THE NEWS Medco E&P Penuhi TKDN 80% di Proyek Konversi FPSO Pertama di Indonesia
thedesignweb.co.id, Jakarta – Pemerintah menargetkan setiap Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mampu mencapai target penggunaan Tingkat Komponen Lokal (TKDN). Kali ini, Medco E&P Natuna Ltd. Medco E&P telah mencapai target TKDN untuk proyek konversi kapal tanker Marlin Natuna Floating Production, Storage and Offloading (FPSO).
Proyek konversi FPSO pertama di Indonesia milik Medco dilaksanakan oleh PT Hanochem Tiaka Samudera dan PT PaxOcean Batam. Pada proyek ini, tingkat TKDN mencapai 80% dan dilaksanakan oleh 1.386 tenaga kerja Indonesia atau 99% dari total tenaga kerja peserta.
Untuk memenuhi komitmen 80% TKDN, Hanochem dan PaxOcean bekerja sama dengan beberapa perusahaan lokal untuk mendukung proses pengerjaan proyek ini.
Deputi Eksploitasi Migas SKK Wahju Wibowo menyampaikan apresiasi atas capaian TKDN dalam menggarap proyek FPSO Marlin Natuna. Menurutnya, pembangunan FPSO Marlin Natuna mampu menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional, khususnya perekonomian daerah.
Dengan total investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek Forel-Bronang mencapai kurang lebih US$236 juta atau sekitar Rp 3,5 triliun, SKK Migas berharap investasi tersebut tidak hanya berhasil membangun fasilitas produksi migas saja.
“Tetapi juga dapat menimbulkan multiplier effect bagi perekonomian dan menciptakan lapangan kerja,” ujarnya, mengutip keterangan tertulis, Rabu (2/10/2024).
“Pencapaian ini menjadi bukti bahwa industri migas mempunyai komitmen besar dalam mengembangkan industri lokal dan terus berkontribusi dan memberikan multiplier effect,” kata Wahjo.
Direktur Medco E&P Ronald Gunawan menjelaskan, pencapaian target TKDN pada proyek FSPO Marlin Natuna merupakan hasil kerja sama yang baik antara industri migas dan industri lokal.
“Berhasil mencapai TKDN 80% dan menyerap tenaga kerja maksimal dari Indonesia membuktikan bahwa dengan sinergi yang baik, kita dapat membangun industri migas yang mandiri dan berdaya saing. Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proyek ini,” kata Ronald.
Lebih detail Julie Indira Wardhana, Manajer Kontrak dan Pengadaan PT Hanochem, menjelaskan kerja sama sedang dilakukan dengan beberapa perusahaan lokal, di antaranya untuk memproduksi komponen penting seperti kabel, burner, dan pressure vessel.
“Tidak hanya itu, seluruh pembuatan unit FPSO juga dilakukan oleh perusahaan lokal di wilayah Batam yang terdiri dari tenaga kerja lokal berpengalaman dan freshgraduate yang diberikan kesempatan untuk berkontribusi pada proyek nasional ini,” kata Jolly.
Terkait penyerapan tenaga kerja Indonesia, Managing Director dan CEO PaxOcean Group Tan Thai Yong mengatakan, menggarap proyek FPSO Marlin Natuna juga memberikan kesempatan bagi lulusan baru untuk berpartisipasi guna mendapatkan pengalaman berharga.
“Kami berharap mereka juga dapat berbagi ilmu yang didapat dari proyek ini kepada rekan-rekan lainnya, sehingga dapat membangun dan memperkuat industri migas Indonesia,” ujarnya.