4 Cara Penularan Mpox, Salah Satunya dari Ibu ke Janin!
thedesignweb.co.id, Batavia – Mpox merupakan penyakit menular yang dapat menyebar melalui berbagai cara. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari kelompok orthopoxvirus bernama Human Monkeypox Virus yang disebarkan melalui tikus Afrika.
Tikus, lebih banyak dibandingkan primata lainnya (kera/monyet), disebut-sebut sebagai penyebab terbesar penyebaran mpox.
Mpox dikenal sebagai penyakit zoonosis karena kemampuannya menular dari hewan ke manusia. Menurut Hadianti Adlani, dokter spesialis penyakit dalam, subspesialis penyakit menular tropis, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, penularan pada manusia bisa terjadi melalui berbagai cara. Sebenarnya virus ini bisa menular dari ibu hamil ke janinnya.
Hadianti dalam siaran persnya dikutip Senin (26/8/2024), “Seorang wanita yang sedang hamil dan tertular mpox dapat menularkan penyakit tersebut ke janinnya atau melalui kontak kulit antara ibu dan anak saat melahirkan.” .”
Hadianty mengatakan, cara penularan mpox antar manusia adalah melalui kontak erat dengan saluran pernapasan, darah, cairan tubuh, dan sekret kulit, atau lesi mukosa yang mengandung virus penyebab mpox.
Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui: kontak erat, yang terjadi pada orang yang terjangkit penyakit gondongan kronis, terutama yang bersentuhan dengan droplet atau hubungan seksual. Yang dimaksud dengan lama dalam hal ini adalah lebih dari 4 jam. Pakaian, permadani, selimut, atau permukaan yang sebelumnya pernah digunakan atau disentuh oleh lepuh penderita cacar monyet terkontaminasi dengan cairan atau cairan.
Hadianti mengatakan, penyakit Mpox dulu dikenal dengan nama cacar monyet dan monyet bisa mengendalikan atau menyembuhkan penyakit tersebut sendiri.
Infeksi ini pertama kali ditemukan pada monyet dan berasal dari Afrika, khususnya Afrika Tengah dan Afrika Barat yang merupakan daerah hujan tropis.
Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia dan jenis kelamin. Namun, infeksi ini lebih serius dan lebih sering terjadi pada anak-anak. Umumnya, jika terpapar, pasien akan kebal atau memiliki kekebalan hingga 85 persen terhadap penyakit tersebut. Kekebalan ini mirip dengan kekebalan seseorang yang telah menerima vaksinasi cacar.
Namun, jika sistem kekebalan tubuh menurun, seperti pada kasus orang dengan sistem imun lemah, mereka mungkin akan diserang lagi atau terkena dampaknya lebih dari satu kali.
Gejala klinis Mpox pada manusia hampir sama dengan gejala penyakit cacar atau cacar sapi yang sudah hilang pada tahun 1980-an.
Meskipun gejalanya tidak separah cacar, mpox dapat menyebar luas di banyak negara Afrika. Seperti halnya virus cacar penyebab cacar air atau cacar, virus penyebab mpox juga merupakan spesies dari genus Orthopoxvirus dan famili Poxviridae.
Gejala mpox lebih ringan dibandingkan cacar air yang disebabkan oleh virus varicella, namun bisa lebih parah dibandingkan cacar air yang disebabkan oleh virus varicella.
MPox biasanya merupakan penyakit mandiri dengan gejala yang berlangsung selama 14-21 hari. Gejala awal penyakit gondongan antara lain: demam tinggi di atas 38°C, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening yang terasa di leher, lengan atau selangkangan, nyeri pada otot atau punggung, badan terasa lemas.
Ruam atau lesi kulit muncul dalam satu hingga tiga hari sejak gejala awal, dimulai pada wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lain. Kemudian muncul bintik-bintik merah seperti cacar (maculapapula), lecet atau jerawat berisi cairan bening.
Selama tujuh hari pertama, luka dan bisul bisa menyebar ke seluruh tubuh mulai dari wajah hingga kaki.
Meskipun gejala penyakit gondongan lebih ringan dibandingkan gejala cacar, penyakit ini bisa berakibat fatal. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder, gangguan pernafasan seperti pneumonia, sepsis, gangguan mata seperti berkurangnya penglihatan, bahkan kebutaan.
Selain itu, Mpox juga dapat menimbulkan akibat yang fatal hingga kematian, terutama pada anak-anak dengan angka kematian 1-10 persen.