WEB NEWS Cerita Kepala Sekolah di Sorong Papua Ubah SMP Buangan Jadi Berprestasi
thedesignweb.co.id SMA Sorong Nosentra Jakarta di Papua Barat pernah disebut sebagai sekolah paria yang menampung anak-anak mabuk dan menjadi tempat menampung anak-anak putus sekolah. Namun saat ini tidak demikian, saat ini SMP Nusantara Sorong menjadi salah satu sekolah yang aktif berprestasi.
Saat ini SMP Nusantara terdiri dari empat kelas yang siswanya aktif mengikuti olimpiade sains dan berbagai olimpiade lainnya.
Arby Mamangsa selaku kepala SMA Sorong Nusantara pada awalnya merasa kesulitan ketika ingin melakukan perubahan di sekolahnya.
“Saat pertama kali ditugaskan di SMP Nusantara, saya kaget, karena sangat jauh dari harapan saya, sangat mengkhawatirkan. Saya berpikir, apa yang ingin saya lakukan untuk mengubah citra buruk dan mengubah wajah sekolah ini menjadi sekolah yang bisa dibandingkan dengan sekolah lain di ‘Sorong? Saat itu sulit sekali,” kata Erby mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Awal mula perubahan yang dicita-citakan Arby dimulai pada tahun 2018. Selain menjabat sebagai kepala sekolah, Arby juga menjabat sebagai direktur gerakan Pramuka cabang daerah. Selama pelatihan di Jawa Barat, ia terinspirasi untuk melakukan digitalisasi dan melakukan pembelajaran daring.
Hasil dari upaya ini perlahan terlihat, terutama ketika epidemi melanda. Meski belum banyak berkembang, SMP Nusantara menjadi satu-satunya sekolah di Sorong yang bersedia menyelenggarakan Ujian Akhir Tahun secara online, berkat inisiatif digitalisasi pembelajaran yang dicanangkan Arbi dua tahun sebelumnya.
Perubahan itu bermula ketika Arby mendaftarkan SMP Nusantara sebagai sekolah mengemudi. Ia merasa perubahan harus dimulai dari perbaikan pola pikir guru. Ia kemudian merasa program studi mandiri sangat membantu mewujudkan hal tersebut.
“Saya belajar betapa tidak lazimnya kurikulum Merdeka, kita menemukan siswa dalam keunikannya. Sebelumnya kita tidak punya,” kata Arby.
“Saya bilang ke teman-teman, tidak ada siswa yang bodoh. Kalau begitu, siapa yang harus berubah? Ya, harusnya gurunya, ubah contohnya, ubah konsepnya, ubah metodenya. Ini yang paling sulit,” kata Arby’s. .
Penerapan kurikulum mandiri
SMP Nusantara juga menerapkan kurikulum mandiri. Dalam penerapan Kurikulum Merdeka, Erbi dan para guru di SMP Nusantara mempunyai inisiatif unik yaitu penerapan Program Peningkatan Profil Siswa Pancasila (P5).
Di SMP Nusantara, P5 tidak hanya sekedar keterampilan praktis, namun juga pemberdayaan siswa dalam memecahkan permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat lokal.
“Bagi kami, P5 adalah nyawa dari kurikulum mandiri. Melalui P5, siswa kami melihat permasalahan yang sebenarnya terjadi di masyarakat sekitar sehingga mampu menghasilkan filter air bersih bahkan mengubah budaya masyarakat. dan kesadaran akan pentingnya menggunakan air bersih.
Arby menegaskan, yang terpenting bukanlah produk akhir P5, melainkan prosesnya. Menurutnya, anak hendaknya mengalami perubahan melalui nilai-nilai dimensional dari proyek yang dilaksanakannya serta memiliki kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah.
Arby meyakini keberhasilannya mentransformasikan SMP Nosentra dengan kurikulum Merdeka tidak lepas dari bantuan Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Waktu belajar terbatas, anggaran terbatas, semuanya terbatas. PMM ternyata menjadi jawaban bagi kami, dan akhirnya kami mendorong seluruh guru untuk menggunakan PMM, jelas Arby. .
Fitur di PMM membantu implementasi kurikulum Merdeka bagi guru sekolah menengah bahasa Arab dan Indonesia yaitu pendidikan mandiri, karena banyak topik yang bisa dipelajari untuk meningkatkan kompetensi.
“Perubahan standar guru sudah terasa bahkan saat kami menggunakan pelatihan mandiri, karena kami tidak lagi belajar pelatihan untuk mendapatkan sertifikat. Ikut pelatihan PMM pasti akan mendapat sertifikat, jadi kami tidak mengejar itu, kami mengejar kompetensi,” kata Arby.
Fitur Ideas for Practice juga membantu pembelajaran di Nocentra High School.
Perubahan pola pikir guru juga membawa perubahan signifikan pada perilaku dan prestasi siswa di SMP Nusantara.
Salah satunya adalah ketika ada siswa yang sulit dibimbing. Pada awalnya para guru merasa kesulitan dalam membimbing anak tersebut, namun mereka berusaha menemukan keunikannya dan gaya belajar yang cocok untuknya. Sedikit demi sedikit, dengan pendekatan yang tepat, anak mulai merasa nyaman di sekolah dan menemukan cara belajar yang cocok untuknya.
“Awalnya, anak-anak yang dianggap sudah selesai bermain ternyata tumbuh dengan baik. Setiap tahun, tim Olimpiade kami menang dan ada anak ini di tim itu. “Seperti yang saya katakan sebelumnya, tidak ada anak bodoh. guru harus menemukan keunikan setiap anak,” lanjut Arby
Arby’s juga melibatkan orang tua dalam upaya membangun SMP Nosentra. Avon, salah satu orang tua mengaku melihat perkembangan anaknya lebih baik.
“Kepala sekolah mengajak kita sebagai orang tua untuk mengikuti kegiatan sekolah. Saya juga melihat perubahan pada anak saya yang tadinya pemalu, sekarang aktif di sekolah. Daya persepsinya juga lebih cepat,” ujarnya.