Bisnis

THE NEWS Status Internasional Bandara Ahmad Yani Semarang Dicopot, DPR Minta Dikaji Ulang

thedesignweb.co.id, Jakarta Penolakan status internasional Bandara Ahmad Yani Semarang diutarakan anggota DPR RI, Bambang Hario Soekartono.

Politikus yang juga pengamat transportasi itu hadir langsung di Bandara Umum Ahmad Yani yang beberapa bulan lalu diubah statusnya dari internasional menjadi domestik.

Bambang Haryo melakukan observasi dan survei terhadap calon penumpang yang biasa menggunakan Bandara Jendral Ahmad Yani sekaligus menghubungi pihak pengelola bandara.

Ia ingin pemerintah mempertimbangkan kembali status internasional Bandara Jandral Ahmad Yani.

Dasarnya jelas sekali, wilayah Jawa Tengah kini menjadi tujuan perusahaan industri dari Jakarta dan sekitarnya, Surabaya dan sekitarnya, serta Tangerang, Bekasi dan sekitarnya. Saat ini mereka pindah ke Jawa Tengah karena upah minimum di Jawa Tengah paling rendah dibandingkan Surabaya, Jakarta dan sekitarnya.3 Jadi, banyak sekali perusahaan industri internasional di wilayah Jawa Tengah sekarang,” kata pemilik usaha tersebut. julukan BHS, dikutip Selasa (22/10/2024). .

Selain itu, menurut BHS, Semarang sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah memiliki pelabuhan yang berstatus internasional.

Padahal, lanjut BHS, kapal kontainer internasional yang singgah ke sini setiap tahunnya mampu mengangkut sekitar 1 juta teu per tahun atau rata-rata sekitar 3.000 kontainer per hari. Selain itu kapal wisata pesiar dari luar negeri juga sering singgah di pelabuhan penumpang internasional Tanjung Emas, Semarang, sekitar 30 kapal, dimana 1 kapal di antaranya membawa ribuan wisatawan mancanegara dalam setahun.

“Semua orang ini tentu membutuhkan akses transportasi udara untuk bepergian ke luar negeri jika mereka berada dalam situasi darurat.” dia menambahkan.

 

Selain itu, lanjut lulusan ITS Surabaya, Jawa Tengah merupakan sumber tenaga kerja asing (TKI) terbesar kedua di antara seluruh provinsi di Indonesia. Pemerintah harus menjamin kemudahan akses perjalanan udara internasional dari Kota Semarang. Saat ini, belum ada satu pun bandara di Jawa Tengah yang berstatus internasional.

Dan pemerintah (Kementerian Perhubungan) harus konsisten melakukan rekonstruksi dengan biaya yang sangat besar, sekitar Rp 2,07 triliun pada tahun 2017, yang bertujuan untuk mengembangkan Bandara Internasional Jandral Ahmad Yani agar dapat menampung pesawat berbadan lebar. . , dengan penyediaan dua landasan udara jenis pesawat besar (Wide Body),” kata BHS.

Oleh karena itu, penolakan status internasional Bandara Jandral Ahmad Yani di Semarang jelas bisa dikembalikan. “Selanjutnya, berdasarkan survei pengelola bandara, 90% masyarakat menginginkan bandara ibu kota provinsi Jawa Tengah ini kembali berstatus internasional,” pungkas BHS.

Sebelumnya, dua bandara di Jawa Tengah berstatus bandara internasional. Namun sayangnya kedua bandara ini belum melayani penerbangan dari luar negeri. 

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko menjelaskan, ada dua bandara yang berstatus internasional namun tidak memiliki penerbangan langsung reguler dari dan ke luar negeri.

Kedua bandara tersebut adalah Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Adi Sumarmo di Surakarta.

Karena berstatus internasional, kami sangat ingin kedua bandara ini bisa digunakan untuk penerbangan internasional, katanya, dikutip Antara, Selasa (3 Mei 2024).

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mendesak adanya penerbangan internasional langsung ke kedua bandara tersebut, namun hal ini belum dikabulkan.

Menurutnya, banyak wisatawan mancanegara yang datang dari Bandara Internasional Yogyakarta untuk kemudian juga menikmati destinasi wisata di Jawa Tengah.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat, dari enam bandara yang berada di berbagai wilayah provinsi ini, hanya dua bandara yang melayani kedatangan dan keberangkatan penumpang, yakni bandara Semarang dan Surakarta.

Kepala BPS Jawa Tengah Dadang Hardiwan mengatakan pada Januari 2024, jumlah penumpang yang datang dari kedua bandara tersebut sebanyak 122.636 orang.

Dari jumlah tersebut, lanjutnya, sebanyak 1.293 penumpang internasional yang menuju Jeddah.

Penerbangan langsung ke Arab Saudi dari Bandara Surakarta ditujukan untuk melayani jemaah umrah saja, dengan jadwal keberangkatan setiap akhir pekan.

Sedangkan kedatangan penumpang pesawat pada Januari 2024 berjumlah 114.128 orang, dimana 1.057 penumpang diantaranya merupakan jemaah umroh asal Jeddah.

Sebelumnya, PT Angkasa Pura I melakukan uji operasional dengan membuka Bandara Dhoho Kediri, Jawa Timur, untuk dikunjungi masyarakat umum sebelum bandara tersebut beroperasi dalam waktu dekat.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Dhoho Kediri Nyoman Noer Rohim menjelaskan, area yang diperbolehkan untuk masyarakat umum hanya sebatas terminal penumpang.

“Dalam uji coba ini, masyarakat dapat mengunjungi bandara hingga pukul 17.00 WIB. Kami mengimbau pengunjung untuk menjaga kebersihan dan kerapian Bandara Doho demi kenyamanan semua orang,” kata I Nyoman Noer Rohim pada Minggu, 4 Februari 2024.

Dijelaskannya, masyarakat dikenakan biaya parkir di Bandara Doho sebesar Rp4.000 untuk kendaraan roda dua, Rp10.000 untuk kendaraan roda empat, dan Rp15.000 untuk kendaraan roda empat atau lebih.

Mobil mereka dapat diparkir langsung di tempat parkir bandara seluas 37.108 meter persegi.

Ia mencatat, untuk saat ini kunjungan ke bandara tersebut masih digratiskan bagi masyarakat umum. Belum ada keputusan mengenai berapa lama bandara ini akan tetap dibuka untuk umum.

Meski belum ada batasan waktunya, hanya dikenakan biaya parkir saat ini saja, ujarnya.

Saat ditanya rencana operasional pembukaan kembali, Noer Rohim mengaku saat ini masih menunggu persetujuan lebih lanjut.

Nanti akan kami update, ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *