Peneliti UGM Kembangkan Tanaman Inovatif dari Melon Lokal untuk Bahan Kosmetik dan Anti Kanker
thedesignweb.co.id, Peneliti Indonesia, Jakarta, mengembangkan semangka setempat untuk digunakan sebagai bahan kosmetik.
Kemampuan semangka ini diperiksa oleh Dekan Fakultas Biologi di University of Jadja Mada (UGM), Profesor Dr. Body Citidi Dariono, PhD.
Budi berhasil mengeksplorasi kemampuan semangka setempat sebagai elemen penting untuk industri kosmetik. Melalui pendekatan modern terhadap bioteknologi, Buda telah mengembangkan varietas baru dengan metode No3 Braoodstock Cross.
Persilangan menghasilkan kulit kecil, pahit dan pahit, tetapi memiliki aroma khas yang kuat. Bau ini diekstraksi dan dirawat dalam produk semangka.
“Lingkup semangka wewangian ini memiliki sosok genetik yang unik.
Body menjelaskan bahwa industri kosmetik internal masih dikuasai oleh importir. Ini menghasilkan kosmetik itu cenderung memiliki harga yang mahal, bahkan jika penggunaannya diperbaiki.
Untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, parfum semangka telah dikembangkan menggunakan produksi buah lokal.
Tanaman semangka dapat menghasilkan 4 hingga 10 buah dengan berat 50 gram hingga 4 ons. Periode panen rata-rata cenderung cepat, yang berkisar antara 55-58 hari. Inovasi ini tidak hanya memberikan solusi untuk merangsang kosmetik lokal, tetapi juga menyediakan lebih banyak produk lingkungan yang lebih lingkungan.
Sampai saat ini, tim Buni membuat sampo dan sabun dari kelompok parfum semangka.
“Saat ini, Melon Gama Gama sudah memproduksi parfum semangka, yaitu sampo dan sabun,” katanya.
Produk pengumpulan parfum GAMA dipasarkan melalui kerja sama parfum melon dengan PT. Nutrisi Indonesia dan Nudira Resources Indonesia.
Ekstrak semangka ini digunakan dalam produk sampo Nahla dalam Program Penelitian Produk (RISPRO). Proses produksi dilakukan di pertanian air rumah kaca, Panagan, Jawa Barat.
Awal komersial ini dari 2018-2021 dibuat untuk mengembangkan kendaraan aktif vital seperti flavonoid, turbinoid, dan shabonin. Diikuti oleh uji model awal untuk menyesuaikan sifat ekstrak wewangian semangka.
Solo di sana, Buda juga melakukan pencarian parfum semangka sebagai anti -kanker.
“Kami juga melakukan penelitian anti -kanker dan memerangi penjahat semangka ini.
Menurutnya, pengembangan budidaya tanaman yang inovatif, seperti kelompok parfum semangka, dapat mendukung kemerdekaan bangsa dalam industri kosmetik dan biomedis.
Selain itu, diharapkan penggunaan jenis buah -buahan sumur lokal untuk petani lokal.
Untuk penelitian ini, Buda dianugerahi Penghargaan Akademi Karad melalui Academic Academic Academic Award dari 2024 di Science, pada hari Jumat (12/13), di Graha Diktisaintk, Building D Floor 2, Jakarta.
Direktorat Umum Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Teknologi adalah salah satu peristiwa bergengsi yang menghargai pekerjaan akademisi dan peneliti.
Budi Dartyono memenangkan hadiah dalam kategori peneliti ilmiah terbaik pada tahun 2024. Dia memenangkan hadiah untuk karyanya yang berjudul
Menurutnya, penghargaan ini menjadi lebih antusias untuk menindaklanjuti penelitian yang mengembangkan potensi tanaman Indonesia untuk sesuatu yang berguna bagi masyarakat.
Dia berkata: “Saeed dan Saeed juga dan dia ingin menjadi motif bagi kolega, terutama di College of Biology, Dosen, Pendidikan dan Siswa, yang selalu berkontribusi untuk bekerja di negara dan negara bagian.”
“Misi kami di bidang akademik adalah untuk mengungkapkan kemungkinan keragaman Indonesia. Kami berharap bahwa penghargaan ini akan menjadi titik balik dalam kesadaran kami untuk terus bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara.”