Kesehatan

Kenapa Setelah Makan Langsung Buang Air Besar, Fenomena Normal atau Tanda Masalah Serius?

thedesignweb.co.id, Jakarta – Pernahkah Anda merasakan kebutuhan akan gerakan usus (buang air besar) segera setelah makan? Apakah ini hal yang alami atau persis pertanda masalah pencernaan? Di bawah ini adalah penjelasan dari fenomena ini dan apakah itu normal atau membutuhkan lebih banyak perhatian. Mengapa setelah makan gerakan usus?

Fenomena gerakan usus setelah memberi makan biasanya melibatkan apa yang disebut refleks katering. Ini adalah reaksi tubuh alami yang selalu terjadi.

Saat makanan memasuki lambung, tubuh Anda bereaksi segera, melepaskan hormon dan memesan usus besar ke infeksi. Kontraksi ini menggerakkan makanan melalui saluran pencernaan dan akhirnya meninggalkan tubuh.

Refleks gastrokolol ini memungkinkan lambung untuk mengakomodasi lebih banyak makanan, dan efeknya dapat berbeda dari cukup kuat hingga kuat. Setiap orang bisa merasakannya dengan cara yang berbeda. Apakah gerakan usus setelah makan normal?

Faktanya, buang air besar setelah makan adalah normal dan tidak selalu menunjukkan masalah pencernaan. Menurut Medical News, makanan membutuhkan waktu sekitar 1-2 hari untuk diproses sepenuhnya di saluran pencernaan hari ini.

Karena itu, jika Anda merasa perlu buang air besar setelah makan, mungkin makan makanan dari hari sebelumnya atau sebelumnya.

Cynthia Taylor Chavouptie, dari Healthline, menjelaskan bahwa proses diet untuk lulus sistem pencernaan dapat memakan waktu 10 hingga 73 jam, dengan waktu pencernaan rata -rata dalam waktu sekitar 28,7 jam.

Faktor -faktor seperti usia, jenis kelamin dan indikator massa tubuh juga mempengaruhi proses ini.

 

Secara umum, jika Anda bertahan secara teratur setelah setiap makan dan bangku terlihat normal, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, jika ada gejala tambahan seperti sakit perut, diare atau feses yang tidak biasa, itu mungkin merupakan tanda masalah kesehatan yang lebih serius. Cara mengelola refleks gastroto

Jika Anda ingin mengurangi frekuensi gerakan usus setelah makan, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda coba: Simpan diet harian Anda: Perhatikan kapan dan setelah makan apa yang muncul dari refleks gastrokol Anda. Rekam makanan yang sering membuatnya di kamar mandi. Hindari makanan: Jika Anda menemukan standar khusus antara makanan dan refleks, cobalah untuk menghindari makanan, yang biasanya pemicu seperti makanan gemuk, susu atau makanan serat tinggi. Mengelola stres: Stres dapat memperburuk refleks gastrokolol. Manajemen stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau olahraga dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitasnya.

Apakah Anda biasanya merasa mengganggu karena Anda harus kembali ke kamar mandi? Anda mungkin bertanya -tanya, “Mengapa saya mempertahankannya dengan cepat?” Jangan khawatir karena Anda tidak sendirian!

Seringkali buang air besar (BAB) dapat menjadi tanda berbagai masalah kesehatan. Periksa apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya, dikutip oleh Mayo Clinic dan di sini. 1. Gaya hidup

Apakah Anda hanya makan biji -bijian tinggi dan makanan serat sayuran utuh? Ini mungkin penyebabnya. Serat makanan membantu mencerna, yang dapat membuat Anda lebih sering kamar mandi. 2. Gejala penyakit lunak

Terkadang buang air besar biasanya bisa menjadi tanda penyakit ringan yang tidak berbahaya dan dirinya sendiri. Namun, masih memantau apakah gejala ini akan berlanjut.

 

Stres tidak hanya membuat pikiran Anda kacau, tetapi juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan. Beberapa orang sering mengalami kekalahan ketika stres, sementara yang lain bahkan mengalami sembelit. 4. Intoleransi terhadap alergi atau makanan

Jika tubuh Anda tidak cocok dengan beberapa makanan, seperti susu, fruktosa atau sukrosa, itu dapat menyebabkan diare kronis. Memperhatikan apa yang Anda makan dapat membantu mengidentifikasi masalah ini.

 

 

Hipertiroidisme, ketika kelenjar tiroid bekerja sangat cepat, dapat menyebabkan lebih banyak buang air besar dan Anda menderita diare. Ini harus diobati dengan bantuan medis. 6. Efek samping obat

Beberapa obat, terutama antibiotik, dapat mengganggu pencernaan dan menyebabkan peningkatan frekuensi usus.

Jika Anda sering buang air besar, itu tidak disertai dengan gejala lain, seperti nyeri perut, diare parah atau demam, Anda biasanya tidak perlu khawatir. Namun, jika gejala -gejala ini menghentikan tindakan Anda, konsultasikan dengan dokter untuk memastikan bahwa tidak ada masalah kesehatan yang serius.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *