Crypto

WEB NEWS Indodax Sempat Kena Retas, Investor Kripto Harus Apa?

thedesignweb.co.id, Jakarta Platform perdagangan kripto Indodak diretas beberapa waktu lalu. Investor kripto berpikir bahwa mereka dapat meramalkan krisis di masa depan.

Wakil Presiden Umum Asosiasi Pedagang Blockchain dan Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI), Yudhono Ravis menyarankan beberapa langkah. Diantaranya, investor kripto sebaiknya memilih penjual kripto yang memiliki reputasi baik dan terdaftar di Bappebti.

Sertifikasi keamanan seperti ISO 27001 dan penggunaan teknologi canggih merupakan fitur penting dalam menjamin keamanan aset pelanggan.

Investor juga disarankan untuk memeriksa sistem Proof of Reserve (PoR), untuk memastikan cadangan tersebut sesuai dengan dana nasabah yang disimpan dan berbeda dengan kebutuhan perusahaan.

“Kami selalu mengedukasi investor untuk lebih berhati-hati dan teliti dalam memilih platform perdagangan. Mengetahui kebijakan keamanan yang diterapkan platform merupakan langkah penting untuk mengurangi risiko,” kata Yudho dalam keterangannya, Sabtu (21/9/2024). .

Selain itu, CEO Tokocrypto juga meminta investor untuk rutin memantau keamanan platform yang mereka gunakan. Selain itu, jadikan pertahanan diri sebagai prioritas. Misalnya, gunakan autentikasi multifaktor dan informasi login yang aman.

“Dengan begitu, investor bisa lebih nyaman dalam mengelola aset kriptonya,” kata Yudho. Kepercayaan Investor Kripto di Indonesia

Selain itu, kata Yudho, Indonesia telah mampu memperkuat posisinya di dunia aset digital. Konfirmasinya Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia adopsi cryptocurrency pada tahun 2024 menurut Chainalisis.

“Hal ini menunjukkan kepercayaan komunitas kripto di Indonesia masih kuat,” ujarnya.

Salah satu alasan utama menjaga kepercayaan investor adalah hadirnya regulasi dan penerapan praktik keamanan yang dilakukan oleh para pedagang kripto di Indonesia.

Alasannya transparansi peraturan perundang-undangan semakin meningkat seiring bertambahnya usia, penggunaan metode aset digital menjadi lebih mudah diterapkan, tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan jumlah wirausaha, tetapi untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan transparan bagi semua. pemain industri kripto,” jelasnya.

Pada awalnya, pasar mata uang kripto diprediksi akan bagus setelah penurunan suku bunga AS sebesar 50 persen. Namun, ada aspek lain yang masih ditunggu pemasar.

Menurut pedagang Tokocrypto Fikieh Fachrur, pasar kripto juga menunggu data ekonomi dari Amerika Serikat. Misalnya saja pengeluaran pribadi (PCE) yang bisa menentukan arah kebijakan di masa depan.

“Bitcoin akan naik, tapi tidak akan naik secepat ‘Lilin Tuhan’.” “Masih ada kemungkinan penurunan atau volatilitas untuk beberapa waktu sebelum pertumbuhan kembali berlanjut. Investor kini fokus pada rilis data PCE pada 27 September untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai kondisi cuaca AS,” kata Fikieh dalam keterangannya, Jumat ( 20 September 2024).

Data PCE akan menjadi indikator penting bagi The Fed dalam merencanakan kebijakan moneter di masa depan, yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin dan aset kripto lainnya. Jika tingkat inflasi menunjukkan penurunan, kemungkinan The Fed akan melanjutkan kebijakannya sehingga dapat mendorong sentimen positif di pasar kripto.

Sebaliknya jika harga tetap tinggi maka dapat menaikkan harga dan memicu aksi jual di pasar. Fikieh menekankan pentingnya kehati-hatian dalam mengambil posisi di pasar kripto saat ini.

“Meskipun situasi positif saat ini tampaknya berhasil, volatilitas pasar kripto masih tinggi, terutama di tengah ketidakpastian global saat ini.” “Investor harus melakukan uji tuntas dan mempertimbangkan potensi risiko sebelum melakukan transaksi apa pun,” ujarnya.

Ke depan, pasar kripto diperkirakan akan berfluktuasi dalam beberapa bulan mendatang, dengan Bitcoin diperkirakan akan mengalami fluktuasi harga antara 2-3 persen akibat kebijakan yang diterapkan oleh The Fed.

Pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh The Fed memberikan dorongan positif bagi pasar mata uang kripto, khususnya Bitcoin, yang melonjak sangat tinggi setelah pengumuman tersebut. Namun karena ketidakpastian yang masih menyelimuti kebijakan keuangan dunia, investor diimbau berhati-hati dalam mengambil tindakan.

“Kombinasi kebijakan moneter dan ketidakpastian global akan terus mendongkrak kekuatan pasar kripto untuk beberapa waktu ke depan,” tutupnya.

 

Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve atau The Fed resmi memangkas suku bunga hingga 50 basis poin (bsp). Penurunan ini berdampak langsung pada harga mata uang kripto.

Harga Bitcoin (BTC) terlihat melonjak hingga $62.000 atau sekitar Rp 954 juta setelah bunga AS.

Penurunan minat indeks ini diterima dengan baik oleh pasar, baik pada saham maupun mata uang kripto, yang langsung mengalami peningkatan setelah pengumuman keputusan tersebut. Saham AS naik di Nasdaq dan indeks S&P 500 antara 0,6-0,8 persen, sementara bitcoin melonjak lebih dari 2 persen menjadi $62,000.

“Penurunan suku bunga The Fed menimbulkan harapan bahwa kebijakan moneter yang longgar akan mendorong lebih banyak investasi pada aset-aset berisiko, termasuk mata uang kripto,” kata pedagang Tokocrypto Fikieh Fachrur dalam keterangannya, Jumat (20/9/2024).

“Dengan suku bunga rendah, investor mungkin mencari cara lain yang lebih menguntungkan seperti bitcoin untuk melindungi nilai aset mereka,” tambahnya.

Fikieh juga menambahkan, volatilitas yang dialami Bitcoin pasca pengumuman The Fed merupakan hal yang wajar. Hal ini dikarenakan para pemasar juga melakukan tindakan untuk mendapatkan keuntungan untuk menutupi kerugian mereka sebelumnya.

“Perubahan harga Bitcoin melonjak hingga 3 persen setelah keputusan suku bunga mencerminkan sentimen positif investor terhadap kebijakan ini.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *