THE NEWS Psikolog Ungkap Cara Bijak Merespons Informasi Risiko Bencana agar Tidak Panik
thedesignweb.co.id, Jakarta – h Ketika masyarakat menerima informasi tentang risiko bencana alam, mereka memiliki empat kecenderungan dalam bereaksi. Hal tersebut diungkapkan psikolog klinis Annisa Mega Radyani, M.Psi.
“Saat kita menghadapi (situasi kritis), biasanya masyarakat punya empat cara berpikir,” kata Annisa, Jumat (23/8), seperti dilansir ANTARA.
Annisa mengatakan, ada orang yang cenderung menyederhanakan dan memilah informasi hanya berdasarkan pemahamannya saja. Menurutnya, pola pikir tersebut bisa berbahaya karena membuat subjek tidak dapat memahami informasi secara utuh.
Jadi orang sering kali lebih percaya atau percaya pada hal-hal yang sudah mereka yakini. Kepercayaan terhadap sesuatu yang terpatri dalam pikiran seperti ini justru bisa menimbulkan asumsi-asumsi yang memicu kepanikan.
Selain itu, menurut psikolog jebolan Universitas Indonesia ini, ada juga yang menyikapi informasi kondisi kritis tertentu dengan lebih banyak mempelajari hal-hal terkait risiko. Annisa mengatakan, reaksi seperti itu bisa membuat orang tersebut kewalahan dengan informasi, termasuk hal-hal yang tidak relevan, dan panik.
“Kita sering tahu terlalu banyak, dan ketika kita tahu terlalu banyak, kita jadi terlalu panik dan berakhir dalam keadaan terpuruk, mencari informasi tapi tidak berbuat apa-apa,” kata Annisa.
Selain itu, kata dia, masih ada masyarakat yang cenderung tetap percaya pada informasi bencana yang pertama kali diterimanya. Faktanya, informasi risiko bencana alam masih terus berkembang.
Terkait perbedaan tren pola pikir masyarakat setelah menerima informasi bencana, Annisa mengatakan perlu dilakukan langkah cerdas agar masyarakat tetap bisa berpikir rasional dan tidak panik saat menerima informasi risiko bencana alam.
Annisa menyarankan, setelah menerima informasi terkait risiko bencana tertentu, sebaiknya mencari dan menyerap informasi secara cermat dan menyeluruh dari berbagai sumber yang kredibel.
Ia menekankan pentingnya mengakses informasi risiko bencana dari sumber yang terpercaya, mengingat banyak informasi yang belum terverifikasi kini beredar dengan cepat di Internet dan media sosial.
“Jadi jangan hanya mengandalkan satu atau dua sumber, apalagi media sosial. Itu perlu kita ketahui, carilah sumber yang terpercaya, baik berita maupun penelitian,” ujarnya.
Selain mencari tahu sendiri, ada baiknya juga Anda membagikan informasi terverifikasi kepada orang-orang terdekat.
Annisa juga mengingatkan masyarakat yang merasa takut saat menghadapi situasi genting agar tidak memendamnya sendiri melainkan menceritakan apa yang dirasakannya kepada orang-orang terdekat.
“Selalu ajak orang lain untuk saling mendukung atau melindungi dan juga saling berbagi informasi,” ujarnya.
Perasaan panik dan cemas setelah menerima informasi mengenai risiko bencana alam adalah hal yang wajar. Menurut Annisa, masyarakat yang merasa panik sebaiknya diberi waktu untuk menenangkan diri sebelum mengambil tindakan mitigasi bencana.
Langkah perbaikan yang dapat dilakukan antara lain membuat daftar kebutuhan saat terjadi bencana alam. Kemudian mempersiapkan barang-barang yang diperlukan jika terjadi bencana nasional.
“Cobalah kita tuliskan semua informasi dan hal-hal yang harus kita persiapkan, dan tentunya jangan sendiri-sendiri. Coba ajak orang lain berdiskusi agar kita bisa berdiskusi sejauh mana hal-hal yang kita tulis itu masih masuk akal. dan tahap rasional,” ujarnya. dan yang penting kita tidak sendirian dalam hal ini.”