DESIGN WEB Laba Emiten Boy Thohir ESSA Industries Indonesia Melonjak 244% pada September 2024, Ini Pendorongnya
thedesignweb.co.id, Jakarta – PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) milik Garibaldi Thohir atau akrab disapa Boy Thohir mengumumkan kinerja sembilan bulan hingga September 2024. ESSA Energy merupakan perusahaan tercatat. Industri kimia melalui kilang LPG (liquefied petroleum gas) dan pabrik amonia.
Hingga September 2024, pendapatan perseroan sebesar USD 230 juta atau sekitar Rp 3,58 triliun (nilai mata uang USD 15.551,40), turun 1% YoY. Namun EBITDA tercatat sebesar $97 juta pada September 2024, naik 47% YoY. Selama periode tersebut, perusahaan menghasilkan pendapatan $34 juta, atau pertumbuhan 244 persen YoY.
Sekretaris Perusahaan PT ESSA Industries Indonesia Tbk mengatakan, “Meskipun terjadi penurunan harga amonia sebesar 9% YoY menjadi US$345/MT pada bulan September 2024, volume produksi yang lebih tinggi dan biaya yang lebih baik menyebabkan peningkatan EBITDA.” , Shinta D.U. Siringoringo, Selasa (22/10/2024).
ESSA selalu menjaga standar keselamatan dan keandalan terbaik di pabriknya. Oleh karena itu, pabrik amoniak berhasil mencatatkan 8 juta jam operasi kumulatif tanpa kehilangan, sedangkan pabrik LPG mencapai tonggak sejarah dengan mencatatkan operasi non-stop selama lima tahun.
Servis pabrik amonia setiap dua minggu pada kuartal kedua tahun 2024 telah berhasil meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta peningkatan keandalan.
Sementara itu, harga amonia menunjukkan tren kenaikan pada triwulan III tahun 2024, dan ESSA memproyeksikan harga amoniak akan lebih baik pada triwulan IV tahun 2024.
Selain itu, harga LPG naik melampaui harga terendah musiman menyusul pengurangan produksi minyak secara sukarela oleh negara-negara anggota OPEC+.
“Dengan permintaan musim dingin yang bersifat musiman, harga LPG pada triwulan IV tahun 2024 juga diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan harga pada triwulan III tahun 2024,” kata Shinta.
ESSA bertujuan untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, mendukung kelestarian lingkungan dan selalu menjadi yang terdepan dalam pengembangan industri.
“Pada saat yang sama, ESSA terus mencari peluang baru yang sejalan dengan amanahnya untuk terus meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham,” kata Shinta.
Sebelumnya, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, pendapatan perseroan turun 15,97%. Namun pendapatan perseroan mampu meningkat sebesar 227,96% seiring dengan langkah penurunan pendapatan yang dilakukan perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan pada Selasa (23/4/2024) keterbukaan informasi Bir Stock Indonesia (BEI), perseroan memiliki 73,82 juta USD atau sekitar Rp 1,2 triliun (kurs Rp 16234,20 USD). Pendapatan ini turun 15,97% dari pendapatan perusahaan sebesar $87,85 juta pada kuartal pertama tahun 2024.
Pada periode tersebut, perseroan mampu menekan beban usaha menjadi $46,69 juta dibandingkan kuartal I-2023 sebesar $69,44 juta. Alhasil, perseroan membukukan pendapatan sebesar $27,13 juta pada kuartal I-2024, atau meningkat sebesar 47,35% dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar $18,41 juta.
Per 31 Maret 2024, ESSA Industries Indonesia membukukan beban penjualan sebesar Rp209.099, beban umum dan administrasi sebesar $6,83 juta, pendapatan keuangan sebesar $915,992, beban keuangan sebesar $3,47 juta, serta keuntungan dan kerugian lainnya sebesar $7,571.
Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan melaporkan laba sebesar USD 10,21 juta atau Rp 165,76 miliar periode berjalan yang dibagikan kepada pemilik induk usaha. Pendapatan tersebut meningkat 227,96% dari pendapatan yang dibukukan pada kuartal I-2023 sebesar USD 3,11 juta. Aktif
Aset perseroan turun menjadi $683,26 juta dari $695,44 juta pada akhir tahun lalu hingga 31 Maret 2024. Komitmen kuartal I-2024 turun dari $197,7 juta menjadi $172,9 juta pada akhir tahun 2023. Kemudian pada kuartal I-2024, sahamnya meningkat dari $497,74 juta menjadi $510,34 juta pada Desember 2023.
Namun, harga amonia ESSA turun 51% YoY menjadi rata-rata ₹344/MT pada 1Q24, karena peningkatan volume produksi dan pengurangan biaya berkontribusi terhadap pertumbuhan EBITDA. Pada awal tahun 2024, penurunan harga amoniak akibat permasalahan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan Laut Merah mencapai titik terendah pada Maret 2024 dan kemudian menunjukkan tren peningkatan. Nilai amonia
ESSA memperkirakan harga amonia akan tetap pada level yang sama hingga tahun 2023. Pada saat yang sama, harga LPG meningkat tajam akibat penurunan produksi minyak di negara-negara anggota OPEC+.
ESSA terus fokus pada keunggulan manufaktur, kelestarian lingkungan, dan adaptasi terhadap dinamika industri yang terus berkembang. Dengan fokus yang teguh pada inovasi dan pertumbuhan, ESSA terus menjajaki peluang baru sejalan dengan kemampuan unggulnya.