikan gabus, ikan lele juga merupakan pilihan yang populer, mengingat jumlah sungai di daerah tersebut. “Pisces dengan ikan lele dan gabus adalah ikan termudah yang ditemukan di sungai, kecuali di daerah dekat laut,” kata Chery Health Lipatan6.com kepada pertanyaan dan jawaban.

Ini menunjukkan ketersediaan ikan lokal yang dapat digunakan untuk membuat hidangan yang sehat dan nutrisi untuk masyarakat.

Untuk mendorong kreativitas dalam pemrosesan ikan lokal, tim pengemudi PKK mengadakan kompetisi inovasi memasak. “Melalui kompetisi -kompetisi ini, kami mengundang orang untuk pemrosesan ikan, tidak hanya dilihat hanya sebagai bahan umum makanan, tetapi dapat dikombinasikan dengan bahan -bahan lain seperti karbohidrat, kecuali beras,” katanya. 

Dengan cara ini, ia berharap orang akan lebih peduli tentang makan ikan yang kaya protein dan bergizi. Resep terbaik dari kompetisi dicatat dan didistribusikan di perpustakaan desa sehingga orang dapat mengaksesnya di daerah terpencil.

Melalui program ‘B2SA Kitchen’ (berbeda, nutrisi, seimbang dan aman), para ibu di desa diundang untuk belajar memasak menggunakan bahan -bahan lokal, seperti ubi jalar, telur dan ikan, dengan cara yang lebih sehat.

“Kami berada di jalan untuk memasak telur tidak hanya goreng atau dimasak, tetapi juga abu atau gadon, yang bergizi,” kata -kata itu ditambahkan.

Program Teman ASI adalah langkah penting lainnya. Dalam program ini, Daun Moring dan Katuk didistribusikan secara gratis di setiap kabupaten untuk mendukung ibu pengurutan payudara. Selain itu, staf PKK bersama dengan bidan pedesaan menawarkan bantuan, termasuk bantuan psikologis ibu yang mengalami blues bayi.

Pendidikan juga memberi anak -anak kegiatan naratif yang memperkenalkan pesan tentang pentingnya makanan nutrisi, seperti ikan dan telur. “Kami ingin anak -anak menyadari bahwa makanan lokal tidak hanya sehat, tetapi juga dapat disembah dan diproses,” kata Chery.

Chery percaya bahwa perubahan harus dimulai dari kebiasaan keluarga. Ini juga memberikan makanan manis alternatif yang lebih sehat untuk anak -anaknya, seperti Barongko dan kentang ungu manis.

“Jika orang tua memulai kebiasaan makanan sehat, anak -anak akan meniru,” katanya.

Dengan inovasi yang berbeda, tim mobilisasi HST Regence berkomitmen untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang efektif dan pendekatan yang berkelanjutan.

Penggunaan bahan -bahan lokal seperti yang dilupakan ikan, moring dan daun Katuk adalah langkah konkret dalam menciptakan diet sehat yang mendukung kesehatan generasi mendatang.

“Inovasi dan pendidikan adalah kunci untuk mendorong perubahan positif dalam hidangan manusia,” simpul Cheri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *