Kesehatan

Bahaya Hantavirus: Penyakit Mematikan dari Hewan Pengerat yang Perlu Diwaspadai

Lipotan 6.

Virus ini bukan ancaman baru. Identitas pertamanya adalah untuk pertama kalinya di Korea pada tahun 1978, dan ada dua gejala utama dalam virus Hunta. Demam mual antara sindrom ginjal (HFRS) dan sindrom paru virus Hunta (HPS). 

Kasus ini lebih lanjut menegaskan pentingnya risiko virus Hunta, terutama di Indonesia, di mana informasi distribusinya masih terbatas.

HFRS lebih umum di Eropa dan Asia dan ditandai dengan gejala -gejala awal seperti influenza, yang dapat berupa hipotensi, syok, pendarahan, dan dapat mengalami gagal ginjal yang parah. Sementara itu, HPS lebih sering ditemukan di Amerika Serikat, dimulai dengan gejala influenza yang mengurangi gangguan pernapasan yang parah seperti batuk kering, sesak napas, dan edema paru, dengan angka kematian 40-50 %.

Transfer virus Hinta adalah melalui kontak dengan sarang tikus yang terinfeksi. Manusia dapat terpapar partikel virus, kontak langsung, atau konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. 

Penularan jarang terjadi melalui luka pemotongan atau tikus, tetapi kontak urin kotoran dan tikus adalah penyebab utama infeksi.

Menurut Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi PhD Indonesia, Profesor Tandra Yoga Adityama, HPS, sangat jarang, tetapi sangat mematikan, yang angka kematiannya adalah 38-42 %. 

Oleh karena itu, menjaga pembersihan lingkungan dan menghindari kontak dengan tikus adalah langkah utama untuk mencegah risiko virus Hinta.

Tidak ada pengobatan khusus untuk virus Hinta, jadi mencegah risiko infeksi adalah cara terbaik. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda mempertahankan pembersihan lingkungan Anda. Pastikan bahwa rumah dan lingkungan sekitarnya bersih dari daerah yang dapat menjadi mouse yang bisa menjadi sarang. Menutupi ruang dan lubang – Mouse dapat memasuki celah kecil di rumah. Tutup semua lubang dan gunakan perangkap mouse jika perlu. Simpan makanan dengan aman – simpan makanan dengan erat dalam wadah tertutup untuk mencegah polusi. Gunakan perangkat pelindung saat mencuci tikus – saat membersihkan area yang dapat terkontaminasi, gunakan topeng dan sarung tangan untuk mencegah partikel virus. Cuci tangan Anda secara teratur – Kebiasaan mudah ini membantu mencegah penyebaran virus dari permukaan yang terkontaminasi.

Risiko virus Hunta sering dikaitkan dengan kasus -kasus di Amerika Serikat dan Asia Timur, tetapi kehadiran infeksi virus Hinta dan virus jiwa di Indonesia telah dikonfirmasi. Dari 2015 hingga 2018, vektor penelitian khusus dan reservoir air (Richos Victura) telah menemukan bahwa virus ini menyebar ke berbagai tempat tinggal, termasuk pemukiman, ladang, dan hutan. Hasil ini menyoroti perlunya peningkatan sistem pemantauan kesehatan Indonesia, yang pertama -tama dapat mengungkapkan penyebaran virus. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *